Jika berbicara tentang organisasi sekolah, maka secara otomatis kita akan berpikir tentang pendidikan, karena pelaksanaan pendidikan menjadi hal terpenting atau menjadi tujuan dibentuknya organisasi sekolah tersebut. Pendidikan menjadi sarana penting untuk menunjang keberlangsungan hidup.Â
Hal tersebut dikarenakan pendidikan mampu mengajarkan kita tentang berbagai ilmu dan menunjang kualitas hidup. Secara umum, tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan dan mengembangkan potensi di dalam diri para peserta didik. Dengan pertumbuhan kecerdasan dan potensi diri yang ada di dalam peserta didik, mereka bisa memiliki ilmu pengetahuan, kreativitas, sehat jasmani dan rihani, kepribadian yang baik, mandiri, dan menjadi anggota masyarakat yang bertenggung jawab. Pengertian pendidikan sendiri dapat dilihat dari berbagai pandangan, diantaranya adalah:
- Menurut undang-undang No.20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyrakat, bangsa, dan negara.
- Secara Etimologi kata pendidikan dalam bahasa Inggris disebut dengan education yang berarti proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu.
- Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan adalah proses menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak peserta didik, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
- Crow and crow mengatakan bahwa pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam, kegiatan yang cocok bagi individu untu kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dan generasi kegenerasi.
- Ahmad D, Marimba mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau bimbingan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
- Stella Van Petten Henderson mengatakan bahwa pendidikan adalah kombinasi dari pertumbuhan, perkembangan diri, dan warisan sosial.
- Carter V. Good mengatakan bahwa pendidikan adalah proses pengembangan kecakapan individu dalam sikap dan perilaku bermasyarakat. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oelh suatu lingkungan yang terorganisir, seperti rumah sekolah, sehingga dapat mencapai perkembangan diri dan kecakapan sosial.
      Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mampu mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), masyarakat cenderung memilih lembaga pendidikan yang berkualitas, hal itu bisa dilihat dari lingkungan pendidikan budaya yang ada di lembaga tersebut, sistem kurikulum, kualitas pendidik dan pemimpin pendidikan, histori lembaga, peserta didik, dan lain sebagainya. Salah satu lembaga pendidikan yang paling umum adalah organisasi sekolah. Organisasi dapat diartikan dalam berbagai pendapat diantaranya adalah:
- Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), organisasi adalah suatu kesatuan atau susunan yang terdiri atas orang-orang dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan bersama.
- Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, organisasi adalah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dan dalam kaitan itu terdapat seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.
- Menurut Oliver Sheldon adalah, organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang para individua tau kelompok-kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang diperlukan untuk melaksanakan tugas, sedemikian rupa, memberikan saluran terbaik untuk pemakaian yang efisien, sistematis, positif dan terkoordinasi dari usaha yang tersedia.
- Menurut Chester I. Benhard, yang mana ia menyebutkan bahwa organisasi adalah suatu sistem kerja sama yang terkoordinasi secara sadar dan dilakukan oleh dua orang atau lebih. Benard menekankan peranan pada setiap orang anggotanya yang harus diberikan informasi dan motivasi dan sebagain-sebagaian anggota lainnya yang harus membuat keputusan.
- Menurut Ernest Dale, organisasi adalah sebuah proses perencanaan. Ini berkaitan dengan hal menyusun, mengambangkan dan memelihara suatu struktur atau motif hubungan-hubungan kerja dari orang-orang dalam suatu badan usaha.
- Menurut J. William Schulze, organisasi adalah penggabungan dari orang-orang, benda-benda, akat-alat pelengkap, ruang kerja, dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, yang dikumpulkan dalam hubungan yang teratur dan efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
- Menurut W.J.S Poerwadarminta, organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai bagian (orang atau kelompok) sehingga satu kesatuan yang teratur dan tertata.
- Menurut Max Weber, organisasi adalah suatu kerangka terstruktur yang di dalamnya berisikan wewenang, tanggung jawab, dan pembagian kerja untuk menjalankan masing-masing fungsi tertentu.
- Menurut Janu Murdiyamko dan Citra Handayani, organisasi adalah sebuah sistem sosial yang mempunyai identitas kolektif secara tegas, progja yang jelas, prosedur, dan cara kerja serta daftar anggota yang secara terperinci.
- Menurut Victor A. Thompson, organisasi adalah suatu integrasi dari sejumlah orang yang ahli bekerja sama dengan sangat rasional dan impersonal untuk mencapai tujuan-tujuan yang spesifik dan telah disepakati sebelumnya.
Dalam penetapan atau pembentukannya, tentu saja organisasi harus memiliki tujuan dan fungsinya. Hal tersebut ditujukan agar sebuah organisasi tidak menimbulkan kerugian bagi organisasi itu sendiri, anggotanya, dan masyarakat sekitar yang terlibat dalam proses kegiatan organisasi tersebut. Tujuan dan fungsi organisasi pada umumnya adalah:
- Untuk mencapai, merealisasikan, keinginan dari cita-cita bersama bagi setiap anggota organisasi.
- Mendapatkan keuntungan dan penghasilan bersama.
- Mengatasi keterbatasan yang sifatnya mandiri atau keterbatasan personal yang kemudian nantinya diatasi secara bersama.
- Mendapatkan pengakuan dan penghargaan, baik bagi personal maupun organisasi itu sendiri.
- Mendapatkan pengalaman atau interaksi antara anggota dengan organisasi yang lain.
- Anggota berinteraksi baik secara internal maupun eksternal.
Sekolah sebagai organisasi adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik itu yang berbadan hukum, dimana fungsinya sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Organisasi sekolah merupakan salah satu dari jenis organisasi formal atau legal, yaitu organisasi yang terdaftar dan diakui serta memiliki landasan hukum tertentu. Ada beberapa pengertian sekolah menurut beberapa ahli dan undang-undang, diantaranya adalah:
- Pengertian sekolah menurut Abdullah berasal dari bahasa Latin, yaitu akhole, scola, secolae, atau skhola, yang dapat diartikan sebagai waktu luang atau waktu senggang. Maksudnya adalah, sekolah merupakan kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah kegiatan mereka yang utama, yaitu bermain dan menghabiskan waktu menikmati anak-anak dan remaja.
- Menurut Yusran Pora, sekolah tidak hanya sekedar tempat untuk menambah wawasan dan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Akan tetapi hal terpenting adalah, sekolah menjadi tempat bagi para guru dan siswa untuk belajar bersama, mengamati sesuatu yang ada di sekeliling bersama-sama, dan sekolah juga menjadi tempat untuk para siswa membentuk jati dirinya.
- Menurut Wayne dalam buku Soebagio Atmodiwiro (2000:37) mengatakan bahwa sekolah adalah sistem interaksi sosial suatu organisasi keseluruhan terdiri atas interaksi pribadi terkait bersama dalam suatu hubungan organik.
- Menurut Daryanto (1997: 554), sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.
- Berdasarkan undang-undang No.2 Tahun 1989, sekolah adalah satuan pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.
Dalam membangun sebuah organisasi, yang mana dalam konteks ini adalah sekolah, tentu saja harus diterapkan tujuan-tujuan dari dibangunnya atau diberjalankannya sekolah tersebut. Hal ini diharapkan agar visi dan misi sekolah berjalan dengan baik. Tujuan sekolah diantaranya adalah:
- Sebagai tempat mewujudkan sikap disiplin bagi siswa, guru, kepala sekolah, dan warga sekolah lainnya.
- Menciptakan sikap dan perilaku yang religius di lingkungan sekolah dan luar sekolah.
- Menciptakan sikap jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, dan rasa ingin tahu yang tinggi pada siswa.
- Menciptakan semangat keunggulan prestasi di bidang akademin dan nonakademik.
- Membentuk sikap kerja keras dan tanggung jawab serta tepat waktu atau displin.
- Membentuk sikap yang tangguh serta memberikan manfaat pada lingkungan sekitar.
- Menciptakan budaya literasi membaca dan menulis sebagai suatu kebutuhan.
- Mengembangkan teknologi informasi sebagai sarana pembelajaran dan administrasi.
- Menciptakan pengembangan potensi diri dengan baik.
- Mampu membuat siswa menjadi berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif, partisipatif, dan akomodatif.
- Menciptakan sikap damai, gemar membaca, peduli sosial dan lingkungan, serta bertanggung jawab.
- Menciptakan siswa yang terampil untuk hidup mandiri.
- Menciptakan hasil karya yang berorientasi pada kepentingan daerah dan nasional.
- Menciptakan sikap saling menghargai perbedaan pendapat secara baik dan benar, serta berempati kepada orang lain.
- Membantu seluruh warga sekolah menciptakan lingkungan sekolah yang aman, rapi, bersih, indah, nyaman, dan asri demi keberlangsungan kegiatan permbelajaran di sekolah.
      Berkaitan dengan tujuan dari sekolah itu sendiri, dapat disimpulkan bahwa sekolah bertujuan untuk membantu siswa siswinya mengembangkan potensi mereka menjadi siswa siswi yang berprestasi, berkualitas, serta berintegrasi tinggi. Hal tersebut juga tidak luput dari penerapan nilai-nilai, etika, serta moral-moral yang ditanamnya, dengan harapan apa yang mereka dapatkan selama disekolah, dapat diterapkan dengan baik, sesuai nilai-nilai, etika, dan norma yang berlaku dilingkungannya. Selain dengan adanya tujuan tersebut, ada beberapa sarana dan prasarana yang bisa dikatakan sebagai pelengkap organisasi sekolah sebagai sarana pencapaian Indonesia Emas 2045. Salah satunya adalah ekstrakulikuler.
      Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakulikuler dan kegiatan kokulikuler, dibawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan. Ekstrakulikuler merupakan kegiatan non-pelajaran formal yang dilakukan peserta didik sekolah atau universitas, umumnya di luar jam belajar kurukulum standar. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah atau madrasah (Muhaimin, dkk., 2008:74).
Muhaimin, dkk., (2008:74) juga menyebutkan bahwa pada dasarnya kegiatan ekstrakulikuler memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah:
- Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakulikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitasan peserta didik sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka.
- Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakulikuler untuk mengembangkan kemampuan dan tanggung jawab sosial peserta didik.
- Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakulikuler untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
- Persiapan karier, yaitu fungsi kegiatan ekstrakulikuler untuk mengembangkan kesiapan karier peserta didik.
Dengan pernyataan di atas, bisa kita tarik kesimpulan bahwa kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa siswi diluar kegiatan pembelajaran kurikulum mereka. Banyak ekstrakulikuler yang terdapat di sekolah, pada umumnya contoh ekstrakulikuler yang terdapat di sekolah adalah pramuka, basket, volley, sepak bola, PMR, Paskibra, OSIS, seni, dan lain sebagainya. Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, diantaranya adalah:
- Bisa memunculkan atau mengembangkan karakter kepemimpinan siswa.
     Kegiatan ekstrakulikuler seperti OSIS, PMR, Paskibra, dan kegiatan yang memerlukan suatu grup dalam pembentukannya dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan kita. Hal ini dikarenakan setiap grup atau kelompok pasti memerlukan seseorang sebagai pemimpin. Dalam bahasa Inggris, pemimpin disebut leader dan kegiatannya disebut kepemimpinan atau leadership. Leadership memiliki arti luas, yaitu meliputi ilmu tentang kepemimpinan, teknik kepemimpinan, seni memimpin, ciri kepemimpinan, serta sejarah kepemimpinan. Kata pemimpin sendiri dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai pimpinan, ketua, atau komandan. Namun dalam arti yang lebih dalam, pemimpin yang dimaksud di dalam leadership harus diartikan sebagai seseorang yang memimpin sebuah organisasi atau institusi yang terlibat di dalamnya (Tikno Lensufiie, 2010:2). Pemimpin yang adil dipilih berdasarkan tingkat kecerdasannya, skill dalam memahami orang lain, mampu beropini dan menerima opini orang lain dengan baik, tidak egois dan memikirkan nasib tim dan anggota timnya, memiliki peluang untuk berkembang, mau bekerja lebih keras dibandingkan anggota yang lain, mampu bersosialisasi dengan baik, bertanggung jawab atas setiap tindakannya, serta mengakui kesalahan yang ia perbuat dan tidak menyalahkan orang lain. Pada umumnya, siswa atau siswi yang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin akan sangat menonjol jika dibandingkan siswa lainnya.
Menurut Kartini Kartono (2010:36), ia mengungkapkan konsep mengenai persyaratan kepemimpinan harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting, yaitu:
- Kekuasaan ialah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakkan bahwa untuk berbuat sesuatu.
- Kewibawaan ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang mampu "mbawani" atau mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh pada pemimpin dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu.
- Kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan/keterampilan teknis maupun sosial, yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa.
Stogdill dalam bukunya Personal Factor Associated with Leadership yang dikutip oleh James A. Lee dalam bukunya Management Theories and Presriptions menyatakan, bahwa pemimpin itu harus memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
- Kapasitas: kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara atau verbal facility, kealian, dan kemampuan menilai.
- Prestasi atau achievement: gelasr kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehan dalam olah raga dan atletik, dan lain-lain.
- Tanggung jawab: mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif, dan punya hasrat untuk unggul.
- Partisipasi: aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif atau suka bekerja sama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor.
- Status: meliputi kedudukan sosial-ekonomi yang cukup tinggi, populer, dan tenar.
Sedangkan menurut Earl Nightingale dan Whitt Schult dalam bukunya Creative Thinking-How to Win Ideas, menuliskan kemampuan pemimpin dan syarat yang harus dimiliki ialah:
- Kemandirian, berhasrat memajukan diri sendiri (individualism).
- Besar rasa ingin tahu dan cepat tertarik pada manusia dan benda-benda (curious).
- Multiterampil atau memiliki kepandaian beraneka ragam.
- Memiliki rasa humor, antusiasme tinggi, dan suka berkawan.
- Perfeksionis atau selalu ingin mendapat yang sempurna.
- Mudah menyesuaikan diri atau adaptifitas yang tinggi.
- Sabar namun ulet, serta tidak 'mandek' berhenti.
- Waspada, peka, jujur, optimis, berani, gigih, ulet, dan realistis.
- Komunikatif, serta pandai berbicara atau berpidato.
- Berjiwa wiraswasta.
- Sehat jasmaninya, dinamis, sanggup dan suka menerima tugas yang berat, serta berani mengambil resiko.
- Tajam firasatnya dan adil pertimbangannya.
- Berpengetahuan luas, dan haus akan ilmu pengetahuan.
- Memiliki motivasi tinggi, dan menyadari target atau tujuan hidupnya yang ingin dicapia, dibimbing oleh idealisme tinggi.
- Punya imajinasi tinggi, daya kombinasi dan daya inovasi.
- Menambah pengalaman dan pengetahuan
      Secara umum, kita masuk ke dalam organisasi dikarenakan mengharapkan memiliki pengalaman dan pengetahuan tambahan dari kegiatan tersebut. Contohnya adalah pramuka, pramuka meru[akan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya. Selain memiliki peran dalam membentuk sikap kepemimpinan, kegiatan ini menuntut kita untuk bisa membuat tali temali, mendirikan tenda, tau beberapa sandi, seperti sandi morse, angka, rumput, napoleon, Sungai, A N D, membuat tandu, dan kagiatan lainnya. Banyak diantara kita yang menganggap bahwa kegiatan pramuka adalah hal yang sepele, namun pembelajaran dari kegiatan tersebut secara tidak langsung sangatlah bermanfaat, terutama pada saat terdesak atau tidak terduga.
      Selain pramuka, ada organisasi science club. Seperti namanya, science club berfungsi untuk mengumpulkan siswa siswi yang memiliki minat dalam bidang science. Mereka yang mengikuti ekstrakuler ini mengharapkan tidak hanya belajar science dari kurikulum dalam pembelajaran jam sekolah saja, namun memperdalam tentang kelimuan science, praktek-prakteknya, dan penerapannya dalam sehari-hari. Tentu saja dengan adanya ekstrakuler ini, siswa yang memiliki minat dalam science akan merasa terfasilitasi, dan peluang mereka untuk belajar lebih serius dan banyak akan lebih besar. Seperti yang kita tahu juga, bidang science di Indonesia sudah berkembang dari masa ke masa. Bila ekstrakuler ini diterapkan lebih banyak di sekolah-sekolah lain maka kemungkinan munculnya bibit scientist atau ilmuan Indonesia akan semakin besar, hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap perkembangan science Indonesia di masa depan.
- Membentuk kepribadian yang beretika dalam bersosialisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kepribadian adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang atau bangsa lain. Ada banyak pengertian kepribadian menurut para ahli, diantaranya adalah:
- Gordon W. W. Allport, mendefinisikan kepribadian sebagai "what a man really is," tetapi definisi tersebut oleh Allport dipandang tidak memadai, lalu ia merevisinya menjadi "Personality is the dynamic organization within the individual of those asychophysical." Yang memiliki arti, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
- David Krech dan Richard S. Crutchfield (1969) dalam bukunya berjudul Elements of Psychology mengungkapkan "Personality is the integration of all of an individual's characteristics into a unique organization that determines, and is modified by, his attemps at adaption to his continually changing environment." Yang berarti kepribadian adalah integrasi dari semua karakteristik individu ke dalam suatu kesatuan yang unik yang menentukan, dan yang dimodifikasi oleh usaha-usahanya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah terus menerus.
- Adolf Heuken SJ. Menyatakan bahwa "Kepribadian adalah pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang, baik yang jasmani, mental, Rohani, emosional, maupun sosial. Semuanya ini telah ditata dalam caranya yang khas di bawah beraneka pengaruh dari luar. Pola ini terwujud dalam tingkah lakunya, dalam usahanya menjadi manusia sebagai mana dikehendakinya."
Dengan pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa kepribadian merupakan komponen yang penting dalam diri agar dikenal oleh orang lain. Kepribadian memiliki beberpa konsep atau aspek, diantaranya adalah:
- Character (Karakter), yaitu penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk), baik secara eksplisit maupun implisit.
- Temperament (temperamen), yaitu kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan biologis atau fisiologis.
- Traits (sifat-sifat), yaitu respons yang senada atau sama terhadap sekelompok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu (relative) lama.
- Type attribute (ciri), mirip dengan sifat, tetapi dalam kelompok stimulus yang lebih terbatas.
- Habit (kebiasaan), yaitu respons yang sama dan cenderung berulang untuk stimulus yang sama pula.
      Dalam konteks ini, kepribadian yang beretika memiliki arti bahwa setiap tindakan yang kita lakukan harus di tunjukkan secara baik, agar tidak menyinggung atau melukai orang lain. Pembentukan proses karakter yang baik sangat mempengaruhi keberhasilan kepribadian dalam bersosialisasi dengan orang lain. Bila proses pembentukan karakter gagal, contohnya memiliki sifat egois, memiliki tamperamen yang tinggi, kebiasaan telat, suka bolos, tidak bisa rapi dan lain sebagainya, hal itu lama kelamaan akan membentuk kebiasaan. Respon orang lainpun juga akan terpengaruhi oleh kebiasaan kita, jika kita memiliki kebiasaan yang negatif, maka orang lain akan mencap kita sebagai orang yang negatif juga, seperti pemalas, jorok, lelet, dan lainnya. Namun, bila kita dapat menunjukkan kebiasaan yang baik kepada orang-orang, maka secara otomatis mereka akan mengecap kita sebagai orang yang positif, ramah, rajin, dan lainnya. Maka dari itu, kepribadian sangatlah penting, terutama dalam bersosialisasi, apalagi bila kita ingin menjadi seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus menunjukkan kebiasaan dan sifat-sifat baiknya kepada anggota, agar mereka dapat terpengaruh dan mengikuti arahan dari sang pemimpin.
      Ekstrakulikuler tentu saja membuahkan banyak manfaat bagi individu, namun tidak menuntup bahwa siswa siswa yang tidak mengikuti ekstrakulikuler tidak mendapatkan manfaat tersebut di sekolah. Karena seyogyanya, proses pembelajaran dan sosialisasi di sekolah sudah menuntun kita untuk memiliki sikap kepemimpinan, kreatif, dan juga toleransi. Penerapan sikap tersebut bisa saja terjadi dilingkungan kelasnya, pertemanan antarsebaya, serta interaksi antara murid dan guru mereka. Contoh sederhananya adalah menjadi ketua kelas. Ketua atau pemimpin sangatlah penting, dalam konteks ini adalah ketua kelas, yang mana ia bertugas mengorganisir teman-teman kelasnya dan bertanggung jawab atau setiap tindakannya ataupun teman-temannya. Ketua kelas dianggap penting dikarenakan ia merupakan perwakilan dari keseluruhan pendapat dan 'keluh kesah' teman-temannya. Ketua kelas yang baik harus memiliki toleransi yang tinggi, penybar, mampu berpikir kritis dan cepat tanggap, jiwa sosial yang tinggi, bertanggung jawab, berani, dan masih banyak lagi. Maka dari itu, seharusnya ketua kelas dipilih berdasarkan vote dari teman-teman kelasnya, agar mereka bisa memilih ketua kelas yang dianggap bijaksana, bertanggung jawab, dan mampu mewakili perasaan mereka, pemilihan ketua kelas secara ditunjuk atau dipaksa akan mengakibatkan siswa yang terpilih merasa berat hati dan melakukan tugasnya secara setengah-setengah.
      Tidak hanya sebagai ketua kelas, ada wakil ketua kelas, bendahara, sekretasis, keamanan, dan seksi-seksi lainnya juga tidak kalah penting dan dapat melatih kemampuan siswa. Tugas-tugas mereka tidak kalah penting, karena jika pengurus kelas hanya ada satu, yaitu ketua kelas, maka struktur sosial kelas akan berantakan. Ketua kelas akan kewalahan dalam mengorganisir semua anggotanya, maka dari itu peran mereka sangatlah penting. Manfaat yang didapatkan sebagai wakil ketua kelas, bendahara, sekretaris, keamanan, dan seksi-seksi lainnya hampir sama dengan ketua kelas, yaitu mereka jadi memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki rasa tanggung jawab, rajin, meningkatkan jiwa sosialisasi, dan lain sebagainya.
      Kuota untuk menjadi ketua kelas, wakil ketua kelas, sekretaris, bendahara, keamanan dan lainnya tentu saja memiliki batas. Pada umumnya hanya 1 sampai 2 orang saja yang terpilih pada setiap perannya, hal tersebut menjadikan banyak siswa yang tidak mendapat peran dalam pengurusan inti kelas. Namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan kita untuk mencoba hal yang lain, menjadi penanggung jawab kelas mata pelajaran contohnya. Fungsi penanggung jawab mata pelajaran adalah agar guru bisa berkomunikasi dengan murid secara lancar. Sebagai penanggung jawab mata pelajaran, mereka dilatih untuk memiliki jiwa komunikasi dan sosialisasi yang tinggi, mampu mewakilkan pendapat dan perasaan teman-temannya kepada guru yang bersangkutan, dapat bernegoisasi, tegas, dan lainnya. Jika pun kita tidak menjadi badan pengurus inti kelas atau penanggung jawab mata pelajaran, sebagai siswa siswi biasa, kita dapat belajar banyak hal melalui pertemanan dan interaksi kelas. Contohnya di dalam sekolah kita diajarkan untuk tepat waktu dalam jam masuk sekolah dan pengumpulan tugas, disiplin dalam berpakaian, menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama, memiliki tata krama dan etika yang baik dalam bertindak dan berbicara kepada teman sebaya, guru, kepala sekolah, dan warga sekolah lainnya.
      Pernyataan organisasi sekolah sebagai sarana pencapaian Indonesia emas 2045 merupakan salah satu target dari pencapaian Pendidikan. Dapat diketahui pada saat ini kelompok muda memiliki posisi tertinggi dari segi jumlah penduduk yang ada di Indonesia. Tentu saja hal ini harus dimanfaatkan sebagai peluang agar Indonesia bisa semakin maju dan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi sekolah merupakan salah satu cara pemerintah mewujudkan cita-cita tersebut. Dengan sekolah, siswa siswi diharapkan memiliki jiwa kepemimpinan, ilmu yang bermanfaat, menerapkan etika, nilai, dan norma dalam pengimplmentasian ilmu mereka, memiliki jiwa toleransi dan sosialisasi, serta memiliki manajemen waktu yang baik. Cita-cita ini akan terwujud bila siswa-siswi memanfaat peluang ini dengan baik, tentunya dengan dorongan dari seluruh pihak yang ada di sekolah yang menjalankan tugas-tugas mereka dengan baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI