Mohon tunggu...
Nabila Afira Quraina
Nabila Afira Quraina Mohon Tunggu... Konsultan - Female

bebas menulis sesuai dengan ide, pengalaman, dan gaya bahasaku

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pengalaman Kerja di Shopee

22 Desember 2024   11:46 Diperbarui: 23 Desember 2024   14:24 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya saya tidak pernah membayangkan bisa bekerja di perusahaan besar bersama tim Choki. Sudah kenal dengan Choki? Stiker ayam simbol kejayaan E-commerce Shopee. Bagi saya,mendapatkan pekerjaan dengan gaji UMR sedapatnya saja sudah cukup. Eh sama Allah dikasih lebih.

Sebenarnya bukan langsung ikut ke Shopee-nya sih, tapi ikut BPO (Business Process Outsourcing). BPO yang pernah saya apply dulu dari PT. VADS Indonesia, salah satu perusahaan outsourcing besar di Indonesia.

Jujur saya tidak pernah nyangka bisa bekerja disini, mengingat hanya dari lulusan D3 dengan jurusan tidak nyambung dengan posisi yang dilamar. Dulu pernah apply 3 tahun yang lalu tapi tidak ada kabar lanjutan. Waktu coba lagi tahun depannya alias 2 tahunan yang lalu, akhirnya bisa tembus.

Saya sempat merasa insecure loh ketika diterima di Shopee. Ini HRD-nya serius nerima saya sebagai calon karyawan disana? Bahkan teman yang saya ajak ngelamar disana aja juga ikut speechless. Tapi berhubung ini kenyataan, saya happy banget.

Ternyata bekerja di Shopee tidak se-menyeramkan yang saya kira. Saya pikir hanya lulusan-lulusan terbaik dari kampus ternama yang "boleh" kerja disana. Tapi kenyataannya, lulusan kampus kecil saja bisa juga. Ini buktinya saya jadi alumni Shopee.

Namanya kerja ikut orang pasti ada plus minusnya ya. Tapi kenyataannya, kerja di Shopee itu banyak enaknya. Lingkungan kerja dan jobdesk sih yang paling utama menurut standar opini saya. Kalau waktu saya masih bekerja disana sih SOP-nya jelas dan tegas.

Kapan lagi bisa dapat lingkungan kerja dengan orang-orangnya yang positif, jauh sekali dari kata toxic. Apalagi atasan atau Team Leader juga care banget ke anak-anaknya. Kawan-kawan se-batch juga seru dan kocak. Ini sisi plus dari segi pandangan saya, lingkungan kerja yang nyaman.

Adapun minus-nya ya dari segi gaji. Mungkin kalau masih se-wilayah dengan kantor Shopee (cabang Solo) a.k.a bukan anak rantau, cukup-cukup saja sih. Lain hal jika kondisi anak rantau seperti saya ya rentan "hemat" tiap bulan. Tetap bisa jajan kok, tapi terbatas.

Saya menggunakan beberapa metode untuk meminimalisir pengeluaran, tetapi hasilnya tetap terbatas bagi saya. Sekadar untuk membeli baju, sepatu, dsb itu saja nunggu ada insentif dulu. Oiya, disana ada insentif, lembur dan uang kontrak. Tapi masalahnya tiap bulan tidak selalu mendapatkan jumlah yang sama, selalu berbeda tergantung demand dari perusahaan.

Dulu saya memutuskan merantau dan bekerja di Shopee tidak serta merta mencari gaji, tetapi pengalaman kerja yang paling utama. Walaupun gajinya tidak seberapa untuk anak rantauan, syukuri dulu yang ada. Saya yakin, bekal pengalaman kerja project startup ini membuat CV makin dilirik HRD kalau-kalau resign dari Shopee.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun