Jika boleh kembali ke masa itu
Waktu ketika ada punggung yang kokoh sebagai tempat sandaran
Waktu ketika ada genggaman tangan yang paling erat ketika bepergian
Waktu ketika ada senyum yang paling ikhlas setiap malam
Waktu ketika engkau lelah karena membangunkanku untuk ke sekolah
Waktu ketika engkau menghapus air mata sebelum pulang ke rumah
Waktu ketika engkau mengusap air mata sambil menenangkanku bahwa tidak terjadi apa-apa
Dan ketika aku beranjak remaja engkau semakin rentaÂ
Tidak dapat dipungkiri waktu tak dapat berkompromi
Menatap wajah anaknya dengan mata seperti laut yang luas dan tenang
Memberikan petuah dengan kalimat yang menyejukkan
Apa yang sedang kau pikirkan akhir-akhir ini?
Apakah kau tidur nyenyak?
Apakah kau ingin aku menemanimu?
Ketika engkau bekerja larut malam
Ketika matamu tak dapat jelas melihat lagi
Ketika nafasmu kini menjadi lebih sering terengah-engah
Ketika pegangan tanganmu kini sudah sering bergetar
Ketika engkau sudah sering lupa tentang hal-hal yang kecil
Dia tetap menatap wajah anaknya dengan mata seperti laut yang luas dan tenang
Dia tetap memberikanku harapan supaya hati-hati dalam menjalani hidup
Dan aku berjanji akan selalu memilih bersamamu sampai kapanpun
Wajah sedih terukir di hatiku dalam kenangan itu
Bahkan tangisan deras pun tak mampu meredakan rindu
Untuk kesekian kalinya aku minta maaf
Sungguh aku minta maaf
Semoga harimu menyenangkan!
Tuhan ampunilah dia dan berikan tempat paling baik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H