Selain itu, fasilitias sekolah juga belum memadai. Contohnya ruang hijau. Tentu saja belajar di sekolah selama seharian penuh akan membuat murid ngebul apabila tidak diiringi dengan ruang hijau atau fasilitas lainnya untuk refreshing.Kualitas makanan pun dipertanyakan. Karena rata-rata sekolah di Indonesia masih bergantung kepada kantin per-seorang. Banyak orang tua yang khawatir akan gizi yang didapat anak mereka dalam masa pertumbuhannya di sekolah.
Orang tua yang memiliki jam kerja fleksibel tentu ingin menghabiskan waktu 1-2 jam untuk bertukar cerita dengan buah hati mereka.
Itu baru didaerah perkotaan. Bagaimana dengan di kabupaten atau pedesaan? Yang sebagian besar orang tuanya bekerja sebagai petani maupun nelayan atau pedagang. Jelas sekali para orang tua yang tinggal di kabupaten atau pedesaan memliki jam bekerja yang lebih fleksibel, dan mungkin menginginkan anak mereka ada di samping untuk membantu meringankan pekerjaan mereka. Karena biasanya juga, anak anak di kabupaten atau pedesaan lebih memilih membantu orang tua mereka dirumah daripada mengikuti pelajaran tambahan dari sekolah.
Jadi sebaiknya, biarkan sekolah yang memilih akan jadi apa sistem pendidikan yang diterapkan mereka masing masing karena para calon siswa dan orang tua pasti tau dengan jelas apa yang diusung oleh sekolah tesebut tanpa perlu dibuat kebijakan tertentu untuk mengaturnya. Banyak masalah pendidikan yang harusnya diselesaikan daripada membahas tentang Full Day Schoolyang sudah jelas ditentang banyak golongan dan kalangan. Kecuali apabila pemerintah sudah dapat mengatasi permasalahan sarana maupun prasarana sekolah baik di Kota sampai ke desa.
---------------------------------------------------------------------------------
Nama : Ulfi Nabila Febriani
NIM : 07031181520039
Kelas : Ilmu Komunikasi A
Kampus : Universitas Sriwijaya, Inderalaya
Dosen Pembimbing : Nur Aslamiah Supli, BIAM.,M.sc