Mohon tunggu...
Nabila Akbar
Nabila Akbar Mohon Tunggu... Guru - Guru

a happy person

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Tepat Disiplin pada Anak

24 Februari 2023   11:49 Diperbarui: 7 Desember 2023   19:27 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disiplin merupakan sikap yang perlu ditanamkan sejak dini pada anak. Disiplin merupakan pengarahan tingkah laku dimana pengarahan tersebut harus dilakukan secara benar, baik, dan menyenangkan. Penanaman disiplin dilakukan sedini mungkin guna anak terbiasa berperilaku disiplin. Hal ini bisa dilakukan ketika anak sudah mulai menginjak usia 18 bulan. 

Kaidah pendisiplinan harus dengan kasih sayang tanpa menggunakan fisik maupun kekerasan. Karena pada dasarnya disiplin ialah membentuk kebiasaan baik sehingga harus meninggalkan kenangan yang baik. Jangan sampai proses mendisiplinan malah cenderung memaksa dan menyudutkan sehingga anak merasa terbebani dan enggan. 

Ketika kita tidak membiasakan proses mendisiplinan sejak dini, kelak anak tidak akan punya rasa tanggung jawab pribadi. Misal ketika ananda selesai bermain, mainan yang digunakan tidak dirapikan kembali, kemudian ibu yang membereskannya. Setelah beranjak dewasa kelak akan terbentuk kebiasaan bergantung pada orang lain dan tidak memiliki rasa tanggung jawab pada diri. Selain itu anak juga tidak mampu menempatkan diri dalam kelompok-kelompok orang. Maka dari itu, ketika kita sayang pada mereka, lakukanlah sejak dini. Namun perlu diperhatikan pula proses pendisiplinan seperti apa yang baik?

Hindarilah argumen yang terlalu banyak. Jangan sampai meninggalkan kesan di dalam diri mereka hal hal tersebut menjadi sebuah keterpaksaan dan keburukan. Gunakan kalimat dan perkataan yang tidak tajam. Jangan sampai kita menyudutkan anak kita dan menyalahkannya. Seolah perbuatan ananda adalah salah dan buruk
Sejatinya membiasakan sikap disiplin adalah untuk mengarahjan tingkah laku anak sampai dia tua. Maka dari itu perlu ditanam dalam-dalam dan bukan hanya sekadar masuk kuping kanan keluar kuping kiri.
Lantas ketika ayah dan bunda sudah menjalankan proses pendisiplinan tersebut, bagaimana dengan lingkungannya?
Jika lingkungan mendukung proses pendisiplinan pada anak, maka nersyukurlah. Namun jika lingkungan malah bertolak belakang dengan ayah bunda, maka yuk kita berjuang sedikit lebih keras. Biasanya anak akan lebih dimanjakan oleh nenek dan kakeknya. Hal ini tentu didasari oleh berbagai hal. Tugas kita sebagai orang tua adalah membicarakannya. Disinilah peran suami dibutuhkan. Ayah, jadikan momen ini untuk merendahkan dirimu dan suaramu, gunakan kalimat-kalimat tanya, dan sampaikanlah hal yang ingin dikatakan, tentu dengan kalimat yang baik.
Bagaimana bila ada resistensi?
Maka berhentilah dahulu.
Ketika belajar disiplin kita dipaksa untuk berlaku tega. Namun harus digaris bawahi bahwa perlu adanya rambu dalam rasa tega tersebut. Rasa tega perlu disesuaikan dengan usia, kehidupan emosi, dan tingkat kecerdasan anak. Kita juga harus dapat membaca bahasa tubuh dan menebak perasaan anak. Agar kita dapat menyesuaikan sesuai dengan posisi ananda.
Begitu penting ternyata pembiasaan disiplin tersebut. Yuk kita mulai belajar dan tanamkan agar tidak menyesal di krmudian hari. Semangat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun