Diberitahukan bagi sekawanan tentara operasi militer di depan
Dengan tegap membelalak siap patahkan bambu bilahan
Kau semua bermata lebar berdahi genjang nun berhati kasar
Enyah kau dari hadapan, termasuk Anda sang Jenderal tampan
Setali uang enam pulau terlampaui katamu
Setangkai mawar Godean kau tangguhkan demi aku dahulu
Kini hanya tertera pancaran ketajaman congkakmu
Dan kepolosanku menjadi urang sunda dengan pekik 'ku cinta padamu
Tak bisa menurunkan beban kelenjar mataku
Sumpah serapah seperti jampi-jampi pengkutuk dirimu
Ku tlah menunggu beribu purnama ratusan musim tanpamu
Dan ingin sekarang tetapi hatimu tetap keji padaku
Berdiri di depan gelagak ini
Menunggu selembar kulit kayu berisikan gurindam janji
Harap segera pergi sebelum pengacau hadir di mari
Berpoles kunir bergelang mural menghimpit anyaman arta di sendi dekat belikat diri
Menghirup hawa sebelum fajar pertama diriku pergi
Membawa gulungan kain dan sampan setelah mamak beri pamit tadi
Ku titip doa dan beranjak ayun hingga lima pulau sendiri
Ku titip janji yang kulupakan hingga dirimu yang lain datang kembali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H