Maraknya peningkatan kasus mpox yang terjadi di tahun 2024, WHO menetapkan mpox sebagai Public Health Emergency of International Concern. Mpox atau yang biasa dikenal dengan cacar monyet adalah penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia yang disebabkan oleh virus. Seiring berjalannya waktu, dengan peningkatan jumlah kasus dan penyebarannya, ternyata mpox dapat menular sesama manusia melalui kontak langsung dengan luka atau cairan tubuh orang yang terinfeksi mpox. Gejala awal mpox biasanya muncul 1-21 hari setelah terpapar dan akan mengalaminya selama 2 sampai 4 minggu, tergantung dari sistem kekebalan tubuhnya.
      Gejala awal mpox yang biasanya dirasakan oleh sebagaian orang adalah muncul ruam di seluruh bagian tubuh. Awalnya akan berupa bintik merah datar yang berkembang menjadi pustula dan berakhir menjadi krusta. Gejala umum yang terjadi pada penderita mpox adalah demam, sakit tenggorokan dan kepala, nyeri otot hingga pembengkakan kelenjar getah bening.Â
Beberapa orang juga mengalami pembengkakan pada rektum atau nyeri dan kesulitan saat buang air kecil. Bagi kelompok berisiko seperti anak-anak, ibu hamil, dan orang dengan imun tubuh lemah dapat mengalami penyakit serius dan kematian akibat komplikasi dari mpox.
      Seseorang yang mengalami gelaja mpox sebaiknya segera berkonsultasi ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya untuk memastikan apakah positif menderita mpox. Jika benar menderita mpox, penderita dapat melakukan perawatan dan pengobatan yang sesuai. Penderita mpox harus melakukan isolasi diri hingga gejala yang dialaminya hilang.Â
Penderita mpox juga membutuhkan pengobatan yang difokuskan untuk meredakan gejala yang dialaminya. Seseorang yang mengalami gejala umum seperti demam, sakit kepala, hingga nyeri otot dapat menggunakan obat simptomatik. Selain obat simptomatik, pengobatan mpox juga dapat menggunakan antivirus yang telah dikembangkan dan disetujui oleh WHO, yaitu tecovirimat, cidofovir, dan  brincidofovir.
Tecovirimat adalah obat antiviral yang digunakan untuk mengobati cacar dan mengatasi komplikasi setelah vaknisasi cacar. Tecovirimat bekerja dengan menghambat protein VP37 sehingga virus tidak bisa meninggalkan sel yang berinfeksi. Hal tersebut memperlambat penyebaran infeksi dan membatasi hingga sistem kekebalan tubuh dapat membersihkan virus. Cidofovir adalah obat antivirus yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi virus. Cidofovir bekerja dengan cara menghambat replikasi CMV secara selektif dengan menghambat sintesis DNA virus. Brincidofovir adalah obat oral yang bekerja untuk menghambat DNA polimerasi virus.
Penderita mpox dapat menggunakan air garam sebagai obat kumur untuk mengobati luka di  mulut dan mandi dengan air hangat yang sudah dicampur dengan garam epsom untuk mengatasi luka pada tubuh.Â
Yang dapat dilakukan penderita mpox dalam mencegah penularan ke orang lain adalah mengisolasi diri apabila memungkinkan, sering mencuci tangan dengan tangan sebelum dan setelah menyentuh luka, mengenakan masker dan menutup luka saat berada di sekitar orang lain, dan menghindari untuk menyentuh barang di ruang bersama seperti ruang keluarga dan dapur. Selain itu, untuk menjaga diri dari penyakit mpox, lebih baik menghindari hewan yang memiliki kemungkinan membawa virus.Â
Penderita mpox dianjurkan untuk tidak memecahkan lepuh atau menggaruk luka, karena akan memperlambat proses penyembuhan, menyebarkan ruam ke bagian tubuh lain, dan menginfeksi luka.
Promotor kesehatan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat umum tentang penyakit mpox. Seperti apa gejalanya, bagaimana cara untuk menangani apabila telah terpapar, dan langkah pencegahan apa yang harus dilakukan agar tidak terpapar oleh penyakit mpox. Diharapkan, masyarakat dapat menerapkan apa yang telah diinformasikan oleh promotor kesehatan.
KATA KUNCI : Luka, Mpox, Penyakit
DAFTAR PUSAKA
Tarmizi, dr. Siti Nadia. 2024. Butuh Pengobatan Jika Terinfeksi Mpox. https://kemkes.go.id/id/rilis-kesehatan/butuh-pengobatan-jika-terinfeksi-mpox [online]. (diakses pada 27 September 2024).Â
UPK Kemenkes. 2024. Kenali Bhaya Dan Gejala Mpox. https://upk.kemkes.go.id/new/kenali-bahaya-dan-gejala-mpox [online]. (diakses pada 27 September 2024).
World Health Organization. 2024. Mpox. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mpox [online]. (diakses pada 27 September 2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H