Mohon tunggu...
Nabilah Ayu
Nabilah Ayu Mohon Tunggu... Penulis - Content Creator
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya Nabilah Ayu, seorang penulis yang memiliki minat besar dalam bidang sosial. Dengan latar belakang seorang content creator, saya suka berbagi wawasan dan pemikiran saya melalui tulisan. Saya percaya bahwa pengetahuan harus dibagikan untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Di Kompasiana, saya berharap dapat terhubung dengan pembaca yang memiliki minat serupa dan berkontribusi pada diskusi yang bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Bye-bye Tantrum! Tips Sukses Mendidik Anak Agar Patuh dan Mandiri

13 Juni 2024   13:38 Diperbarui: 25 Juni 2024   14:05 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Parents mendidik anak bukanlah hal yang mudah ya, tentu kita mendambakan anak yang patuh dan mandiri. Namun, proses mendidik anak tidak selalu mudah. Seiring bertambahnya usia, anak bisa menjadi lebih sulit diarahkan dan diatur. Di fase ini orang tua sering dihadapkan pada dilema: mengikuti keinginan anak atau tetap tegas? Fase ini dinamakan tantrum. 

Dalam menghadapi tantangan ini, Happy Kamper hadir untuk membantu Parents menemukan berbagai macam aktivitas anak dengan cepat dan mudah. Dengan akses yang mudah terhadap informasi tentang kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak, aplikasi ini dapat membantu menciptakan pengalaman yang menyenangkan dan mendidik anak-anak secara seimbang.

Apa Itu Fase Tantrum?

Ilustrasi anak sedang tantrum (Sumber: Ners.unair) 
Ilustrasi anak sedang tantrum (Sumber: Ners.unair) 

Tahukah Parents? Anak yang mengamuk dan susah diarahkan dikenal dengan sebutan tantrum. Tantrum umumnya dialami oleh anak berusia 1,5 tahun hingga 4 tahun. Kondisi tantrum anak ditandai dengan emosi anak yang sulit dipahami dan sulit diekspresikan oleh kata-kata sehingga anak hanya menangis dan marah. 

Tantrum sendiri dibagi menjadi dua jenis yaitu tantrum manipulatif serta tantrum frustasi. Tantrum manipulatif ditandai dengan anak yang menangis ketika keinginannya tidak terpenuhi, sehingga tantrum ini merupakan alat agar keinginan anak dapat dipenuhi. 

Tantrum frustasi ditandai dengan perasaan emosional anak yang tidak bisa mengekspresikan keinginannya seperti saat sedang kelaparan, kelelahan, mengantuk serta merasakan gagal dalam suatu hal, sehingga tantrum merupakan alat untuk meluapkan emosional anak.

Lalu bagaimana ya Parents cara mengatasi anak tantrum? Apakah harus dituruti atau dibiarkan saja? Yuk simak caranya berikut ini!

Cara Mengatasi Anak Tantrum

Ilustrasi anak sedang memakai sepatu sendiri (Sumber gambar: freepik.com/Freepik)
Ilustrasi anak sedang memakai sepatu sendiri (Sumber gambar: freepik.com/Freepik)

1. Tenangkan Emosi Anak

Tantrum merupakan saat di mana emosi anak sedang mencapai puncak namun tidak dapat dikendalikan, sehingga anak menunjukan perlakuan yang agresif seperti memukul, membanting, dan melempar barang. Jika hal tersebut terjadi maka yang perlu dilakukan adalah menenangkan emosi anak dengan memberi tahu bahwa perbuatan merusak barang itu tidak baik, dan berikan solusi untuk anak meluapkan emosinya dengan menangis atau berteriak tanpa merusak barang.

2. Bantu Anak Mencari Solusi

Tantrum bisa diawali dengan hal yang sederhana, seperti anak kesulitan memakai sepatu, ingin makan tanpa disuapi, serta mengantuk. Parents harus peka dengan penyebab tantrum anak, jika penyebab tantrum ini sederhana maka tawarkan solusi sebelum anak tantrum. Jika anak ingin memakai sepatu namun gagal, maka Parents dapat menawarkan solusi dengan cara mencontohkan cara memakai sepatu. 

Jika anak tantrum sebab ingin makan sendiri tanpa disuapi, maka biarkan anak mengeksplor sendiri cara makannya dan jika anak mengantuk, maka sebelum anak tantrum Parents wajib berinisiatif untuk menidurkan anak meski dalam keadaan ramai agar jam tidur anak tidak berubah, sehingga saat bangun nanti, anak dapat bermain dengan ceria.

3. Biarkan Anak Meluapkan Emosi

Tantrum merupakan cara anak untuk melampiaskan amarahnya. Biarkan anak menangis ataupun berteriak sebagai ungkapan bentuk pelampiasan emosinya, selama mereka tidak melakukan hal yang berbahaya, namun Parents tetap harus memantau, ya. Cara ini dapat melatih anak sehingga saat dewasa anak dapat meluapkan emosi nya tanpa beradu mulut atau melampiaskan kekesalan kepada orang lain.

Itulah berbagai cara mengatasi anak tantrum, perlu diingat ya Parents, bahwa anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Maka dari itu mendidik anak harus dimulai sedini mungkin, agar ketika anak beranjak dewasa, mereka dapat tumbuh dengan mandiri dan patuh. Lalu bagaimana caranya mendidik anak sejak dini? Terlebih dengan menghadapi fase anak yang berbeda-beda di setiap tumbuh kembangnya. Simak tipsnya berikut ini!

Baca juga:
Bangun Kepercayaan Diri, Ini Deretan Manfaat Mengajarkan Anak Bersosialisasi Sejak Dini

Parents Wajib Tahu! 3 Kesalahan Mendidik Anak yang Harus Dihindari

Tips Mendidik Anak agar Patuh dan Mandiri

Ilustrasi seorang ayah mengajari anak memasak (Sumber: freepik.com/Freepik) 
Ilustrasi seorang ayah mengajari anak memasak (Sumber: freepik.com/Freepik) 

1. Dengarkan Setiap Cerita Anak

Cara pertama dalam mendidik anak adalah mendengarkan setiap ceritanya. Anak akan bertumbuh setiap harinya sehingga kosa kata anak pun akan berkembang dan mereka akan mulai membentuk kalimat-kalimat ketika berbicara. Parents wajib untuk mendengarkan ocehan anak sebagai bentuk penghargaan kepada mereka. Dengan cara mendengarkan keluh kesahnya akan membuat anak tidak takut untuk bercerita apapun kepada Parents, loh!

2. Berikan Apresiasi dan Pujian Pada Setiap Hasil yang Diperoleh

Cara mendidik anak yang kedua ini cukup sederhana, namun sering diabaikan. Memberikan apresiasi dan pujian atas setiap hasil yang dicapai anak sangat positif dalam membangun kepercayaan diri mereka. 

Dengan dukungan dari orang tua, anak akan merasa mampu melakukan berbagai hal dengan baik. Namun, jangan berlebihan dalam memuji. Memberikan kritik yang membangun juga penting agar anak dapat menikmati setiap proses belajar sebagai sebuah usaha, bukan hanya berfokus pada hasil akhir. 

3. Berikan Contoh dengan Berperilaku Baik

Apakah Parents pernah mendengar istilah "anak merupakan cerminan diri orang tua"? Istilah ini sangat relevan dengan tips yang ketiga. Peran orang tua dalam mendidik anak tidak hanya membimbing dan mengawasi anak dalam setiap pembelajarannya, tetapi juga memberikan contoh positif. 

Karena orang tua adalah orang terdekat dengan anak dan menjadi panutan atas perilaku mereka sejak dini, penting bagi Parents untuk selalu memberikan contoh berperilaku baik di depan anak. Perilaku baik ini dapat dimulai dengan hal-hal sederhana seperti mengajarkan sopan santun, menjaga kebersihan kamar anak, dan beribadah sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhan. 

Kesimpulan

Mendidik anak agar patuh dan mandiri memang bukan tugas yang mudah. Artikel ini memberikan panduan untuk membantu Parents menghadapi fase tantrum pada anak dan mendidik mereka dengan cara yang efektif. Anak yang mengalami tantrum membutuhkan penanganan yang tepat, seperti menenangkan emosinya, menawarkan solusi praktis, dan membiarkan mereka meluapkan emosi dengan aman.  

Selain itu, mendidik anak agar patuh dan mandiri bisa dimulai dengan mendengarkan setiap cerita mereka, memberikan apresiasi dan pujian yang sewajarnya, serta memberikan contoh perilaku baik. Parents harus peka terhadap karakteristik unik setiap anak dan menyesuaikan pendekatan pendidikan sesuai kebutuhan mereka.

Dengan mengikuti tips-tips ini, Parents dapat membantu anak tumbuh menjadi individu yang mandiri, patuh, dan mampu mengelola emosinya dengan baik. Ingatlah bahwa setiap anak berbeda, sehingga penting untuk selalu memberikan perhatian dan pengajaran yang positif sejak dini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun