Mohon tunggu...
Nabila ZhafarinaEffendi
Nabila ZhafarinaEffendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan Sosiologi 2023, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta.

Halo, saya Nabila Zhafarina Effendi, mahasiswi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, angkatan 2023.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Organisasi Sekolah Sebagai Sarana Menuju Indonesia Gemilang 2045

1 April 2024   21:30 Diperbarui: 1 April 2024   21:42 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Jika berbicara tentang organisasi sekolah, maka secara otomatis kita akan berpikir tentang pendidikan, karena pelaksanaan pendidikan menjadi hal terpenting atau menjadi tujuan dibentuknya organisasi sekolah tersebut. Pendidikan menjadi sarana penting untuk menunjang keberlangsungan hidup. 

Hal tersebut dikarenakan pendidikan mampu mengajarkan kita tentang berbagai ilmu dan menunjang kualitas hidup. Secara umum, tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan dan mengembangkan potensi di dalam diri para peserta didik. Dengan pertumbuhan kecerdasan dan potensi diri yang ada di dalam peserta didik, mereka bisa memiliki ilmu pengetahuan, kreativitas, sehat jasmani dan rihani, kepribadian yang baik, mandiri, dan menjadi anggota masyarakat yang bertenggung jawab. Pengertian pendidikan sendiri dapat dilihat dari berbagai pandangan, diantaranya adalah:

  • Menurut undang-undang No.20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyrakat, bangsa, dan negara.
  • Secara Etimologi kata pendidikan dalam bahasa Inggris disebut dengan education yang berarti proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu.
  • Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan adalah proses menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak peserta didik, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
  • Crow and crow mengatakan bahwa pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam, kegiatan yang cocok bagi individu untu kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dan generasi kegenerasi.
  • Ahmad D, Marimba mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau bimbingan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
  • Stella Van Petten Henderson mengatakan bahwa pendidikan adalah kombinasi dari pertumbuhan, perkembangan diri, dan warisan sosial.
  • Carter V. Good mengatakan bahwa pendidikan adalah proses pengembangan kecakapan individu dalam sikap dan perilaku bermasyarakat. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oelh suatu lingkungan yang terorganisir, seperti rumah sekolah, sehingga dapat mencapai perkembangan diri dan kecakapan sosial.

           Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mampu mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), masyarakat cenderung memilih lembaga pendidikan yang berkualitas, hal itu bisa dilihat dari lingkungan pendidikan budaya yang ada di lembaga tersebut, sistem kurikulum, kualitas pendidik dan pemimpin pendidikan, histori lembaga, peserta didik, dan lain sebagainya. Salah satu lembaga pendidikan yang paling umum adalah organisasi sekolah. Organisasi dapat diartikan dalam berbagai pendapat diantaranya adalah:

  • Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), organisasi adalah suatu kesatuan atau susunan yang terdiri atas orang-orang dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan bersama.
  • Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, organisasi adalah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dan dalam kaitan itu terdapat seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.
  • Menurut Oliver Sheldon adalah, organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang para individua tau kelompok-kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang diperlukan untuk melaksanakan tugas, sedemikian rupa, memberikan saluran terbaik untuk pemakaian yang efisien, sistematis, positif dan terkoordinasi dari usaha yang tersedia.
  • Menurut Chester I. Benhard, yang mana ia menyebutkan bahwa organisasi adalah suatu sistem kerja sama yang terkoordinasi secara sadar dan dilakukan oleh dua orang atau lebih. Benard menekankan peranan pada setiap orang anggotanya yang harus diberikan informasi dan motivasi dan sebagain-sebagaian anggota lainnya yang harus membuat keputusan.
  • Menurut Ernest Dale, organisasi adalah sebuah proses perencanaan. Ini berkaitan dengan hal menyusun, mengambangkan dan memelihara suatu struktur atau motif hubungan-hubungan kerja dari orang-orang dalam suatu badan usaha.
  • Menurut J. William Schulze, organisasi adalah penggabungan dari orang-orang, benda-benda, akat-alat pelengkap, ruang kerja, dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, yang dikumpulkan dalam hubungan yang teratur dan efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
  • Menurut W.J.S Poerwadarminta, organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai bagian (orang atau kelompok) sehingga satu kesatuan yang teratur dan tertata.
  • Menurut Max Weber, organisasi adalah suatu kerangka terstruktur yang di dalamnya berisikan wewenang, tanggung jawab, dan pembagian kerja untuk menjalankan masing-masing fungsi tertentu.
  • Menurut Janu Murdiyamko dan Citra Handayani, organisasi adalah sebuah sistem sosial yang mempunyai identitas kolektif secara tegas, progja yang jelas, prosedur, dan cara kerja serta daftar anggota yang secara terperinci.
  • Menurut Victor A. Thompson, organisasi adalah suatu integrasi dari sejumlah orang yang ahli bekerja sama dengan sangat rasional dan impersonal untuk mencapai tujuan-tujuan yang spesifik dan telah disepakati sebelumnya.

Dalam penetapan atau pembentukannya, tentu saja organisasi harus memiliki tujuan dan fungsinya. Hal tersebut ditujukan agar sebuah organisasi tidak menimbulkan kerugian bagi organisasi itu sendiri, anggotanya, dan masyarakat sekitar yang terlibat dalam proses kegiatan organisasi tersebut. Tujuan dan fungsi organisasi pada umumnya adalah:

  • Untuk mencapai, merealisasikan, keinginan dari cita-cita bersama bagi setiap anggota organisasi.
  • Mendapatkan keuntungan dan penghasilan bersama.
  • Mengatasi keterbatasan yang sifatnya mandiri atau keterbatasan personal yang kemudian nantinya diatasi secara bersama.
  • Mendapatkan pengakuan dan penghargaan, baik bagi personal maupun organisasi itu sendiri.
  • Mendapatkan pengalaman atau interaksi antara anggota dengan organisasi yang lain.
  • Anggota berinteraksi baik secara internal maupun eksternal.

Sekolah sebagai organisasi adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik itu yang berbadan hukum, dimana fungsinya sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Organisasi sekolah merupakan salah satu dari jenis organisasi formal atau legal, yaitu organisasi yang terdaftar dan diakui serta memiliki landasan hukum tertentu. Ada beberapa pengertian sekolah menurut beberapa ahli dan undang-undang, diantaranya adalah:

  • Pengertian sekolah menurut Abdullah berasal dari bahasa Latin, yaitu akhole, scola, secolae, atau skhola, yang dapat diartikan sebagai waktu luang atau waktu senggang. Maksudnya adalah, sekolah merupakan kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah kegiatan mereka yang utama, yaitu bermain dan menghabiskan waktu menikmati anak-anak dan remaja.
  • Menurut Yusran Pora, sekolah tidak hanya sekedar tempat untuk menambah wawasan dan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Akan tetapi hal terpenting adalah, sekolah menjadi tempat bagi para guru dan siswa untuk belajar bersama, mengamati sesuatu yang ada di sekeliling bersama-sama, dan sekolah juga menjadi tempat untuk para siswa membentuk jati dirinya.
  • Menurut Wayne dalam buku Soebagio Atmodiwiro (2000:37) mengatakan bahwa sekolah adalah sistem interaksi sosial suatu organisasi keseluruhan terdiri atas interaksi pribadi terkait bersama dalam suatu hubungan organik.
  • Menurut Daryanto (1997: 554), sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.
  • Berdasarkan undang-undang No.2 Tahun 1989, sekolah adalah satuan pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.

Dalam membangun sebuah organisasi, yang mana dalam konteks ini adalah sekolah, tentu saja harus diterapkan tujuan-tujuan dari dibangunnya atau diberjalankannya sekolah tersebut. Hal ini diharapkan agar visi dan misi sekolah berjalan dengan baik. Tujuan sekolah diantaranya adalah:

  • Sebagai tempat mewujudkan sikap disiplin bagi siswa, guru, kepala sekolah, dan warga sekolah lainnya.
  • Menciptakan sikap dan perilaku yang religius di lingkungan sekolah dan luar sekolah.
  • Menciptakan sikap jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, dan rasa ingin tahu yang tinggi pada siswa.
  • Menciptakan semangat keunggulan prestasi di bidang akademin dan nonakademik.
  • Membentuk sikap kerja keras dan tanggung jawab serta tepat waktu atau displin.
  • Membentuk sikap yang tangguh serta memberikan manfaat pada lingkungan sekitar.
  • Menciptakan budaya literasi membaca dan menulis sebagai suatu kebutuhan.
  • Mengembangkan teknologi informasi sebagai sarana pembelajaran dan administrasi.
  • Menciptakan pengembangan potensi diri dengan baik.
  • Mampu membuat siswa menjadi berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif, partisipatif, dan akomodatif.
  • Menciptakan sikap damai, gemar membaca, peduli sosial dan lingkungan, serta bertanggung jawab.
  • Menciptakan siswa yang terampil untuk hidup mandiri.
  • Menciptakan hasil karya yang berorientasi pada kepentingan daerah dan nasional.
  • Menciptakan sikap saling menghargai perbedaan pendapat secara baik dan benar, serta berempati kepada orang lain.
  • Membantu seluruh warga sekolah menciptakan lingkungan sekolah yang aman, rapi, bersih, indah, nyaman, dan asri demi keberlangsungan kegiatan permbelajaran di sekolah.

           Berkaitan dengan tujuan dari sekolah itu sendiri, dapat disimpulkan bahwa sekolah bertujuan untuk membantu siswa siswinya mengembangkan potensi mereka menjadi siswa siswi yang berprestasi, berkualitas, serta berintegrasi tinggi. Hal tersebut juga tidak luput dari penerapan nilai-nilai, etika, serta moral-moral yang ditanamnya, dengan harapan apa yang mereka dapatkan selama disekolah, dapat diterapkan dengan baik, sesuai nilai-nilai, etika, dan norma yang berlaku dilingkungannya. Selain dengan adanya tujuan tersebut, ada beberapa sarana dan prasarana yang bisa dikatakan sebagai pelengkap organisasi sekolah sebagai sarana pencapaian Indonesia Emas 2045. Salah satunya adalah ekstrakulikuler.

           Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakulikuler dan kegiatan kokulikuler, dibawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan. Ekstrakulikuler merupakan kegiatan non-pelajaran formal yang dilakukan peserta didik sekolah atau universitas, umumnya di luar jam belajar kurukulum standar. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah atau madrasah (Muhaimin, dkk., 2008:74).

Muhaimin, dkk., (2008:74) juga menyebutkan bahwa pada dasarnya kegiatan ekstrakulikuler memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah:

  • Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakulikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitasan peserta didik sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka.
  • Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakulikuler untuk mengembangkan kemampuan dan tanggung jawab sosial peserta didik.
  • Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakulikuler untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
  • Persiapan karier, yaitu fungsi kegiatan ekstrakulikuler untuk mengembangkan kesiapan karier peserta didik.

Dengan pernyataan di atas, bisa kita tarik kesimpulan bahwa kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa siswi diluar kegiatan pembelajaran kurikulum mereka. Banyak ekstrakulikuler yang terdapat di sekolah, pada umumnya contoh ekstrakulikuler yang terdapat di sekolah adalah pramuka, basket, volley, sepak bola, PMR, Paskibra, OSIS, seni, dan lain sebagainya. Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, diantaranya adalah:

  • Bisa memunculkan atau mengembangkan karakter kepemimpinan siswa.

          Kegiatan ekstrakulikuler seperti OSIS, PMR, Paskibra, dan kegiatan yang memerlukan suatu grup dalam pembentukannya dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan kita. Hal ini dikarenakan setiap grup atau kelompok pasti memerlukan seseorang sebagai pemimpin. Dalam bahasa Inggris, pemimpin disebut leader dan kegiatannya disebut kepemimpinan atau leadership. Leadership memiliki arti luas, yaitu meliputi ilmu tentang kepemimpinan, teknik kepemimpinan, seni memimpin, ciri kepemimpinan, serta sejarah kepemimpinan. Kata pemimpin sendiri dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai pimpinan, ketua, atau komandan. Namun dalam arti yang lebih dalam, pemimpin yang dimaksud di dalam leadership harus diartikan sebagai seseorang yang memimpin sebuah organisasi atau institusi yang terlibat di dalamnya (Tikno Lensufiie, 2010:2). Pemimpin yang adil dipilih berdasarkan tingkat kecerdasannya, skill dalam memahami orang lain, mampu beropini dan menerima opini orang lain dengan baik, tidak egois dan memikirkan nasib tim dan anggota timnya, memiliki peluang untuk berkembang, mau bekerja lebih keras dibandingkan anggota yang lain, mampu bersosialisasi dengan baik, bertanggung jawab atas setiap tindakannya, serta mengakui kesalahan yang ia perbuat dan tidak menyalahkan orang lain. Pada umumnya, siswa atau siswi yang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin akan sangat menonjol jika dibandingkan siswa lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun