Mohon tunggu...
Nabila Adabina
Nabila Adabina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Komputer Indonesia

Haii! this is my blog, enjoy:)

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tanggapan Tukang Parkir Mengenai Sistem Pembayaran Parkir Menggunakan Qris

16 Oktober 2024   20:23 Diperbarui: 16 Oktober 2024   20:37 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bandung - Uji coba skema pembayaran parkir menggunakan QRIS di Kota Bandung masih tetap dilanjutkan. Setelah diresmikan pada Kamis (10/10/2024), sistem pembayaran cashless alias nontunai untuk parkir on the street itu tetap dipertahankan.

Bapak Asep adalah salah satu warga yang sangat mendukung sistem pembayaran parkir menggunakan Qris dikarenakan itu sangat mempermudah beliau dan juga mempermudah mahasiswa ataupun anak muda. Beliau sudah bekerja sebagai juru parkir selama 15 tahun, salah satunya pernah bekerja di cipaganti selama 6 tahun. Bapak Asep mempunyai 3 anak, menurut beliau pekerjaannya sebagai tukang parkir tidak menyulitkan keluarganya karena semua orang merasa kesulitan jika tidak bersyukur, bahkan setelah pandemi beliau harus membangkitkan ekonomi keluarga.

Penghasilan beliau bekerja di Rumah Makan Betuah yaitu sebesar Rp. 125.000, 00 per harinya karena di Rumah Makan Betuah menerapkan sistem shift, Bapak Asep sendiri kerjanya di bagian shift pagi yaitu dari jam 9 pagi sampai jam 6 sore. Beliau sudah 2 Minggu mencoba sistem Qris dan beliau di puji oleh banyak orang karena anak zaman sekarang merasa sangat di permudah apalagi bagi orang-orang yang tidak pernah membawa uang cash.

Tanggapan Bapak Asep perihal sistem ini yaitu bisa dijadikan pedoman tabungan karena ia punya rekening, dan lebih efisien. Selain itu, banyak juga juru parkir yang tidak setuju karena mempersulit mereka bagi yang tidak mempunyai rekening, dan bekerja sebagai tukang parkir tidak mudah karena harus menjaga kendaraan orang, terlebih lagi belum resiko si juru parkir kalau ada kendaraan motor yang hilang.

Jadi, mengenai sistem ini banyak sekali pro dan kontranya, pro nya adalah ini keuntungan bagi anak muda zaman sekarang dan sangat efisien bagi beberapa juru parkir, sementara kontranya yaitu sebagian besar juru parkir adalah orang tua yang sangat tidak mengikuti perkembangan zaman dan tidak mempunyai rekening karena itulah menurut mereka sistem ini sangat mempersulit mereka, mereka menyebutkan " kalau ada yang mudah kenapa harus yang sulit? " " kalau cash kan bisa langsung beli makan dan minum jika kita merasa lapar, tidak perlu ribet harus mengeluarkan Qris ". Harapan juru parkir yang tidak setuju dengan sistem ini adalah pemerintah dapat mencari jalan keluarnya, karena sebagian besar dari mereka ini adalah satu-satunya mata pencaharian mereka untuk keluarga mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun