Mohon tunggu...
Aulia Nabila Safitri
Aulia Nabila Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Hereditas dan Lingkungan dalam Proses Perkembangan

7 November 2024   15:22 Diperbarui: 7 November 2024   15:24 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

 Teori Empirisme pertama kali dicetuskan oleh Francis Bacon (1531-1626),  yang di kemudian dikembangkan oleh beberapa tokoh seperti Thomas Hobbes,  John Locke dan Berkeley. Nama asli aliran ini adalah The School of British  Empiricism (Aliran Empirisme Inggris). John Locke berpendapat bahwa proses  perkembangan anak menjadi manusia dewasa ditentukan oleh lingkungan atau  pendidikan yang diterima sejak kecil. Empirisme adalah suatu aliran filsafat yang memberikan tekanan pada  pengalaman sebagai pengetahuan.

Teori Empirisme mempunyai beberapa asumsi dasar, yaitu sebagai  berikut: 

Manusia dapat dididik apa saja (kearah yang baik maupun buruk),  semua tergantung dengan pendidikan dan lingkungan sekitarnya.

Peran guru, orang tua dan lingkungan sangat penting karena akanmenentukan dan mendidik anak atau peserta didik sesuai dengankeinginannya.

Perkembangan seseorang sepenuhnya ditentukan oleh lingkungan,pendidikan dan pengalaman yang diterima sejak kecil.

Dalam teori ini, Faktor bawaan dari orang tua (faktor genetik) tidak dipentingkan. Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Menurut aliran ini, pendidik: sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting, sebab pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima pendidikan sebagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Kelemahan teori ini yaitu sebatas mementingkan pengalaman, sedangkan kemampuan dasar atau bakat yang dimiliki oleh seorang anak diabaikan. Padahal banyak anak yang berhasil karena menekuni bidang sesuai bakatnya walaupun lingkungan (sosial, alam, budaya) tidak mendukung.

Istilah Nativesme berasal dari bahasa latin yaitu nativus yang berarti karena kelahiran. Istilah lainnya natus yaitu lahir, nativis pembawaan. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap anak sejak dilahirkan sudah mempunyai berbagai pembawaan yang akan berkembang sendiri menurut arahnya masing-masing pembawaan anak itu ada yang baik dan ada yang buruk.

Teori nativisme digagas oleh Schopenhauer dari Jerman (1788-1860), dan diantara penganutnya adalah prof Heymans dan juga J.J.Rousseau, seorang ahli pendidikan bangsa Perancis. Menurut Rousseau pendidikan dan pembelajaran tidak ada hasilnya bahkan usaha- usaha pendidikan yang dilakukan manusia justru dapat merusak perkembangan anak secara wajar atau natural (Suwarno, 1992). Selanjutnya ditambahkan bahwa pendidikan adalah persoalan laizzes faire, persoalan membiarkan atau membebaskan pertumbuhan anak secara kodrati. Pendidikan bersifat negatif karena hanya sekedar bertugas untuk mengamati dan menghindarkan masuknya pengaruh buruk terhadap perkembangan potensi jiwaanak yang secara kodrat adalah baik. Anak yang memiliki pembawaan baik (potensi tertentu) dengan sendirinya dapat maju dan berkembang, sebaliknya anak yang pembawaannya sejak lahir buruk (jahat) pada akhirnya akan menjadi jahat, pendidikan tidak dapat merubah dan memperbaikinya.

Faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi perkembangan manusia dalam teori nativisme adalah sebagai berikut :

 Faktor genetik : faktor gen dari kedua orang tua yang mendorong adanya suatu bakat yang muncul dari diri anak. contohnya jika kedua orangtua anak itu seorang yang pandai maka anaknya memiliki pembawaan sebagai seorang yang pandai pula.

 Faktor kemampuan anak : faktor yang menjadikan seorang anak dapat mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun