Mohon tunggu...
Nabilah AisyahMasbuchin
Nabilah AisyahMasbuchin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya tertarik dengan ekonomi dan jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengenali Diri Melalui Apresiasi terhadap Hal Kecil

6 Juli 2022   00:10 Diperbarui: 6 Juli 2022   00:33 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap individu hidup di dunia dengan berbagai pengalaman di dalamnya. Tak heran kita jumpai siklus kehidupan mulai dari bahagia, sedih, hingga kembali berbahagia. Manusia diciptakan dengan ragam emosi dan perasaan, sehingga kembali pada diri masing-masing terkait penyelesaiannya.

Hidup di dunia dengan banyak individu di dalamnya, membuat kita belajar bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, kita semua juga belajar bagaimana mengerti, memahami, dan peduli terhadap orang lain. 

Akan tetapi, apakah sosok yang paling dekat sudah kita ketahui? Sosok yang paling dekat adalah diri kita sendiri. Sejauh ini, sudahkah kita mengenali diri sendiri?

Diciptakan dengan ragam emosi, pemikiran, gagasan, serta keunikan di dalamnya, membuat masing-masing individu memiliki keunggulan tersendiri. Keunggulan yang sulit untuk bisa diimplementasikan hingga dicontoh oleh orang lain.

Hal yang paling sederhana ada keunggulan dalam pendidikan. Umumnya siswa/i dituntut untuk bisa menguasai keseluruhan mata pelajaran di sekolah, dan dipastikan siswa/i tersebut lulus dari jenjang pendidikan dengan tingkat pendidikan yang baik. Hal tersebut sering terjadi di Indonesia.

Stigma kurikulum tersebut memiliki pengaruh positif atau pun negatif. Sisi positif dari kurikulum tersebut adalah membantu mendorong siswa/i untuk terus giat belajar dengan rasa keingintahuan yang tinggi. Selain itu, sisi negatif dari kurikulum tersebut adalah ketika berhadapan dengan siswa/i yang memiliki keunggulan tidak seluas yang diharapkan, maka akan muncul rasa tidak percaya diri di sekolah.

Rasa tidak percaya diri itu muncul karena melihat lingkungan yang sangat berorientasi ke masa depan. Para siswa/i memiliki motivasi tersendiri untuk belajar, antara lain untuk tes seleksi masuk ke jenjang selanjutnya, ujian sekolah, serta untuk sarana meningkatkan kapasitas ilmu pengetahuan.

Perasaan tidak percaya diri tersebut dapat dikurangi dengan cara memberikan apresiasi terhadap diri sendiri. Ketika kita berhasil mempelajari setidaknya satu mata pelajaran, maka muncullah rasa kebanggaan karena bisa menyelesaikannya, contoh tersebut adalah kasus studi sederhana untuk bisa memberikan apresiasi terhadap diri sendiri.

Kegiatan apresiasi diri sendiri terdengar sangat umum dan cukup sulit untuk dilakukan, mengapa? Karena kesadaran untuk bisa memberikan waktu atau hadiah terbaik untuk diri sendiri lebih kecil daripada kesadaran untuk orang lain.

Sebagai manusia kita perlu adanya apresiasi, karena segala hal yang kita lakukan akan lebih bermakna ketika kita memberikan hal yang sepadan untuk apa yang kita lalukan.

Hal yang bisa kita lakukan sebagai bentuk apresiasi diri sendiri adalah:

  1. Istirahat 

Bentuk apresiasi yang pertama adalah membiarkan diri sendiri untuk beristirahat setelah melakukan pekerjaan sekolah atau sekadar membersihkan kamar tidur. Istirahat menjadi penting karena dapat dimanfaatkan sebagai recharge energy untuk melakukan aktivitas kembali secara produktif.

  1. Melakukan perjalanan ke tempat yang disukai

Sebagai bentuk apresiasi diri lainnya adalah kita membebaskan diri untuk mengikuti permintaan nalurinya. Dengan pergi ke tempat yang diinginkan ataupun tempat baru membuat perasaan akan kembali segar dan bahagia. Umumnya individu melakukan perjalanan ketika sudah menyelesaikan sesuatu yang membuatnya tidak bisa 'berlibur' saat itu, dan sebagai bentuk apresiasi diri melakukan perjalanan dapat dijadikan sebagai pilihan.

  1. Menginvestasikan hasil dari kerja keras saat ini untuk masa depan

Kerja keras yang berorientasi pada masa depan umumnya dalam mengalokasikan harta menjadi barang/jasa yang dapat diinvestasikan. Perihal alasan individu memilih untuk melakukan investasi, salah satunya dapat karena ingin memberikan sesuatu kepada diri sendiri dengan nominal yang berlipat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun