Ketidaksetaraan antarkelompok populasi ada pada semua negara. Perbedaan yang ada melibatkan stratifikasi kasta berdasarkan sosial ekonomi, politik, etnis, budaya, hingga gender. Meskipun begitu, mungkin ada yang tidak menyadari bahwa pada level antarnegara pun juga terdapat ketidaksetaraan.Â
Berbeda dengan pola tren penyakit pada kelompok negara maju yang sudah minim sekali penyakit infeksi dan lebih didominasi oleh non communicable disease, kelompok negara berpenghasilan rendah memiliki pola penyakit yang sebaliknya.Â
Sudah bukan misteri lagi bahwa pada negara miskin memiliki tingkat penyakit menular akibat infeksi dan angka kekurangan gizi yang tinggi. Hal itu diakibatkan oleh sedikitnya makanan, air yang tidak bersih, tingkat sanitasi yang rendah, kegagalan untuk menangani lingkungan membuat paparan tinggi terhadap agen infeksi dan kurangnya perawatan medis yang tepat.
Topik kesehatan kali ini yang akan saya angkat ialah mengenai Neglected Tropical Disease.
Sebelum jauh membahas, sedikit pengertian dari Neglected Disease (ND) adalah penyakit yang dapat dicegah namun tidak mendapatkan banyak perhatian, sehingga obat dan vaksin menjadi underdeveloped, menyebabkan kesakitan yang kronis, ketidakmampuan bekerja, menurunkan kemampuan pasien mendapatkan penghasilan dan lebih jauh berujung pada kemiskinan. Dari Neglected Disease tersebut, penyumbang terbesarnya ialah Neglected Tropical Disease.Â
Neglected Tropical Disease (NTD) memiliki ciri utama
- Berkaitan kemiskinan
- Endemis pada negara tropis dan subtropis
- Kurang perhatian dari public health
- Dana penelitian dan pengembangan yang sedikit
- Biasanya berkaitan dengan kesakitan yang tinggi tetapi kematian yang rendah
- Seringkali tidak tersedia pengobatan yang spesifik.
Berdasarkan data WHO tahun 2019, terdapat estimasi sekitar satu milyar orang dari 149 negara menderita dari satu atau lebih NTD (termasuk dengue, trachoma, filariasis dan leishmaniasis, yang disebabkan oleh virus, bakteri, parasite, maupun cacing)
10/90 Gap
Ketidaksetaraan muncul akibat hanya kurang dari 10% sumber daya dunia digunakan untuk meneliti kesehatan negara berkembang, padahal menyumbang 90% dari total kematian akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah. Pendanaan sisanya sebesar 90% sumber daya dialokasikan untuk pengembangan dan penelitian dari hanya 10% masalah kesehatan didunia.
Bahkan sebuah laporan menyoroti tren yang memprihatinkan, hanya 8,5% dari pendanaan penelitian penyakit ND yang dialokasikan untuk NTD. Padahal seperti kita tahu bahwa NTD menyumbang proporsi terbesar pada ND.Â
Presentase pendanaan yang stagnan dan kekurangan dana penelitian yang berkelanjutan pada NTD membuat terhambatnya akses pada alat untuk mencegah, mendiagnosis, dan mengendalikan penyakit ini.