5.Minimnya Kesempatan Praktis Selama Kuliah
Kurangnya program magang atau kesempatan untuk membangun jaringan profesional selama kuliah mengakibatkan banyak mahasiswa kurang siap menghadapi kebutuhan pasar kerja. Tanpa pengalaman langsung di industri atau pengetahuan tentang bagaimana bekerja di lingkungan profesional, lulusan sering kali merasa kesulitan dalam mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidang studi mereka.
6.Kesenjangan Antara Ekspektasi dan Realitas
Ketidaksesuaian antara ekspektasi lulusan yang berharap langsung mendapat pekerjaan setelah lulus dan kenyataan dunia kerja yang lebih kompleks sering kali menyebabkan kekecewaan. Hal ini terjadi ketika mahasiswa baru menyadari tantangan sebenarnya di dunia profesional, yang jauh lebih rumit daripada yang mereka bayangkan saat masih di bangku kuliah.
Harapan Sebagai Agen Perubahan
Masyarakat sering memandang mahasiswa sebagai generasi yang mampu membawa perubahan positif bagi negara berkat pemikiran kritis dan ide-ide segar yang mereka miliki. Selain itu, mahasiswa juga menjadi harapan bagi keluarga untuk meningkatkan perekonomian mereka melalui pendidikan yang lebih tinggi. Namun, kenyataan yang ada justru berlawanan dengan harapan tersebut. Karena terbatasnya lowongan pekerjaan, banyak sarjana yang awalnya diharapkan bisa memperbaiki kondisi ekonomi keluarga, malah menjadi beban. Hal ini berkontribusi pada meningkatnya angka pengangguran di negara ini, karena kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki lulusan dan kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang.
Angka pengangguran sarjana
Pada tahun 2020, tingkat pengangguran meningkat menjadi 6,93% karena dampak pandemi yang menyebabkan banyak sektor, seperti pariwisata dan manufaktur, terhambat. Angka pengangguran kemudian mencapai puncaknya pada tahun 2021 dengan 8,75%. Namun, pada tahun 2022, tingkat pengangguran turun menjadi 8,4%, dan pada 2023 mencapai 7,99%. Proyeksi untuk 2024 menunjukkan penurunan lebih lanjut menjadi sekitar 7,2%.
Di sisi lain, pengangguran di kalangan sarjana juga menunjukkan angka yang tinggi. Pada 2023, pengangguran sarjana tercatat sekitar 5,18%. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan pasar kerja. Kurangnya pengalaman praktis, seperti magang, juga menjadi salah satu penyebab utama mengapa banyak sarjana kesulitan dalam mencari pekerjaan yang sesuai.
Faktor pengangguran dikalangan sarjana
Tingkat pengangguran di kalangan lulusan sarjana tetap tinggi meskipun jumlah lapangan pekerjaan terus berkembang, dan ini disebabkan oleh beberapa alasan utama: