Mohon tunggu...
Nabilah SusiloPutri
Nabilah SusiloPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang

kesejarahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyebab dan Keterlibatan Amerika Serikat pada Perang Dunia 2 (1941-1945)

18 Maret 2023   09:26 Diperbarui: 18 Maret 2023   09:29 5535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Amerika Serikat dalam Perang Dunia 2  memiliki peran yang cukup berpengaruh, hal ini juga dilatarbelakangi dengan kemajuan Amerika Serikat secara finansial serta hegemoni pada abad ke 20 yang menjadikan Amerika Serikat sebagai negara yang sepadan dengan negara-negara besar lainnya. Diamana fokus Amerika pada Perang Dunia 2 tertuang dalam banyak aspek, mulai dari pengembangan dan penciptaan persenjataan teknologi persenjataan, pengembangan teknologi pesawat dan kapal perang, penguatan moril prajurit, hingga kepada propaganda yang diselipkan pada banyak budaya sub-kultur seperti kartun anak-anak dan poster iklan. Pada penulisan artikel ini saya memiliki fokus terkait dengan keterlibatan Amerika Serikat dalam melawan blok poros dalam berbagai pertempuran baik di Asia Pasifik maupun di Eropa.

Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia II

  • Pengaruh dari kekalahan blok poros pada perang dunia 1

Menyebabkan munculnya berbagai pengaruh nasionalisme di Eropa yang menyebabkan kebangkitan nafsu pembalasan terhadap negara-negara lain, seperti Jerman yang kalah dalam perang dunia 1, kemunculan Jerman dalam perang dunia 2 ditimbulkan oleh para golongan nasionalis yang sangat mendambakan pergerakan balas dendam yang didasari atas dasar ideologi revanchisme yang disebabkan banyaknya wilayah Jerman yang hilang pasca perjanjian Versailles.

  • Timbulnya partai Nazi 

Banyaknya dukungan masyarakat Jerman akan partai Nazi dan pemimpinnya bernama Adolf Hitler menjadikan semakin besarnya pengaruh Nazi dan ideologinya akan totalitarian semakin meluas ke seluruh Jerman. Pada tahun 1933 Hitler ditunjuk sebagai Kanselir Jerman dan setelah kebakaran Reichstag, Hitler membuat sebuah kebijakan akan negara satu partai totalitarian (Bullock, 1990). 

  • Italia yang dipimpin oleh seorang fasis Benito Mussolini  

Menjadikan Italia sebagai negara yang nasionalis, totaliter, dan fasis. Mussolini membawa Italia menjadi sebuah negara yang memiliki kebijakan luar negeri agresif dengan tujuan menjadikan Italia sebagai kekuatan dunia atau Kekaisaran Romawi Baru (Shaw, 2000).

  • Kekaisaran Jepang yang menjadi semakin militeristik dan invasif.

Awal mula yang dilakukan Jepang adalah dengan menyerang negara tetangganya, Tiongkok. Keadaan Tiongkok yang sedang kacau balau akibat perang saudara semakin diperparah akibat Invasi Jepang. Insiden Mukden yang terjadi ketika jalur kereta milik Jepang di wilayah Mukden atau sekarang Shenyang di bom. Insiden yang sebenarnya dilakukan oleh seorang opsir Jepang ini dituduhkan kepada Tiongkok. Atas insiden ini Jepang menggunakannya sebagai alasan untuk menyerang Manchuria da mendirikan negara boneka Manchukuo.

  • Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa dalam membendung banyaknya gerakan-gerakan invasif dari negara besar. 

Kegagalanya dalam menangkal peperangan di berbagai wilayah menjadikan banyak negara dengan perlahan terseret kedalam pusaran pertempuran termasuk dengan Amerika Serikat yang bergabung ke dalam perang dunia 2 sebagai konsekuensi akibat serangan massif Jepang di pasifik. Terbentuknya dua faksi menjadi sekutu dan poros menjadikan pertanda gagalnya Liga Bangsa-Bangsa dalam menjaga stabilitas dan ketentraman dunia.

  • Rentetan pertempuran dan invasi banyak terjadi pra perang dunia 2 

Seperti invasi Italia ke Ethiophia (Barker, 1971), invasi Jepang ke Tiongkok, invasi Jepang ke Mongolia dan Uni Soviet (Coox, 1990), perang saudara Spanyol (Beevor, 2006), serta pendudukan Eropa oleh Jerman.

Peran Amerika Pada Saat Perang Dunia II

Keterlibatan Amerika Serikat dalam perang dunia terjadi setelah serangan Jepang terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii pada 7 Desember 1941. sebelumnya Amerika memilih tindakan netralitas dalam responnya terhadap rentetan perang di Eropa dan pembentukan dua kubu, sekutu dan poros. Sebelum 1941 banyak masyarakat Amerika Serikat yang menentang keterlibatan pemerintah Amerika Serikat dalam memberikan berbagai bantuan dan embargo, seperti bantuan bagi Tiongkok dan blok sekutu di Eropa serta embargo barang seperti besi, baja, dan alat mekanik kepada Jepang setelah Jepang melakukan invasi ke wilayah Indocina (Morison, 2002). Bantuan lainnya adalah penukaran antara AS dengan Britania Raya, barang yang ditukarkan yaitu kapal-kapal penghancur milik AS dengan pangkalan militer milik Britania Raya (Maingot, 1994). Keterlibatan Amerika dalam perang dunia 2 dilakukan dalam banyak pertempuran yang terbelah menjadi dua front, teater Asia-Pasifik dan teater Eropa-Afrika Utara. 

  • SERANGAN PEARL HARBOUR

Dalam pertempurannya di Pasifik, Jepang melancarkan sebuah seragan yang mengejutkan terhadap Amerika Serikat dengan menyerang sebuah pangkalan militer milik Amerika Serikat yang berada di Hawaii. Sebuah pelabuhan militer yang berada di Honolulu diserang tepat sebelum pukul 8 pagi pada hari Minggu, 7 Desember 1941. Kekaisaran Jepang sendiri menamai serangan tersebut sebagai Hawaii Operation (Goldstein & Dillon, 2000). Menurut Fukudome (1955) selama perencanaan serangan ini dinamakan juga sebagai Operation Z. Serangan yang dilakukan Jepang ini mengakibatkan keterlibatan Amerika Serikat ke dalam pusaran perang dunia 2, serta memutarbalikkan pandangan masyarakat Amerika akan netralitas dalam perang besar ini. 

Segera setelah serangan pada 7 Desember, Amerika mendeklarasikan perang terhadap Jepang dan diikuti oleh negara-negara yang kontra terhadap blok poros seperti Inggris Raya, Perancis, dan Polandia. Kekaisaran Jepang mengerahkan sebanyak 353 pesawat (termasuk pesawat tempur dan pengebom) yang berdatangan dalam dua gelombang, pesawat-pesawat Jepang diangkut melalui 6 kapal induk (Parillo, 2006). Kerusakan yang dialami oleh Amerika Serikat karena serangan mendadak ini telah merusak 8 kapal tempur Amerika Serikat dan 4 dari 8 kapal yang rusak tersebut telah karam akibat kerusakan parah, selain itu terdapat 3 kapal penjelajah, 3 kapal perusak, serta kapal latih anti pesawat yang mengalami kerusakan dan Sebagian karam (Thomas, 2007).

  • OPERATION MARKET GARDEN

Keberpihakan Amerika Serikat pada Sekutu ditunjukkan melalui hadirnya pasukan Amerika dalam sebuah perang yang terjadi pada wilayah Belanda pada tanggal 17 hingga 25 September 1944. Tujuan dari operasi ini adalah untuk menguasai wilayah belakang garis depan musuh yang terdapat jembatan melintang diatas sungai Rhine serta menciptakan rute penyerangan sekutu ke utara Jerman (Wilmot, 1997).  Operasi ini merupakan sebuah serangan yang diharapkan dapat merebut pusat industri Jerman di utara dan diharapkan pula dapat mengakhiri perang sebelum natal tahun 1944. Pada operasi Market Garden Amerika Serikat mengerahkan Divisi Lintas Udara  ke-101 dan ke-82. Pada kenyataannya operasi Market Garden gagal dalam menghentikan peran. Pertempuran antara Sekutu dengan Jerman masih berlanjut hingga menyerahnya Jerman pada Mei 1945.

  • OPERATION OVERLORD

Amerika Serikat merupakan penyedia dan penyuplai terbanyak pasukan dan persenjataan (Ford & Zaloga, 2009) dalam Operasi Overlord atau disebut sebagai penyerangan Normandia. Penamaan Overlord sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk penempatan pasukan dalam skala yang sangat besar di Eropa (Churchill, 1951). Dalam penyerbuan ini pihak sekutu menempatkan banyak sekali titik-titik penyerangan, tujuannya adalah untuk menipu Jerman agar mereka sulit dalam menentukan lokasi penyerangan sekutu (Beevor, 2009). Pada garis pantai Normandia dibagi menjadi 7 sektor yang masing-masing disematkan nama berdasarkan urutan ejaan alphabet (Buckingham, 2004). Aspek penting keberhasilan Amerika dan sekutu dalam penyerangan Normandia adalah tipuan yang digunakan untuk membingungkan Jerman.

Beberapa bulan sebelum invasi berlangsung, sekutu menjalankan Operasi Bodyguard yang bertujuan untuk memberikan informasi palsu kepada Jerman tentang lokasi dan tanggal invasi serta pendaratan sekutu (Weinberg, 1995). Kemudian terdapat dua operasi, Operasi Fortitude utara dan Operasi Fortitude selatan. Fortitude utara adalah menggunakan sinyal radio palsu yang membuat Jerman menduga-duga bahwa akan terjadi serangan di Norwegia (Brown, 2007). Sedangkan Fortitude selatan dirancang agar membuat Jerman percaya akan terjadi invasi di wilayah Pas Du-Calais pada bulan Juli. Tipuan juga direncanakan dengan membuat divisi militer palsu seperti Grup Angkatan Darat ke-1 Amerika Serikat. Pendaratan dan invasi Normandia atau disebut dengan Operation Overlord merupakan sebuah operasi pendaratan dan invasi laut terbesar dalam sejarah, dengan melibatkan hampir 5000 kapal pendarat dan penyerang, 289 pesawat pengawal, serta 277 kapal penyapu ranjau (Beevor, 2009). Operasi Overlord juga merupakan sebuah kemenangan yang diperoleh Amerika dan sekutu melawan Jerman di front barat.

  • HIROSHIMA DAN NAGASAKI .

Setelah kalahnya Jerman dan Italia pada teater Eropa, menjadikan Jepang sebagai negara anggota blok poros akhir yang berjuang sendirian melawan gempuran sekutu. Pihak sekutu yang semakin menguat dan membesar menjadikan Jepang semakin merasa kewalahan. Kekalahan Jepang ditandai dengan dijatuhkannya dua bom atom oleh Amerika Serikat pada dua kota inti di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki. Setelah jatuhnya dua bom atom, pihak Jepang langsung menyatakan kekalahannya pada perang dunia 2. Awal mula pengembangan bom atom didasari dari penemuan fisi nuklir oleh dua ilmuwan Jerman, Otto Hanz dan Fritz Strassmann pada tahun 1938  serta penjelasan teori oleh Lise Meitner dan Otto Frisch yang memungkinkan dikembangkannya senjata bom atom (Jones, 1985). Pelaksanaan penelitian bom atom pertama dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 1939 (Jones, 1985) yang didorong oleh sentiment ketakutan para ilmuwan akan jatuhnya teknologi senjata pemusnah masal ke tangan pemerintahan Jerman yang fasis dan kekawatiran ini muncul dalam bentuk surat Einstein-Szilard. Pemilihan kota pertama yaitu Hiroshima didasari atas beberapa faktor, salah satunya karena Hiroshima sebagai pusat industri dan militer Jepang. Termasuk markas Angkatan Darat Umum Kedua Jepang yang memegang kendali wilayah Jepang bagian selatan (Giangreco, 2009). Pada saat bom dijatukan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 banyak orang yang melaporkan mendengar suara dentuman keras dan kilatan cahaya terang (Frank, 1999). 

Bom kedua dijatuhkan kembali oleh Amerika Serikat di kota Nagasaki, hal ini disebabkan masih belum adanya indikasi menyerahnya Jepang (Frank, 1999). Hal ini dipertegas dengan sebuah pesan yang disampaikan oleh seorang Laksamana Soemu Toyoda, seorang Kepala Staf Umum Angkatan Laut Jepang yang memperingatkan bahwa Amerika memiliki satu atau dua bom serupa, dan menyatakan bahwa "Kehancuran akan terus berdatangan, namun perang akan terus berjalan" (Hoyt, 2001).  Bom kedua dijatuhkan oleh Amerika Serikat pada 9 Agustus 1945 di Nagasaki. Bom atom yang diberi nama Fat Man ini telah menelan korban tewas yang bervariasi, disebutkan bahwaa sejumlah 7500 karyawan pabrik amunisi milik perusahaan Mitsubishi tewas, kemudian terdapat sejumlah karyawan pabrik lainnya yang tewas sebanyak 17.000 hingga 22.000 di Nagasaki (Sklar, 1984). Setelah dua bom dijatuhkan, pemerintah Jepang bersedia menyatakan kekalahan dan penyerahan diri, namun dengan sebuah syarat, penyerahan tidak berisikan tuntutan yang melawan hak prerogative Yang Mulia sebagai penguasa berdaulat (Kido & Yoshitake, 1966). Kaisar Hirohito mengumumkan pidato penyerahan diri Jepang pada 15 Agustus, walaupun sebagian masyarakat Jepang yang terdiri dari golongan militer menentang hal tersebut (Frank, 1999).

Dampak Perang Dunia II Terhadap Amerika

Perang dunia 2 tentu memiliki dampak bagi amerika sendiri dimana setelah berakhirnya perang dunia 2 yang ditandai dengan kalahnya Jerman di dalam perang dunia 2 berakhir dengan menyerahnya jerman dan jepang kepada sekutu yang mana kemudian ditandai dengan menandatangani perjanjian Postdam antara Jerman dan juga sekutu dengan negara yang kalah dalam perang dunia 2, dimana dilakukan di tanggal 2 Agustus tahun 1945 dan juga dengan adanya Perjanjian San Fransisco pada 8 September 1951 antara jepang dan juga sekutu. (Gunanto, A. 2017).  Dampak yang ditimbulkan setelah perang dunia 2 :

  • Menimbulkan terjadinya sebuah perang dingin, perang yang merupakan persaingan antara dua kekuatan besar, Amerika Serikat dan Uni Soviet. 

 Yang kemudian salah satu dampak terjadinya perang dingin adalah dicetuskannya Marshall Plan oleh Amerika Serikat yang bertujuan memulihkan ekonomi terdampak dari perang dunia 2 di kawasan Eropa Barat (Ariadi, 2017). Tujuan dari dibuatnya marshall plan yaitu membatasi penyebaran komunisme, membangun kembali wilayah hasil jajahan, memudahkan perdagangan antar regional dan meningkatkan kesejahteraan eropa (Hogan, 1987). Amerika Serikat dalam pelaksanaan Marshall Plan tidak secara langsung memberikan dana kepada negara penerima, akan tetapi Amerika memberikan semacam akomodasi berupa barang dan layanan berupa pengiriman transatlantic kepada negara yang berpartisipasi dalam perang dunia 2 (Grunbacher, 2012). Negara penerima bantuan diwakili secara kolektif dalam Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), yang dipimpin oleh seorang pejabat Inggris, Oliver Franks (Clayton, 1963). Yang mana adanya Marshall Plan yang muncul sebagai antisipasi dari menyebarnya paham komunis yang di antisipasi oleh Amerika menjadikan hal ini sebagai bukti dari adanya perang ideologi yang terjadi antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet. 

Dimana kemudian dengan adanya perang dingin tersebut memberikan Amerika kesempatan untuk bersaing tanpa adanya kekerasan yang tampak dengan US yang mana hal ini kemudian membuat Amerika bersaing dengan US dalam segi hal apapun tidak terkecuali dalam hal ilmu pengetahuan dimana kedua negara ini bersaing dalam hal pengetahuan yang kemudian memberikan dampak bagi Amerika dengan majunya IPTEK yang dimiliki oleh Amerika baik sebagai peninggalan dari perang dunia 2 seperti satelit dan juga baik IPTEK yang muncul setelah selesainya perang dingin. Kemudian dengan berakhirnya perang dunia 2 yang dengan tidak langsung Amerika keluar sebagai pememnang dari perang dunia 2. Lalu mulailah politik dunia dikuasai dua negara adikuasa baru, AS dan Uni Soviet. (Jones, 1985). Yang kemudian hal tersebut menjadikan Amerika dan juga Uni Soviet ke dalam bagian dari negara adikuasa yang keberadaanya tentu diperhitungkan di dalam tatanan dunia dalam berbabgai aspek dikarenakan adanya kekuatan besar yang dimiliki oleh amerika di dalam menjadi sebuah negara yang mana hal ini kemudian menjadikan amerika sebagai negara adikuasa sebagai negara yang di anggap memiliki peranan penting di dalam tatanan dunia dengan berbagai perannya di dalam tatanan dunia.

  • Mempelopori Terbentuknya PBB

Yaitu sebuah lembaga yang dibentuk untuk meredam konflik guna sebagai antisipasi yang dibuat untuk mencehag terjadinya perang dunia selanjutnya yang mana hal ini dilakukakn gunan menciptakan dunia yang damai dan menghindari adanya konfllik atau perang ,yang mana lembaga ini merupakan sebuah lembaga yang terhormat yang dimiliki oleh tatanan dunia,yang mana kemudian cikal bakal dari lahirmya PBB dikarenakan adanya dorongan dari pelopornya yitu Franklin Delano Rooselvet yang merupakan seorang berkebangsaan Amerika dan juga Winston Curchill berkebangsaan Inggris, dan juga Joseph Stalin berkebangsaan Uni Soviet,yang mana kita dapat menyimpulkan bahwasannya kebradaan PBB sekarang ini juga merupakan sebuah campur tangn dari negara-negara adikuasa termasuk di dalamnya Amerika,yang juga dapat diketahui bahwa pada masa saat ini Amerika juga menjadi bagian dari dewan keamana  PBB dan juga sebagai salah satru negara yang memiliki hak veto.

KESIMPULAN

Dampak Perang Dunia II Terhadap Amerika Perang dunia 2 tentu memiliki dampak bagi amerika sendiri dimana setelah berakhirnya perang dunia 2 yang ditandai dengan kalahnya Jerman di dalam perang dunia 2 berakhir dengan menyerahnya jerman dan jepang kepada sekutu yang mana kemudian ditandai dengan menandatangani perjanjian Postdam antara Jerman dan juga sekutu dengan negara yang kalah dalam perang dunia 2, dimana dilakukan di tanggal 2 Agustus tahun 1945 dan juga dengan adanya Perjanjian San Fransisco pada 8 September 1951 antara jepang dan juga sekutu. Yang kemudian hal tersebut menjadikan Amerika dan juga Uni Soviet ke dalam bagian dari negara adikuasa yang keberadaanya tentu diperhitungkan di dalam tatanan dunia dalam berbabgai aspek dikarenakan adanya kekuatan besar yang dimiliki oleh amerika di dalam menjadi sebuah negara yang mana hal ini kemudian menjadikan amerika sebagai negara adikuasa sebagai negara yang di anggap memiliki peranan penting di dalam tatanan dunia dengan berbagai perannya di dalam tatanan dunia. Kemudian terbentuknya PBB yang merupakan sebuah lembaga yang dibentuk untuk meredam konflik guna sebagai antisipasi yang dibuat untuk mencehag terjadinya perang dunia selanjutnya yang mana hal ini dilakukan gunan menciptakan dunia yang damai dan menghindari adanya konfllik atau perang ,yang mana lembaga ini merupakan sebuah lembaga yang terhormat yang dimiliki oleh tatanan dunia,yang mana kemudian cikal bakal dari lahirmya PBB dikarenakan adanya dorongan dari pelopornya yitu Franklin Delano Rooselvet yang merupakan seorang berkebangsaan Amerika dan juga Winston Curchill berkebangsaan Inggris, dan juga Joseph Stalin berkebangsaan Uni Soviet,yang mana kita dapat menyimpulkan bahwasannya kebradaan PBB sekarang ini juga merupakan sebuah campur tangn dari negara-negara adikuasa termasuk di dalamnya Amerika,yang juga dapat diketahui bahwa pada masa saat ini Amerika juga menjadi bagian dari dewan keamana  PBB dan juga sebagai salah satru negara yang memiliki hak veto.

DAFTAR PUSTAKA

Ariadi, K. (2017). PEMULIHAN PEREKONOMIAN EROPA BARAT MELALUI PROGRAM MARSHALL PLAN (Suatu Analisis Terhadap Tujuan Bantuan Ekonomi Amerika Serikat Kepada Eropa Barat Pasca Perang Dunia II). Universitas Negeri Jember, Faculty of Social and Political Sciences, Jember. Diambil kembali dari http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/83097 

Barker, A. (1971). The Rape of Ethiopia 1936. New York: Ballantine Book.

Beevor, A. (2006). The Battle For Spain: The Spanish Civil War 1936--1939. London: Phoenix.

Beevor, A. (2009). D-Day: The Battle for Normandy. Toronto: Viking.

Brown, A. (2007). Bodyguard of Lies: The Extraordinary True Story Behind D-Day. Guilfort, CT: Globe Pequot.

Buckingham, W. (2004). D-Day: The First 72 Hours. Gloucestershire: Tempus.

Bullock, A. (1990). Hitler: A Study in Tyranny. London: Penguin Books.

Churchill, W. (1951). Closing the Ring. The Second World War. Boston: Houghton Mifflin.

Clayton, W. (1963). "GATT, the Marshall Plan, and OECD". Political Science Quarterly, 78(4), 493--503. doi:https://doi.org/10.2307%2F2146352

Coox, A. (1990). Nomonhan: Japan Against Russia, 1939. Redwood City: Stanford University Press.

Ford, K., & Zaloga, S. (2009). Overlord: The D-Day Landings. New York: Osprey.

Fukudome, S. (1955, Desember). Hawaii Operation. Proceedings, 81, 12, 15-31. United State Naval Institute.

Giangreco, D. (2009). Hell to Pay: Operation Downfall and the Invasion of Japan 1945--1947. Annapolis, Maryland: Naval Institute Press.

Goldstein, D., & Dillon, K. (2000). The Pearl Harbor Papers: Inside the Japanese Plans. Brassey's.

Grunbacher, A. (2012). "Cold-War Economics: The Use of Marshall Plan Counterpart Funds in Germany, 1948--1960". Central European History, 45(4), 697--716. doi:https://doi.org/10.1017%2FS0008938912000659

Gunanto, A. (2017). Seri Pengayaan Pendalaman Buku Teks Sejarah 2A Program Peminatan Kelas XI SMA. Yudistira.

Hogan, M. (1987). The Marshall Plan: America, Britain, and the Reconstruction of Western Europe, 1947--1952. Cambrigde: Cambridge University Press.

Jones, V. (1985). Manhattan: The Army and the Atomic Bomb. Washington D.C: United States Army Center of Military History.

Maingot, A. (1994). The United States and the Caribbean: Challenges of an Asymmetrical Relationship. Colorado: Westview Press.

Parillo, M. (2006). The United States In Pacific. Dalam R. Higham, & S. Haris, Why Air Forces Fail: The Anatomy of Defeat (hal. 288). Kentucky: The University Press of Kentucky.

Shaw, A. (2000). World War: Day By Day. Osceola: MBI Publishing Company.

Thomas, E. (2007). Sea of Thunder: Four Commanders and the Last Great Naval Campaign 1941--1945. New York: Simon & Schuster.

Weinberg, G. (1995). A World at Arms: A Global History of World War II. Cambridge : Cambridge University Press.

Wilmot, C. (1997). The Struggle For Europe. Wordsworth Editions.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun