Kemudian, organisasi Putri Mardika menghadapi kendala karena kurangnya pendanaan dan penurunan aktivitas organisasi yang biasanya berkontribusi dalam penyelenggaraan acara dan penulisan artikel. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kepentingan individu anggota dalam setiap urusan mereka. Faktor lain yang menyebabkan penurunan semangat organisasi ini adalah resistensi yang kuat dari masyarakat terhadap perubahan. Selain itu, dapat dikatakan bahwa abad ke-20 adalah periode awal dalam perjuangan hak-hak perempuan di Indonesia. Dalam konteks ini, Putri Mardika hadir dengan dampak yang mengubah pemikiran yang terbelenggu oleh adat istiadat yang merugikan perempuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H