Mohon tunggu...
Nabilah Salsabila
Nabilah Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ketahanan Energi-Universitas Pertahanan RI

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Madinah Al-Fadhilah bagi Pemerintahan Menurut Al-Farabi

30 Oktober 2019   11:41 Diperbarui: 30 Oktober 2019   12:00 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nama lengkapnya Abu Nasr Muhammad ibn Muhammad ibn Takas ibn Auzulagh, yang dilahirkan di Utrar (Farab) pada tauh 257 H, dan orang eropa mengenalnya Alpharabius. Al-Farabi adalah seorang filsuf islam yang paling banyak membicarakan masalah kemasyarakatan, meskipun bukan orang yang berkecimpung langsung dalam urusan kemasyarakatan. Ia menyatakan manusia adalah mahluk sosial yang mempunyai kecenderungan alami untuk bermasyarakat.

Al-Farabi menyatakan, sebagaimana dinyatakan oleh Plato bahwa bagian suatu negara sangat erat hubungannya dengan satu sama lain san saling bekerja sama. Sehingga ia memiliki pandangan mengenai Negara utama (Madinah Al-Fadhilah), dimana ia mempunyai warga yang berfungsi dan kemampuan yang tidak sama dengan yang lainnya dan berdasarkan pada kemampuannya yang dijiwai oleh rasa setia kawan dan kerja sama yang baik.

Dan kepala negaranya, haruslah seorang filsuf yang mendapatkan kearifan melalui pikiran dan rasio, ia haruslah seorang pemimpin yang arif dan bijaksana. Karena disini, tanggungjawab seorang kepala negara untuk mempertahankan wilayah, dan memakmurkan rakyatnya serta memperoleh kebahagiaan yang hakiki dan berhubungan dengan rohani.

Disamping adanya teori negara utama, ada juga lawan daripada itu yaitu negara rusak yang memiliki 4 macam, yaitu:

1. Negara bodoh (Madinah Al-Jahilah) yaitu ukuran kebahagiaanya dari segi materi, dengan hilangnya harta, kekayaan, jabatan mereka akan merasa sengsara. Tidak tidak merasakan kebahagiaan yang sebenarnya, yaitu kebahagiaan ruhani.

2. Nagara fasik (Madinah Al-Fasiqah) yaitu mereka mengetahui hakikat kebahagiaan itu apa, dari siapa dan bagaimana, namun perilaku penduduknya sama seperti negara bodoh.

3. Negara sesat (Madinah Ad-Dholalah) yaitu penduduk negara yang memiliki pemikiran yang salah mengenai Tuhan, bahkan kepala negaranya menganggap dirinya menerima wahyu dan menipu warganya serta dirinya sendiri.

4. Negara yang berubah (Madinah Al-Mutabaddilah) yaitu negara yang pada awalnya negara utama, dengan seiring perkembangan zaman, berubah dan terjadi kerusakan dalam berfikirnya.

Namun bentuk pemerintahan yang dirancang oleh Al-Farabi hanyalah bersifat teoritis dibandingkan realistis. Dan pemikirannya dipengaruhi oleh situasi dan kondisi pada saat itu yang mana terjadi banyak pemberontakan dan pertentangan pada masa dinasti Abbas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun