Mohon tunggu...
nabila fadia
nabila fadia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Hobi sks si paling kebut semalem

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pentingnya Pemahaman Orangtua terhadap Karakter Anak Remaja

6 Juli 2022   23:22 Diperbarui: 7 Juli 2022   05:32 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/ToL4AQ38yUwGGZZT8

Salah paham adalah hal yang sering terjadi antar orang tua. Kira-kira apa sih penyebabnya?

Komunikasi merupakan interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima dapat menanggapi secara langsung pula. Lalu apa hubungannya dengan kesalah pahaman, tentu sangat jelas berhubungan karena jika tidak adanya komunikasi tidak akan ada penyampaian dari setiap aktivitas yang dilakukan anak ataupun orang tua. 

Tak sedikit dari anak merasa kurangnya pemahaman orang tua akan dirinya. hal itu disebabkan oleh tidak lancarnya komunikasi antar mereka. Kira-kira apasih yang membuat hal itu terjadi, Takut dimarahi salah satu alasan yang membuat anak memilih untuk enggan berkomunikasi dengan orang tuanya. 

Tuntutan untuk selalu benar dan tidak boleh berbuat salah yang dilimpahkan pada anak oleh orang tua membuat tiap langkah dan perilakunya terbebani. Ia tidak yakin untuk menceritakan pengalamannya karena takut apakah hal tersebut sesuai atau tidak dengan harapan orang tua. Untuk itu, ia memilih diam daripada bercerita karena takut nantinya dimarahi.

Sebagai orang tua harusnya paham jika orang tua adalah sebaik-baiknya guru bagi anak, tetapi hal itu juga menjadi orang tua merasa selalu benar dan tidak ingin disalahkan dan hanya menuntut sesuatu yang sempurna dari anaknya. Usia remaja merupakan fase dimana ia perlu banyak belajar. Daripada memarahi anak, lebih baik bimbing ia dengan nasihat-nasihat yang mendidik tanpa perlu kekerasan verbal.

Dimarahi, kata yang sering diucap para anak remaja ketika curhat kepada teman sebayanya dan enggan untuk komunikasi lagi dengan orang tuanya. Karena mereka hanya ingin didengar dan didukung terlebih dahulu bukan hanya mendapat omelan tanpa adanya jalan keluar dari setiap permasalahan yang diutarakan anak ke orang tuanya.

Hal itu membuat anak mulai menutup diri dan mencari alasan lain yang singkat agar mempersingkat juga komunikasi dengan orang tuanya apalagi jika hal yang diceritakan itu bukanlah hal yang berdampak buruk terhadap dirinya. Karena sebenarnya setiap anak juga ingin selalu terbuka dan menceritakan segala sesuatu dengan orang tuanya, tapi terkadang karena hanya dapatnya omelan membuat hal itu terasa sangat mustahil bagi mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun