Menyambut beberapa tetangga yang ingin melihat bayi perempuan pertama ibu yang amat menggemaskan
Ibu, engkau selalu memelukku dalam badai kecil dan besar
Ya, dibalik bunga yang indah ada bunga yang lebih indahÂ
Dibalik cahaya bintang yang kecil ada cahaya bintang yang lebih besarÂ
Ibu adalah di atas digdayaku yang tak bermakna apa-apa
Aroma tepung roti dan semangkok santan untuk sajian masa kecilku tercium hingga kini
Bahkan melalui tetesan keringatmu aku melihat sinar yang tak pernah sirna tergerus mimpi
Kala laut telah surut, aku menatap masa mudamu dengan memakai rok keren warna burgundi
Dengan kemeja putih polos engkau berjalan dengan anggun di tepian pasir pantai
Di dinding-dinding rumah terlihat bekas air matamu
Di samping kotak kerjamu terlihat asamu yang ditulis untukku