Mohon tunggu...
Nabila AlsaFernanda
Nabila AlsaFernanda Mohon Tunggu... Lainnya - Undergraduate Students of Civil infrastructure and Architecture Engineering

Hallo saya nabila alsa, seorang mahasiswi yang tertarik dengan konten Kuliner, traveling dan bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN Tematik Undip Rubah Rumah Tidak Terpakai Menjadi Fasilitas Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik

23 Mei 2022   18:54 Diperbarui: 23 Mei 2022   19:03 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Survei Rumah kosong dan koordinasi lebih lanjut ke stakeholder dan dosen pembimbing.Sumber: Dokpri

Jabungan, Banyumanik (15/11/2021). Permasalahan Sampah yang menjadi permasalahan universal di seluruh wilayah membuat permasalahan baru yakni menimbulkan bau yang tidak sedap pada lingkungan sekitar yang juga dapat membuat lingkungan pemukiman menjadi lingkungan yang rawan penyakit serta tidak sehat. 

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah timbulan sampah secara nasional sebesar 175.000 ton/hari atau setara 64 juta ton/tahun jika menggunakan asumsi sampah yang dihasilkan setiap orang per hari sebesar 0,7 kg (Bisnis.com, 21 Februari 2019). 

Sedangkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tertanggal 5 Juli 2018, Kota Semarang dengan jumlah penduduk 1.658.552 jiwa dan luas wilayah administrasi 373,69 km² menghasilkan sampah yang ditimbun di TPA sebanyak 850 ton/hari dan sebanyak 100 ton/hari sampah yang tidak terkelola (sipsn.menlhk.go.id).

Kondisi Pengelolaan sampah yang buruk. Sumber: Dokpri
Kondisi Pengelolaan sampah yang buruk. Sumber: Dokpri
Saat ini, produksi sampah di Kota Semarang mencapai 1.200 ton/hari. Artinya, dalam kurun waktu setahun, sampah di Kota Semarang mengalami peningkatan sebesar lebih dari dua puluh persen.

 Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Muthohar mengatakan, pertumbuhan penduduk yang tinggi serta urbanisasi menjadi penyebab banyaknya jumlah sampah di Kota Semarang (beritajateng.net pada 7 April 2019).Kurangnya fasilitas serta buruknya pengelolaan sampah menambah umur permasalahan sampah hingga tidak kunjung selesai dan teratasi dengan baik.

Survei Rumah kosong dan koordinasi lebih lanjut ke stakeholder dan dosen pembimbing.Sumber: Dokpri
Survei Rumah kosong dan koordinasi lebih lanjut ke stakeholder dan dosen pembimbing.Sumber: Dokpri
Didorong oleh keinginan untuk memberikan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai pada masyarakat keluarahan jabungan RW 06 agar dapat mengatasi permasalahan sampah organik dan anorganik yang tidak terurus. 

Mahasiswa KKN Tematik Undip berkolaborasi dengan masyarakat kelurahan RW 06 Jabungan untuk merancang anggaran biaya serta merenovasi rumah kosong yang tidak terpakai pada salah satu petak tanah di wilayah kelurahan jabungan. 

Hal ini dilakukam karena urgensi dibutuhkan tempat untuk riset dan pengembangan alat penguraian sampah plastik serta tempat pemilahan sampah anorganik yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk penguraian sampah plastik sehingga tim KKN Tematik Undip berupaya untuk memberikan solusi fasilitas pengelolaan sampah di kelurahan jabungan RW 06  untuk dipakai menjadi pusat pengolahan sampah anorganik bernama “Griya Sampah”.

Forum Group Discussion penyusunan RAB dengan warga sekitar. Sumber: Dokpri 
Forum Group Discussion penyusunan RAB dengan warga sekitar. Sumber: Dokpri 

Proses renovasi rumah kosong. Sumber: Dokpri
Proses renovasi rumah kosong. Sumber: Dokpri

sistem pengelolaan sampah yang digagas oleh tim KKN Tematik Undip adalah upaya perbaikan lingkungan dan pengurangan sampah di Kelurahan Jabungan masyarakat RW 6 dalam pengolahan sampah anorganik menjadi paving block dan sampah organik menjadi pakan ternak maggot. dengan usaha ini diharapkan dapat mengurangi sampah yang ada serta dihasilkan sebuah produk maggot yang berguna untuk pakan ternak unggas dan ikan, serta produk paving block yang nantinya akan memiliki nilai fungsi dan nilai jual yang tinggi sehingga selain dapat mengurangi populasi sampah organik dan anorganik pada lingkungan , namun juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat wilayah sekitar.

Pengolahan sampah organik yang diurai oleh maggot sumber : Dokpri
Pengolahan sampah organik yang diurai oleh maggot sumber : Dokpri
Proses Pemilahan Maggot dengan sampah organik yang telah diurai sumber : Dokpri
Proses Pemilahan Maggot dengan sampah organik yang telah diurai sumber : Dokpri
Pengelolaan sampah anorganik untuk diubah menjadi paving block sumber: Dokpri
Pengelolaan sampah anorganik untuk diubah menjadi paving block sumber: Dokpri

Pekerjaan renovasi dimulai dari sosialisasi  kepada bapak bapak di RW 06 untuk melakukan pekerjaan persiapan yakni pembersihan lahan dan pembelian material lalu dilanjutkan dengan pekerjaan pemotongan kayu dan pemasangan atap asbes dilaksanakan dengan konstribusi dari bapak bapak warga daerah setempat. 

Diharapkan dengan adanya fasilitas berupa “Griya Sampah” ini dapat mengurangi masalah polusi plastic pada kelurahan Jabungan RW 06 dan menjadi pusat pengembangan dan produksi paving block dan peternakan maggot  secara berkelanjutan sehingga dapat mengurangi volume sampah pada lingkungan RW 06 Kelurahan Jabungan secara signifikan.

Renovasi Atap Griya Sampah/dokpri
Renovasi Atap Griya Sampah/dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun