(Ngadirojo, Wonogiri 16/08/2023) - Limbah plastik telah menjadi salah satu tantangan lingkungan terbesar di era modern ini. Penumpukan plastik di lautan, sungai, dan tempat pembuangan sampah telah menyebabkan dampak negatif yang signifikan terhadap ekosistem dan kesehatan manusia.Â
Salah satu lokasi KKN TIMM II Univeristas Diponegoro yaitu Desa Ngadirojo Lor sampah yang dihasilkan dari setiap rumah tangga hanya dibuang atau dibakar begitu saja belum ada pemanfaatan atau tindak lanjut dari masyarakat terhadap pengelolaan sampah.Â
Dalam upaya untuk mengurangi dampak limbah plastik, konsep inovatif seperti penggunaan ecobrick mulai mendapatkan perhatian. Ecobrick adalah metode mengemas sampah plastik menjadi bata padat, memberikan alternatif yang kreatif dan efektif dalam mengelola sampah plastik yang sulit didaur ulang.
Langkah-langkah Pemanfaatan Sampah menjadi Ecobrick
Pengumpulan Sampah Plastik: Tahap pertama melibatkan pengumpulan sampah plastik dari berbagai sumber yaitu siswa/I SD Negeri III Ngadirojo Lor, masyarakat, dan teman-teman KKN. Sampah plastik yang biasanya tidak dapat didaur ulang, seperti kantong plastik, bungkus makanan, dan potongan kecil plastik, diambil dan dibersihkan.
Persiapan Botol Plastik: Botol plastik bekas dengan leher lebar, seperti botol air mineral, menjadi wadah ideal untuk ecobrick. Botol harus dicuci dan dikeringkan sebelum digunakan.
Potong dan Isi Botol: Kelompok KKN Undip kemudian memotong sampah terkumpul menjadi potongan-potongan kecil yang sesuai, agar dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam botol. Kemudian, potongan-potongan ini dimasukkan ke dalam botol dan dipadatkan dengan kuat menggunakan tongkat atau alat serupa.
Proses Pemadatan: Pemadatan adalah kunci untuk menciptakan ecobrick yang kokoh dan tahan lama. Setiap lapisan sampah plastik perlu ditekan secara kuat untuk memastikan tidak ada celah yang terbentuk di dalam botol.
Penutupan Botol: Setelah botol diisi dan dipadatkan, tutup botol dipasang dengan erat. Ini akan mencegah sampah plastik keluar dari botol dan menjaga struktur ecobrick.
Pengukuran dan Labeling: Ecobrick dapat ditimbang untuk memastikan bahwa bobotnya mencukupi, umumnya antara 300 hingga 500 gram. Setelah ditimbang, ecobrick dilabeli dengan informasi seperti berat, tanggal pembuatan, dan jenis sampah plastik yang digunakan.
Pemanfaatan Ecobrick: Ecobrick yang telah selesai dapat digunakan dalam berbagai proyek konstruksi, seperti pembuatan bangku, pagar, atau dinding pemisah. Pemanfaatan ecobrick ini merupakan langkah nyata dalam mengurangi dampak limbah plastik dan menciptakan sesuatu yang berguna dari sampah.
Manfaat Ecobrick
Pemanfaatan sampah menjadi ecobrick memiliki beberapa manfaat signifikan:
Pengurangan Limbah Plastik: Metode ini membantu mengurangi jumlah sampah plastik yang masuk ke lingkungan, dengan mengubahnya menjadi bahan konstruksi yang berguna.
Pendidikan dan Kesadaran: Pembuatan ecobrick juga menciptakan kesadaran tentang dampak limbah plastik dan mengajarkan masyarakat cara mengelola sampah dengan lebih bijaksana.
Kreativitas dan Kolaborasi: Proses pembuatan ecobrick menginspirasi kreativitas dan kolaborasi di antara komunitas, yang bekerja bersama untuk mengurangi masalah limbah plastik.
Pemanfaatan sampah menjadi ecobrick oleh mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro menjadi rak buku ini adalah contoh inovasi yang berpotensi besar dalam mengatasi dampak limbah plastik. Dengan melibatkan sampah yang ada di lingkungan posko KKN dan desa sekitar dalam proses ini, kita dapat membangun kesadaran akan masalah lingkungan dan menciptakan solusi yang berkelanjutan untuk mengurangi pencemaran plastik. Langkah ini, meskipun kecil, memiliki potensi untuk membuat perubahan yang signifikan dalam perawatan planet kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H