Jakarta, pusat metropolitan terbesar di Indonesia, terus meningkatkan kualitas transportasi umumnya agar lebih efisien, terjangkau, dan ramah lingkungan. Melalui pembangunan infrastruktur yang masif, pemerintah DKI Jakarta berusaha menciptakan sistem transportasi terintegrasi yang mampu mengurangi tingkah kemacetan sekaligus menekan polusi udara.
Salah stu langkah signifikan dalam pengelolaan transportasi umum di Jakarta adalah penyatuan berbagi moda seperti MRT, LRT, Transjakarta, KRL Commuter Line, dan angkutan kota. Pada awal 2023, sistem tiket elektronik bernama JakLingko diluncurkan untuk mempermudah perpindahan antara moda dengan menggunakan satu kartu atau aplikasi. Program ini bertujuan memberikan pengalaman perjalanan yang terhubung dan efisien bagi para penumpang.
“Kami ingin membangun sistem transportasi yang benar-benar terkoneksi melalui JakLingko. Dengan begitu, masyarakat akan lebih jarang bergantung pada kendaraan pribadi,” kata Heru Budi Hartono, Penjabat Gubernur DKI Jakarta.
Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta dan Light Rail Transit (LRT) menjadi tulang punggung mobilitas baru di ibu kota. Fase pertama MRT Jakarta (Lebak Bulus–Bundaran HI) telah berhasil memangkas waktu perjalanan secara signifikan, sementara pembangunan fase kedua menuju kawasan utara terus berlangsung.
Sementara itu, LRT Jakarta yang saat ini melayani rute Kelapa Gading–Velodrome juga direncanakan untuk diperluas hingga mencakup area Cibubur dan Bekasi. Dengan pengembangan ini, LRT diharapkan menjadi solusi bagi masyarakat di daerah penyangga untuk mengakses pusat kota dengan lebih mudah.
Transjakarta, sebagai operator bus utama, memulai revolusi ramah lingkungan dengan menghadirkan armada bus listrik. Inisiatif ini menjadi bagian dari langkah Jakarta untuk mencapai target emisi nol bersih (net zero emission) pada tahun 2050. Pada 2024, diproyeksikan sekitar 1.000 unit bus listrik akan melayani berbagai rute di ibu kota.
“Kami tidak hanya fokus pada kenyamanan penumpang, tetapi juga ingin berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih,” ujar Direktur Utama Transjakarta, M. Yana Aditya.
Meski telah menunjukkan kemajuan yang berarti, Jakarta masih menghadapi tantangan dalam transportasi umum, seperti kepadatan penumpang di jam sibuk, keterbatasan akses bagi penyandang disabilitas, serta kebutuhan akan penataan ulang jalur angkutan kota.
Namun, melalui investasi berkelanjutan dan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Jakarta secara perlahan bergerak menuju cita-cita menjadi kota dengan transportasi publik yang modern, inklusif, dan efisien.
“Transportasi publik di Jakarta bukan sekadar soal jarak. Ini tentang membangun kota yang lebih baik untuk semua lapisan masyarakat,” kata Taufik Hidayat, seorang pengguna MRT yang antusias dengan perubahan ini.