Mohon tunggu...
Nabila Fatimah
Nabila Fatimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

MAHASISWA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Literasi Ekologis Di Era Digitalisasi

12 November 2023   21:26 Diperbarui: 12 November 2023   21:31 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO

                       LITERASI EKOLOGIS DI ERA DIGITALISASI

 

 

Literasi ekologi atau dikenal dengan istilah literasi lingkungan (ecoliteracy) adalah kemampuan seseorang dalam memahami pentingnya menjaga lingkungan serta mampu mengambil keputusan berkenaan dengan kelestarian lingkungan.

      Sementara itu anak-anak saat ini kehilangan minatnya dalam menjaga kelestarian lingkungan. Meningkatnya jumlah anak kecil yang dibiarkan menggunakan perangkat teknologi pada saat-saat kritis dalam perkembangannya telah menjadi pemandangan yang wajar dalam masyarakat saat ini. Literasi digital menjadi jauh lebih populer dibandingkan dengan literasi ekologi atau lingkungan. Buta ekologi telah membuat anak-anak mengenali sumber makanan yang mereka konsumsi sebagai produk supermarket, bukan produk pertanian. Pertanyaan utama bagi sebagian besar elemen pendidikan adalah bagaimana mendidik generasi masa depan agar menjadi warga dunia yang bertanggung jawab dan peduli terhadap planet ini. Waktu tidak bisa diputarbalikkan, namun manusia dan benda-benda lainnya terus berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan alam namun menempatkan manusia pada kategori spesies yang terancam punah. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan setiap anak, karena merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan melaksanakan pendidikan karakter berupa kepedulian terhadap lingkungan.

  • David W. Orr telah mengingatkan kita; "Jika hari ini adalah hari biasa di planet bumi, manusia akan menambah lima belas juta ton karbon ke atmosfer, menghancurkan 115 mil persegi hutan hujan tropis, menciptakan gurun seluas tujuh puluh dua mil persegi, menghilangkan antara empat puluh hingga seratus spesies, mengikis tujuh puluh -satu juta ton lapisan tanah atas, menambah dua puluh tujuh ratus ton CFC ke stratosfer, dan meningkatkan populasi mereka sebanyak 263.000. Kemarin, hari ini, dan besok."

               Di era teknologi media digital yang relatif baru, orang tua menghadapi tantangan karena tidak mampu memanfaatkan pengalaman atau kenangan masa kecil mereka sebagai panduan untuk mengawasi kehidupan digital anak-anak mereka dan pedoman moral yang terkait. dengan menjadi melek ekologi, individu dapat memperoleh pemahaman yang luas dan mendalam tentang akar penyebab krisis global. Pemahaman seperti ini akan memberdayakan siswa untuk membayangkan solusi dan bertindak dalam memperbaiki manifestasi lokal dari krisis ini

Meningkatkan literasi ekologis di era digital sangat penting untuk menjaga lingkungan dan keberlanjutan planet. Beberapa cara untuk melakukannya adalah:

  • Edukasi Online: Manfaatkan sumber daya online, seperti website, video, dan kursus daring, untuk belajar tentang isu-isu lingkungan dan solusinya.
  • Sosial Media: Gunakan platform media sosial untuk menyebarkan informasi tentang lingkungan dan mengikuti akun yang fokus pada isu-isu ekologi.
  • Aplikasi: Unduh aplikasi yang membantu Anda memantau dan mengurangi dampak lingkungan pribadi Anda, seperti aplikasi pelacakan emisi karbon.
  • Bergabung dalam Komunitas Online: Ikuti komunitas online yang tertarik pada lingkungan dan berpartisipasi dalam diskusi serta proyek-proyek yang mendukung keberlanjutan.
  • Mengikuti Berita Lingkungan: Terus memperbarui pengetahuan Anda tentang isu-isu lingkungan dengan mengikuti berita dan publikasi terkini.
  • Praktek Hidup Berkelanjutan: Terapkan praktik berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pengurangan pemakaian plastik dan hemat energi.

Literasi ekologis dalam era digital adalah kemampuan individu untuk memahami, menganalisis, dan berpartisipasi dalam isu-isu lingkungan menggunakan teknologi dan sumber daya digital. Hal ini melibatkan:

1. Pemahaman Isu-isu Lingkungan: Memahami isu-isu lingkungan, seperti perubahan iklim, keanekaragaman hayati, dan polusi, serta dampaknya terhadap planet dan kehidupan manusia.

2. Pengetahuan Teknologi: Menggunakan teknologi digital, seperti internet, aplikasi, dan media sosial, untuk mengakses dan menyebarkan informasi lingkungan.

3. Kritisitas Informasi: Mampu menilai kebenaran dan akurasi informasi lingkungan yang ditemukan online, serta menghindari penyebaran informasi palsu.

4. Partisipasi dalam Aksi Lingkungan: Terlibat dalam aktivitas dan kampanye yang mendukung keberlanjutan, seperti donasi online, petisi, dan aksi sukarela.

5. Mengurangi Dampak Pribadi: Menggunakan teknologi untuk mengurangi dampak lingkungan pribadi, misalnya dengan memantau konsumsi energi atau berbelanja secara berkelanjutan.

6. Pendidikan dan Penyadaran: Menggunakan platform digital untuk menyebarkan informasi dan edukasi tentang isu-isu lingkungan kepada orang lain.

Literasi ekologis dalam era digital penting karena teknologi memainkan peran besar dalam menyebarkan informasi dan memobilisasi tindakan lingkungan. Dengan literasi ekologis yang kuat, individu dapat lebih efektif dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan.

Cara meningkatkan kesadaran literasi ekologis di era digitalisasi :

1. *Kampanye Edukasi Online:*
   - Buat konten edukatif seperti artikel, infografis, dan video yang menjelaskan konsep literasi ekologis di era digital.
   - Gunakan platform blog, situs web, dan media sosial untuk menyebarkan informasi secara luas.

2. *Pelatihan Online:*
   - Sediakan kursus atau pelatihan online gratis mengenai praktik berkelanjutan di era digital, seperti pengelolaan limbah elektronik dan efisiensi energi.

3. *Kolaborasi dengan Influencer:*
   - Melibatkan influencer atau tokoh terkenal di media sosial yang peduli terhadap lingkungan untuk membantu menyampaikan pesan literasi ekologis kepada audiens mereka.

4. *Komunitas Online:*
   - Bentuk komunitas online yang fokus pada literasi ekologis, di mana anggota dapat saling bertukar informasi, pengalaman, dan ide mengenai praktik berkelanjutan.

5. *Penanaman Pohon Digital:*
   - Promosikan kampanye penanaman pohon digital sebagai simbol kontribusi terhadap lingkungan, dengan memanfaatkan platform atau aplikasi khusus.

6. *Kemitraan dengan Sekolah dan Perguruan Tinggi:*
   - Kolaborasi dengan institusi pendidikan untuk mengintegrasikan literasi ekologis dalam kurikulum dan menyelenggarakan kegiatan edukasi.

7. *Kampanye Pengguna Bijak:*
   - Ajarkan praktik-praktik pengguna bijak dalam penggunaan teknologi digital, termasuk cara mengurangi jejak karbon dan dampak lingkungan digital.

8. *Monitoring dan Evaluasi:*
   - Lakukan pemantauan terhadap efektivitas kampanye dengan mengukur tingkat partisipasi dan pemahaman masyarakat terkait literasi ekologis.

9. *Dukungan dari Pemerintah dan Bisnis:*
   - Ajak pemerintah dan perusahaan untuk mendukung inisiatif literasi ekologis dengan kebijakan dan praktik bisnis berkelanjutan.

10. *Akses Informasi yang Mudah:*
    - Pastikan informasi mengenai literasi ekologis mudah diakses melalui berbagai platform digital, termasuk aplikasi mobile dan situs web responsif.

Daftar Pustaka

Arini , Niken ., 2 mei 2019., " Literasi Ekologis di Era Era Teknologi Digital Modern" https://www.linkedin.com/pulse/ecological-literacy-age-modern-digital-technology-era-niken-arini?utm_source=share&utm_medium=guest_desktop&utm_campaign=copy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun