Pemerintah Orde Baru mencetak perempuan dalam Panca Dharma Wanita yang sangat membatasi perempuan. Perempuan hanya boleh mengurus anak, suami dan rumah tangga tanpa boleh melakukan kegiatan lain.
Pemerintah Orde Baru memberikan dukungan berupa dana bagi organisasi-organisasi perempuan sehingga organisasi-organisasi perempuan dipaksa mendukung tujuan pembangunan pemerintah. Sehingga gerakan perempuan tidak dapat bergerank dan melakukan perlawanan. Mereka dipaksa tunduk dan bagi siapapun yang melawan akan dibunuh dan dihilangkan.
Penutup
Gerakan perempuan terkesan menakutkan dalam versi sejarah para penguasa Orde Baru dan berhasil menjadi momok hingga kini. Padahal gerakan melalui organisasi-organisasi perempuan dapat membangkitkan semangat baru bagi para perempuan.
Sejak reformasi hingga sekarang, banyak organisasi perempuan yang bermunculan, seperti JARPUK (Jaringan Perempuan Usaha Kecil), PEKKA (Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga), Yayasan Jurnal Perempuan, dll. Ada pula gerakan melalui media sosial dan melalui seni-budaya, seperti Magdalene.co dan Empuan.id.
Sumber Bacaan
Amurwani Dwi Lestariningsih. 2011. Gerwani: Kisah Tapol Wanita di Kamp Plantungan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas
Anom Whani Wicaksana. 2018. Raden Ajeng Kartini: Perempuan Pembawa Cahaya untuk Bangsa. Yogyakarta: CV. Solusi Dustribusi
Ipong Jazimah. 2016. S.K. Trimurti: Pejuang Perempuan Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kompas
Mulyono Atmosiswartoputra. 2018. Perempuan-Perempuan Pengukir Sejarah. Jakarta: Penerbit Bhuana Ilmu Populer
Peter Carey, Vincent Houben. 2019. Perempuan-perempuan Perkasa di Jawa Abad XVIII-XIX. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Syakwan Lubis. 2006. Gerakan Feminisme dalam Era Postmodernisme Abad 21. DEMOKRASI Vol. 5 No. 1 Th. 2006