Mohon tunggu...
nabilaaisha
nabilaaisha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berenang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ekonomi Tergantung Karena Perubahan Iklim Di Indonesia

22 Desember 2024   17:26 Diperbarui: 22 Desember 2024   17:24 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sektor pertanian di Indonesia juga tidak luput dari dampak perubahan iklim. Sebagian besar penduduk Indonesia bergantung pada pertanian sebagai mata pencaharian utama. Namun, cuaca yang semakin tidak menentu, musim yang semakin sulit diprediksi, dan suhu yang semakin panas telah mengganggu pola tanam dan hasil pertanian. Petani sering kali gagal panen karena kekeringan Panjang atau banjir yang meredam tanaman. 

Salah satu gangguan terbesar yang di hadapi sektor pertanian adalah bencana alam. Banjir yang terjadi akibat curah hujan yang tinggi dalam waktu singkat dapat merusak tanaman, menghancurkan fasilitas pertanian, dan merusak kualitas tanah yang dibutuhkan untuk Bertani. Di sisi lain, kekeringan yang panjang dapat mengancam keberlanjutan produksi pangan karena tanaman tidak mendapatkan cukup air untuk tumbuh dengan baik. Kondisi ini akan sangat berbahaya. 

penting bagi pemerintah dan stakeholder terkait untuk memberikan solusi berbasis teknologi yang dapat membantu petani dalam menghadapi perubahan iklim, seperti sistem irigasi pintar, penggunaan bibit unggul yang lebih tahan terhadap cuaca ekstrem, serta riset untuk mengembangkan varietas tanaman yang adaptif terhadap perubahan lingkungan.

Perubahan iklim yang semakin tidak menentu semakin memperburuk situasi ini. Suhu ekstrem yang tidak terduga dan pola curah hujan yang berubah-ubah menyebabkan ketidakpastian dalam siklus tanam dan panen. Petani yang biasanya dapat mengandalkan musim yang teratur untuk menentukan waktu tanam, kini harus beradaptasi dengan perubahan yang semakin sulit diprediksi. Dampaknya jelas: penurunan hasil pertanian, berkurangnya pasokan pangan, dan meningkatnya ketidakstabilan harga pangan di pasar. keterbatasan akses terhadap teknologi, kebijakan pemerintah yang kurang mendukung, serta bencana alam yang semakin sering terjadi. Oleh karena itu, langkah-langkah mitigasi dan adaptasi perlu diambil untuk menjaga stabilitas sektor pertanian, yang menjadi fondasi ketahanan pangan negara.

Selain itu fenomena perubahan iklim juga meningkatkan resiko penyakit tanaman. Hama dan penyakit tanaman yang sebelumnya jarang terjadi, kini mulain menyerang tanaman-tanaman utama seperti, padi, jagung, dan sayuran, dan ada banyak padi yang ambruk di karenakan anggin yang sangat kencang. 

Selain bencana alam, gangguan yang disebabkan oleh aktivitas manusia juga tak kalah berbahaya. Alih fungsi lahan menjadi kawasan industri atau perumahan mengurangi luas lahan pertanian yang tersedia. Dalam beberapa dekade terakhir, kita telah menyaksikan semakin berkurangnya lahan yang digunakan untuk bertani, padahal jumlah penduduk semakin meningkat. Akibatnya, kebutuhan pangan meningkat, namun kapasitas lahan untuk memenuhinya semakin terbatas. Bila tren ini tidak dihentikan, kita bisa terjebak dalam krisis pangan di masa depan.

Selain itu, polusi dari penggunaan pestisida dan pupuk kimia berlebihan juga merusak kualitas tanah dan mencemari air. Penggunaan bahan kimia ini tidak hanya mengancam keberlanjutan pertanian, tetapi juga kesehatan manusia. Tanaman yang tumbuh di tanah yang tercemar akan mengandung residu yang membahayakan konsumen, sementara air yang tercemar mengancam sumber daya alam yang digunakan untuk irigasi. Polusi dan kerusakan lingkungan ini jelas mengancam keberlanjutan sektor pertanian, yang sangat bergantung pada kualitas tanah dan sumber daya alam.

Sektor pertanian yang terganggu akan berimbas langsung pada perekonomian. Pertama, penurunan hasil pertanian mengarah pada kenaikan harga pangan. Jika pasokan berkurang, harga akan melambung, yang pada gilirannya akan mempengaruhi daya beli masyarakat, terutama yang berada di lapisan ekonomi bawah. Kenaikan harga pangan ini sering kali berujung pada inflasi yang dapat merugikan perekonomian secara keseluruhan.

Selain itu, sektor pertanian juga menyerap banyak tenaga kerja, terutama di daerah pedesaan. Jika sektor ini terpuruk, banyak petani dan pekerja pertanian yang akan kehilangan pekerjaan, memperburuk tingkat pengangguran. Ditambah lagi, ketergantungan pada impor pangan akan meningkat, yang bisa memperburuk neraca perdagangan dan menguras cadangan devisa negara. Negara yang sebelumnya bergantung pada ekspor produk pertanian juga akan merasakan dampaknya, karena ketidakstabilan produksi akan menyebabkan penurunan volume ekspor.

H. M. Chhetri, Climate Change and Agricultural Adaptation in Southeast Asia, Journal of Climate, 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun