Mohon tunggu...
Nabila Aulia Agustin
Nabila Aulia Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IPB University

Mahasiswa Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan IPB University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keberlanjutan dalam Industri Halal: Praktik Ramah Lingkungan dan Sosial

11 Juni 2024   18:00 Diperbarui: 11 Juni 2024   20:09 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: economic review

Dalam era globalisasi, isu keberlanjutan menjadi salah satu isu yang sangat krusial  karena semakin nyatanya dampak negatif dari perubahan iklim, kerusakan sumber daya alam, dan polusi lingkungan. Meningkatnya kesadaran terhadap masalah sosial dan lingkungan, membawa tuntutan yang kuat bagi industri dan masyarakat untuk mengadopsi praktik yang lebih ramah lingkungan. Industri memiliki peran penting dalam mencapai tujuan keberlanjutan global karena industri menjadi salah satu kontributor utama terhadap konsumsi energi, emisi karbon, dan limbah. Oleh karena itu, industri harus beralih dari praktik bisnis yang merugikan lingkungan ke praktik bisnis yang lebih memperhatikan keberlanjutan sosial dan lingkungan. Industri halal menjadi salah satu sektor yang sedang berkembang. Industri ini memiliki potensi dalam berbagai bidang, seperti makanan, kosmetik, farmasi, dan layanan lainnya.  Artikel ini akan membahas keberlanjutan dalam industri halal dalam mewujudkan praktik ramah yang ramah lingkungan dan sosial.

Pengertian Keberlanjutan dalam Industri Halal

Konsep keberlanjutan dalam industri halal yaitu dengan memastikan industri halal dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan tanpa mengganggu keseimbangan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Terdapat tiga pilar utama keberlanjutan ini yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi. Pilar lingkungan berkonsentrasi pada pengelolaan sumber daya alam secara adil dan lestari, seperti pengemasan produk dengan bahan ramah lingkungan. Pilar sosial berkonsentrasi pada kesejahteraan masyarakat dan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan, seperti pendidikan dan etika bisnis. Pilar ekonomi berkonsentrasi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkelanjutan. Oleh karena itu, keberlanjutan industri halal memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan industri halal secara berkelanjutan tanpa mengganggu keseimbangan lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Praktik Ramah Lingkungan dalam Industri Halal

Industri halal dapat melakukan berbagai upaya dalam mengadopsi praktik ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh bisnis terhadap lingkungan. Beberapa contoh praktik ramah lingkungan yang dilakukan oleh bisnis ini adalah penggunaan bahan baku yang berkelanjutan, pengelolaan limbah yang efektif, dan penggunaan energi terbarukan. Sebagai contoh, sebuah bisnis halal di Indonesia telah memasang panel surya di gudang untuk menghemat uang dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Di sisi lain, sebuah bisnis halal di Malaysia telah membangun sistem pengelolaan limbah yang berkelanjutan dan menggunakan bahan baku yang organik dan ramah lingkungan.

Contoh lainnya yaitu sebuah perusahaan halal di Malaysia yang menghasilkan produk dengan bahan baku organik dan ramah lingkungan telah berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca dan menghemat biaya energi dengan menggunakan energi terbarukan. Selain itu, perusahaan ini telah membangun sistem pengelolaan limbah yang berkelanjutan, yang dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh limbah. Ini adalah studi kasus yang sukses dalam penerapan praktik ramah lingkungan.

Praktik Sosial dalam Industri Halal

Dalam industri halal, praktik sosial dapat mendukung kesejahteraan sosial dalam berbagai cara. Contohnya perusahaan seperti PT Waskita Karya dan PT Bank BCA Syariah yang sangat berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, menciptakan lapangan kerja yang adil, dan memperhatikan tanggung jawab sosial dan efeknya terhadap masyarakat sekitar. Industri kecil dan menengah seperti bordir, konveksi, dan batik telah berkembang di Kabupaten Pasuruan, memberikan lapangan kerja dan menghasilkan produk yang dapat dijual di luar negeri. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga membuat peta jalan untuk mengawasi perilaku pelaku usaha jasa keuangan, memberikan pendidikan, dan melindungi konsumen. Ini dilakukan untuk menjaga kepercayaan konsumen dan mengawasi perilaku pelaku usaha jasa keuangan.

Manfaat dan Tantangan dalam Menerapkan Keberlanjutan

Penerapan praktik keberlanjutan dalam sektor sosial, ekonomi, dan lingkungan dapat membawa berbagai manfaat. Manfaat yang didapatkan penghematan biaya, meningkatkan profitabilitas, meningkatkan reputasi perusahaan, dan meningkatkan pendapatan bertumbuh. Namun, menerapkan praktik keberlanjutan juga memiliki tantangan, seperti biaya tinggi, regulasi yang kompleks, keterbatasan teknologi, kurangnya wawasan dan keahlian. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan tiga aspek utama, yaitu lingkungan, ekonomi, dan sosial, dalam pengembangan yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Keberlanjutan industri halal memungkinkan pertumbuhan yang seimbang tanpa mengganggu masyarakat, ekonomi, atau lingkungan. Praktik ramah lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan dan pengelolaan limbah yang efektif, serta praktik sosial, seperti pemberdayaan komunitas dan penciptaan lapangan kerja, menunjukkan manfaat yang signifikan dalam penghematan biaya dan peningkatan reputasi perusahaan. Meskipun tantangan seperti biaya tinggi dan regulasi kompleks ada, keberlanjutan tetap menjadi keharusan untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan secara bertanggung jawab.

Keberlanjutan dalam industri halal dapat menurunkan biaya operasional melalui penggunaan teknologi ramah lingkungan dan meningkatkan daya saing dan reputasi di mata konsumen. Ini mendorong inovasi produk dan kepatuhan terhadap undang-undang yang semakin ketat, dan meningkatkan hubungan dengan pemangku kepentingan seperti investor dan pemerintah. Dengan menciptakan lapangan kerja dan memberdayakan komunitas lokal, praktik sosial yang adil meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat nilai-nilai Islam tentang keseimbangan dan tanggung jawab. Akibatnya, keberlanjutan memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang signifikan, yang menciptakan nilai jangka panjang bagi industri halal dan masyarakat secara keseluruhan.

Perusahaan halal dapat meningkatkan praktik keberlanjutan dengan membangun sistem ketertelusuran, menggunakan energi terbarukan, mengelola limbah dengan baik, mendapatkan sertifikasi halal, mengembangkan inovasi dan kreativitas, dan bekerja sama dengan pemerintah. Dengan demikian, perusahaan halal dapat meningkatkan kualitas produk dan layanan, meningkatkan keunggulan mereka dibandingkan dengan pesaing mereka, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun