Mohon tunggu...
Nabilah Salsabila
Nabilah Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ketahanan Energi-Universitas Pertahanan RI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelisik Strategi Kepemimpinan Jendral Soedirman (1916-1950)

18 Mei 2024   01:16 Diperbarui: 18 Mei 2024   01:22 1156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasca kemerdekaan Indonesia, tokoh-tokoh militer nasional memainkan peranan penting dalam mempertahankan kedauatan negara. Sebagai negara yang baru lahir dengan memiliki riwayat perah terjajah selama ratusan tahun, maka tidak serta merta akan terlepas dari ancaman-ancaman dari luar terutama dari negara-negara yang belum menerima sepenuhnya bahwa Indonesia telah merdeka. 

Untuk mempertahankan kedaulatan negara, maka diperlukan kekuatan negara yang kuat, baik dari segi alutsista maupun strategi yang matang. Selain berperan aktif dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, para pahlawan juga turut andil dalam menjaga stabilitas dan keamanan pasca kemerdekaan, dengan menghalau dari serangan-serangan asing yang ingin menjajah kembali Indonesia pasca kemerdekaan. Salah satu pahlawan yang terkenal adalah Jendral Soedirman (1916-1950). 

Sekilas Mengenai Jendral Soedirman

Didalam sejarah perjuangan para pahlawan, Jendral Soedirman menjadi salah satu nama pahlawan yang sering disebut. Beliau lahir di Purbalingga, 24 Januari 1916, dengan karir militernya masuk pada PETA (Pembela Tanah Air) serta menjadi komandan batalyon dan menjadi panglima TNI pertama di Indonesia. 

Soedirman pernah mengenyam pendidikan di HIK (Hollandsch-Inlandsche School) dan HIK (hillandsche Indlandsche Kweekschool) sebelum bergabung dengan PETA. Pasca kemerdekaan, beliau diangkat menjadi Panglima TNI pada usia muda, dengan gaya kepemimpinannya yang cakap nan berkarismatik, beliau mampu memenangkan pertempuran di Ambarawa dan pada saat Agresi Militer I dan II. Jendral Soedirman meninggal pada usia 34 tahun, ditanggal 29 Januari 1950 di Magelang, Jawa Tengah. 

Konsep Kepemimpinan Strategis

Sebagai seorang Jendral yang telah memimpin beberapa pertempuran seperti pada saat Agresi Militer I dan I, beliau memiliki taktik berperang yang sangat khas, yaitu bergerilya.  Adapun definisi kepemimpinan strategis adalah kemampuan seorang pemimpin untuk dapat mengantisipasi, merencanakan, dan menciptakan masa depan organisasi ataupun kelompoknya dengan memiliki visi jangka panjang. Didalamnya melibatkan pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi pada arah dan keberhasilan, kemampuan untuk menginspirasi dan mengarahkan pada goal yang telah ditetapkan sejak awal. 

Begitupula dengan kepemimpinan startegis dalam konteks militer, yang mana pemimpin harus mampu untuk memimpin , merumuskan permasalahan dan mengimplementasikan strategi yang terdiri dari perencanaan taktik atau strategi, pelaksanaannya dan pengendalian operasi militer yang bertujuan untuk mencapai pada tujuan nasional, yaitu menjaga keamanan dari segi geopoliti, geo-ekonomi maupun dari ancaman-ancaman lainnya. Namun, lebih jauh daripada itu, berikut adalah  strategi dan gaya kepemimpinan beliau:

  • Memiliki komitmen dan semangat juang yang sangat tinggi; Jendral Sudirman sangat dikenal akan sifatnya yang memiliki komitmen yang sangat luar biasa terhadap perjuangan untuk memerdekakan Indonesia. eskipun memiiki keterbatasan yang pada saat itu menderita sakit Tuberkolusis, beliau tetap memimpin gerilya melawan pasukan Belanda selama Agresi MIliter I dan II. Beliau selalu menjadi garda terdepan bersama prajurtnya,yang mampu menyulutkan kobaran semangat ditiap barisan paa prajurit dalam melawan penjajah.
  • strategi gerilya yang efektif dalam menghadapi ancaman dari penjajah; Dalam melemahkan musuh yang memiliki kapasitas alutsista yang lebih modern dan canggih, beliau menggunakan taktik hit-and-run. Dengan menggunakan strategi ini, bisa melumpuhkan Belanda selama Agresi Militer I dan II 
  • Analisis dan strategi dan adaptasi dalam pertempuran; Jendral Soedirman dikenal sebagai ahli analisis strategi. Beliau mampu membaca kekuatan dan kelemahan dari musuh, serta memanfaatkan informasi yang didapatkan untuk mengatur serangan dan taktik bergerilya yang efektif serta menghitung prediksi kemenangan dalam setiap pertempuran.
  • Pemimpin yang kharismatik dan inspiratif bagi prajuritnya; Dengan melihat pada sifat dan sikap yang dimiliki Jendra Sudirman, dari segi keteladanan, keberanian dan keuletannya  menjadi contoh dan meningkankan moral serta semangat juang bagi prajurit-prajutnya.
  • Disiplin dan memiliki integritas yang tinggi; Salah satu sifat yang dimiliki oleh Jendral Soedirman adalah selalu menekankan pad pentignya etika dan kedisiplinan, terutama di dunia militer sebagai salah satu basic yang harus dimilik oleh setiap TNI.
  • Handal dalam mobilisasi rakyat untuk ikut berjuang; Beliau mampu menyatukan berbagai macam lapisan masyarakat dalam ikut andil dalam berjuang untuk melawan para penjajah. Sehingga terciptalah sinergi antara sipil dan militer untuk bekerja sama mmengusir penjajah.
  • Pandai dalam beradaptasi dan memiliki skill decision making yang baik; Jendral Soedirman memiliki kemampuan adaptasi yang baik, sehingga beliau mampu untuk menyesuaikan dirinya dalam berbagai kondisi dan memiliki kemampuan untuk membuat keputusan dengan cepat dan tepat dimedan pertumpuran. Hal ini menunjukan kualitas dari kepemimpinan beliau yang mampu mnilai situasi sekitar dengan cepat dan tepat untuk menentukan strategi perang selanjutnya dan yang sesuai.
  • Keteladanan; Dalam kehidupan pribadinya terlepas beliau sebagai seorang jendral, beliau sangat sederhana. Dengan melihat kterladanannya, kesederhanaan, kesetiaannya serta pengorbanannya bagi Ibu Pertiwi menjadi contoh yang harus dipedomanibagi para prajurit dan generasi penerus.

Kesimpulan

Gaya kepemimpinan Jendral Soedirman menjadi warisan tak benda bagi para TNI dan bangsa Indonesia. Berkat dedikasinya, strategi, dan semangat juang yang beliau kobarkan menjadi inspirasi bagi seluruh lapisan, baik dari masyarakat sipil maupun militer dalam menghadapi tantangan-tantangan selanjutnya yang akan dihadapi oleh Negara Indonesia dalam menjaga kedaulatan negara.

Melalui kepemimpinannya, beliau juga mampu menjadi pemimpin yang tidak hanya di medan perang, tetapi disetiap lini kehidupannya. Dengan sikap dan keteladannya tidak hanya menjaga Indonesia dari pihak-pihak yang ingin mengintervensi Indonesia, tetapi juga beliau membentuk karakter jiwa bangsa yang merdeka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun