Mohon tunggu...
Nabila Allodia Syakirah
Nabila Allodia Syakirah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A student and full-time learner!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Security Dilemma di Kawasan Asia Pasifik: Tantangan dan Solusi

7 Mei 2023   20:40 Diperbarui: 7 Mei 2023   21:03 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep Security Dilemma, yang menyatakan bahwa negara dalam sistem yang anarkis harus memperhatikan keamanannya dan meningkatkan kekuatannya agar terhindar dari ancaman negara lain, terlihat dalam peningkatan anggaran militer China.

John Herz pertama kali memperkenalkan konsep ini di jurnal World Politics, dan menyatakan bahwa kekhawatiran ini menyebabkan negara-negara lain merasa tidak aman dan berusaha meningkatkan kekuatannya sendiri. Karena ketidakmungkinan merasa sepenuhnya aman dalam dunia yang kompetitif, ini memunculkan "lingkaran setan keamanan" dan dorongan untuk meningkatkan kekuatan semakin besar.

China dan Jepang telah memiliki sejarah panjang pertikaian politik, ekonomi, dan militer antara keduanya. China memiliki kekhawatiran terhadap Jepang sebagai pemimpin di wilayah Asia Pasifik yang didorong oleh sejarah imperialisme Jepang serta kekuatan militernya yang kuat. 

Selain sejarah imperialisme, Jepang juga memiliki kekuatan militernya yang kuat dan telah memperkuat pertahanan mereka dalam beberapa tahun terakhir. Peningkatan ini termasuk pembelian kapal perang, pesawat tempur, dan sistem pertahanan rudal. 

Kekuatan militer Jepang yang kuat dan kemampuan mereka untuk terlibat dalam operasi militer internasional, seperti yang terlihat di Afghanistan dan Irak, meningkatkan kekhawatiran China terhadap potensi Jepang sebagai pemimpin di wilayah Asia Pasifik. 

Selain itu, Jepang juga memiliki aliansi yang kuat dengan Amerika Serikat, yang merupakan kekuatan militer terbesar di dunia. Aliansi ini memberikan Jepang dukungan militer dan politik yang signifikan serta meningkatkan kekuatan dan keamanan mereka. Bagi China, aliansi ini juga meningkatkan kekhawatiran mereka terhadap potensi pengaruh Jepang di wilayah Asia Pasifik dan potensi konflik regional. China melihat Jepang sebagai ancaman potensial karena hubungan sejarah mereka dan hubungan dekat Jepang dengan AS dalam pertahanan. 

Jepang telah mengubah kebijakan pertahanannya dari pendekatan pasif menjadi aktif, yang menyebabkan China mengidentifikasi beberapa alasan untuk perubahan tersebut. Ini termasuk pergeseran fokus geo-strategis Jepang, kemampuan nuklir laten, perumusan kembali kerja sama keamanan dengan AS, dan kerja sama pertahanan bersama yang bertujuan untuk melawan China. 

Jepang juga meningkatkan pengeluaran pertahanannya karena kekhawatiran atas ekspansi militer Tiongkok, yang dapat menyebabkan dilema keamanan, yang mengarah pada model tindakan-reaksi dalam peningkatan peralatan militer dan mobilitas. 

Jepang mengalami dilema interpretasi dan respons, yang mengarah pada peningkatan pengeluaran militer. Pada tahun 2000, pengeluaran pertahanan Jepang meningkat untuk pertama kalinya menjadi 4,935 miliar yen, dan terus meningkat. Jumlah personel dan biaya pemeliharaan juga meningkat sebesar 15 miliar yen dalam pengeluaran pertahanan.

China menjadi perhatian di dunia politik global karena peningkatan anggaran pertahanan dan keamanannya yang terus meningkat. Hal ini terutama menjadi perhatian bagi negara-negara di kawasan, terutama Jepang, yang telah menjadi sumber kekhawatiran sejarah bagi China. 

China telah menempatkan fokusnya pada sistem pertahanan dan keamanan dalam menciptakan negara yang kuat. Situasi dilema keamanan yang dihadapi China memaksa mereka untuk mengambil langkah maju dalam sistem pertahanan dan keamanan mereka, melebihi negara-negara yang dianggap sebagai saingan dan ancaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun