Mohon tunggu...
Nabila Ervanda putri
Nabila Ervanda putri Mohon Tunggu... Guru - Unversitas muhammadiyah jakarta

Hobi saya berenang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Berkualitas untuk Generasi Indonesia Emas

7 Januari 2024   00:04 Diperbarui: 7 Januari 2024   00:17 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemerdekaan Indonesia dijadikan suatu peristiwa sejarah yang menandakan besarnya kemungkinan akan terwujudnya Indonesia emas di tahun 2045 bagi seluruh masyarakat Indonesia. Keinginan serta cita-cita tersebut tak terlepas dari peran generasi muda. Mengingat bahwa diperkirakan pemuda atau generasi muda pada masa kini adalah pemegang tonggak kepemimpinan di masa yang akan datang. Generasi muda inilah yang menjadi penentu bagaimana Indonesia dimasa depan. Untuk mencapai Indonesia emas di tahun 2045, dibutuhkan bekal bagi konponen-komponen yang akan memperjuangkannya. Salah satunya pendidikan yang berkualitas 

Rakyat Indonesia, terutama pemudanya perlu dibekali dengan ilmu yang akan mereka terapkan di masa yang akan datang. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh peran pemerintah yang menjadi pemegang kunci kelanjutan pendidikan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan diberlakukannya undang-undang pendidikan, misalnya penerapan kurikulum 2013 yang berlandaskan pendidikan karakter, budi pekerti, warisan budaya, keaktifan dan kearifan lokal. Penerapan kebijakan ini akan berdampak sangat baik bagi generasi muda sehingga terbentuknya generasi muda yang berkarakter baik, aktif, dan tanggap terhadap lingkungan. Tetapi faktanya, kebijakan ini belum dilakukan dengan baik. Banyaknya kendala yang ditemukan seperti distribusi buku yang masih amburadul, adanya tenaga ahli kurikulum yang belum beres, hingga kurangnya sosialisasi dalam penerapan kebijakan ini membuat banyak sekolah yang keteteran dalam hal pelaksanaannya. Hal tersebut membuat kebijakan ini menjadi tidak efisien karena dinilai gagal dalam hal pelaksanaannya dan terkesan menghambur-hamburkan uang negara. Selain itu, kebanyakan pihak memandang hal ini sebagai permasalahan yang biasa terjadi, seolah-olah memandang bahwa visi Indonesia emas itu hanya sebatas formalitas dan ucapan tanpa realisasi belaka.

Kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah sangat dibutuhkan agar kebijakan yang terbentuk dapat berjalan secara efektif dan dapat menjadi kesepakatan nasional. Upaya tersebut dapat ditempuh sedini mungkin dengan pemanfaatan fasilitas dan sarana perpustakaan di sekolah. Perpustakan merupakan pusat sumber ilmu pengetahuan. Sekolah adalah tempat untuk mengembangkan dan memperdalam ilmu pengetahuan, menanamkan berbagai nilai, mempelajari teknologi, mengasah keterampilan dan bakat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Hadirnya perpustakaan di sekolah dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah sebagai media interaktif. Namun pola pikir masyarakat khususnya generasi muda terkait perpustakaan semakin menyudutkan keberadaan perpustakaan. Perpustakaan dianggap sebagai suatu tempat yang kaku, membosankan, yang hanya berisi tumpukkan buku-buku tua. Sebenarnya, pola pikir tersebut dapat dipatahkan dengan cara membaca apa yang saat ini sedang berkembang di kalangan para pelajar, apa yang saat ini sedang dibutuhkan para pelajar. Caranya dengan menciptakan kondisi perpustakaan semenarik mungkin, seindah mungkin, dan senyaman mungkin. Selain itu, perpustakaan bisa dimodifikasi menjadi lebih modern dan kekinian. Buku-buku dapat diakses dalam bentuk e-book, perpustakaan bisa dilengkapi dengan wifi sehingga pelajar dapat mengerjakan tugas disana dan dapat menggunakan buku yang ada diperpustakaan sebagai bahan referensi tugas. Beberapa hal sederhana tersebut dapat menyebabkan tingginya minat pelajar dalam membaca yang dapat menjadi aspek penting untuk mondorong terwujudnya generasi Indonesia emas di tahun 2045. Merealisasikan cita-cita itu tak selalu harus dengan cara yang rumit dan membutuhkan dana yang besar. Peluang untuk mencetak generasi emas itu dapat ditempuh dengan cara memberdayakan sumberdaya yang ada dan dibutuhkan kemampuan dalam membaca kondisi dan situasi yang sedang berkembang. Misalnya pada generasi muda, mereka akan cenderung mencoba hal-hal yang unik yang dianggap baru sehingga pembuat kebijakan dalam hal ini pemerintah dapat memanfaatkan asumsi tersebut dalam menciptakan peluang sebesar-besar mungkin untuk meningkatkan minat baca generasi muda. Tingginya minat baca generasi muda akan membuat mereka kaya dengan ilmu pengetahuan sehingga mempunyai bekal yang dan persiapan yang matang untuk menjadi tonggak berdirinya Indonesia emas ditahun 2045.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun