Pendidikan sosial adalah usaha yang dilakukan individu untuk mempengaruhi seseorang secara sadar, sengaja dan sistematis agar individu dapat membiasakan diri dalam mengembangkan dan mengamalkan sikap-sikap serta perilaku sosial dengan baik dan mulia dalam lingkungan masyarakat sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara.
Pendidikan sosial bertujuan untuk membantu individu dalam melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan sosial ialah membentuk manusia yang memiliki sifat sosial yang baik yang dapat bertanggungjawab dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial yaitu keluarga, kematangan pribadi, status sosial ekonomi, pendidikan, dan kapasitas mental. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan pendidikan sosial meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kondisi fisik dan psikis, kecerdasan dan tingkat pendidikan serta faktor eksternal yang meliputi faktor lingkungan.
Hubungan individu dengan sosial meliputi hal-hal sebagai berikut, yaitu hubungan anak terhadap orang tuanya, orang tua terhadap anaknya, hubungan dengan saudara, pasangan, karib kerabat, tetangga, teman, sesama muslim, masyarakat (non muslim), alam dan tumbuhan.
Perilaku sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain. Adapun unsur-unsur sosial yaitu kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan dan kewenangan.
Hadits tentang pendidikan sosial diantaranya berisikan sebagai berikut.
1. Anjuran untuk tidak tergantung kepada orang lain.Â
Contoh hadits: Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan di atas adalah tangan pemberi sementara tangan yang di bawah adalah tangan peminta-minta (HR. Muslim).
2. Berlindung dari penyakit sosial; seperti lemah, malas, penakut, dan sebagainya.
Contoh hadits: Dari Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, pikun, bakhil, dan aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur dan fitnah hidup dan mati" (HR. Muslim).
3. Memberikan manfaat kepada orang dan makhluk lain.
Contoh hadits: Tiada seorang muslim pun yang menanam suatu tanaman, melainkan apa saja yang dapat dimakan dari hasil tanamannya itu, maka itu adalah sebagai sedekah baginya, dan apa saja yang tercuri darinya, itupun sebagai sedekah baginya. Dan tidak pula diambil oleh seseorang, melainkan itupun sebagai sedekah baginya (HR. Muslim).
4. Memberikan kemudahan dan jangan mempersulit.
Contoh hadits: Dari Anas bin Malik r.a., ia berkata: "Mudahkanlah dan jangan mempersulit, tenangkan lah dan jangan membuatnya takut."
5. Keutuhan dan kekuatan dalam persatuan antara muslim.
Contoh hadits: Dari Abi Musa, dari Nabi Saw., beliau bersabda: "Orang mukmin dengan mukmin lainnya seperti bangunan yang satu bagian dengan bagian lain saling mengokohkan, kemudian Rasul merapatkan antara jari-jari tangannya,"
6. Adab bertetangga.
Contoh hadits: "Dari Abu Syuraih al-Khuza'i r.a. Sesungguhnya Nabi SAW bersabda:Â "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir maka berbuat baik (ihsan) kepada tetangganya, barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia menghormati tamunya dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah ia berkata-kata baik atau diam lah.(HR.Muslim)
7. Silaturrahmi.
Contoh: Abu Hurairah juga meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:Â
"Siapa yang (menyatakan) telah beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah menghormati tamunya dan siapa yang telah (menyatakan) beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah bersilaturrahmi, dan siapa yang telah (menyatakan) beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berkata-kata yang baik atau diam."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H