Mohon tunggu...
Nabila Rahma Hamidah
Nabila Rahma Hamidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNAIR

Mahasiswa S1 fakultas kesehatan masyarakat prodi kesehatan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Minat Baca Indonesia Masuk 10 Terbawah, Indonesia Darurat Membaca?

18 Juni 2024   11:35 Diperbarui: 18 Juni 2024   12:35 2173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut KBBI, arti literasi adalah kemampuan menulis dan membaca. Pengertian literasi dapat diartikan sebagai pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu. Literasi adalah keterampilan kunci untuk masa depan karena kemampuan literasi yang baik memungkinkan seseorang untuk memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi secara efektif.

Mengutip dari kata-kata Albert Einstein, "Buku adalah teman orang berilmu serta orang-orang yang menginginkan kehebatan dalam hidupnya". Tak dapat dipungkiri, banyak orang-orang hebat di dunia yang lahir dari dunia literatur. Pergerakan kemerdekaan Indonesia pun, dulu dimulai dari para pahlawan yang merupakan tokoh terpelajar di negeri ini. Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, hingga Gusdur dan Habibie, adalah sederet tokoh yang literat. Mereka membaca sepanjang hidupnya.

Kondisi literasi Indonesia

Indonesia dalam survei yang dilakukan oleh UNESCO memiliki persentase minat baca 0.001 persen yang artinya, hanya 1 orang yang membaca di antara 1000 orang. Riset berbeda  yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).

Pada Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2009-2015, persentase penduduk yang melek huruf telah melampaui angka 90 persen. Namun data melek huruf tersebut, menurut Miller, tidak memiliki hubungan yang berarti pada tingkat literasi masyarakat belakangan ini.

Tingkat pendidikan, lamanya waktu belajar, biaya pendidikan, naiknya nilai pelajaran tidak menjadi acuan untuk mengukur tingkat literasi masyarakat. Buktinya, hasil menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki literasi yang tergolong rendah meskipun wajib belajar telah diterapkan di semua daerah.

Rendahnya Literasi, di mana Permasalahannya?

Menurut dosen Biologi Universitas Indonesia, "Indonesia tidak punya tradisi menulis, masyarakat lebih banyak bicara tanpa menuliskannya". Hal tersebut didukung oleh sejarah Indonesia di mana cerita fabel dan legenda lebih banyak ditemukan di masyarakat ketimbang prasasti berisi tulisan.

Namun menurut Ketua Umum Forum Taman Baca Masyarakat (TBM), Firman Hadiansyah, rendahnya minat baca di Indonesia dikarenakan akses terhadap buku yang masih terbatas di berbagai daerah. Tidak semua sekolah di Indonesia memiliki fasilitas perpustakaan yang layak. Perpustakaan di beberapa daerah juga masih perlu dikembangkan.

Rendahnya literasi Indonesia juga dikarenakan kondisi lingkungan yang kurang mendukung perilaku suka membaca. Para orang tua di Indonesia belum membiasakan anak-anak untuk membaca sejak kecil. Hal tersebut juga diperkuat dengan budaya menonton televisi yang lebih sering dilakukan oleh anak-anak. Apalagi di era digital seperti sekarang, akses tontonan untuk anak-anak semakin bervariasi.

Lantas Bagaimana Solusinya?

Kondisi literasi Indonesia masih memprihatinkan. Untuk mengatasi masalah rendahnya literasi Indonesia, diperlukan program yang efektif. Pemerintah saat ini memperkuat literasi melalui tiga program. Pertama, Program Literasi Keluarga yaitu penyiapan konten literasi keluarga dan penyusunan panduan literasi di keluarga seperti membacakan buku mendongeng, dan lainnya. 

Kedua, Program Literasi Satuan Pendidikan yaitu penyusunan panduan literasi dalam pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Ketiga, Program Literasi Masyarakat merupakan peningkatan akses dan konten literasi masyarakat melalui peningkatan layanan perpustakaan secara nasional.

Selain tiga program dari pemerintah, meningkatkan minat baca juga dapat melalui beberapa tindakan:

1.Menyediakan buku murah

2.Melaksanakan gerakan nasional gemar membaca

3.Melaksanakan transformasi perpustakaan

4.Mengembangkan ekosistem literasi digital

Referensi

https://www.pinterpolitik.com/in-depth/budaya-literasi-terpasung-tradisi/

https://lib.ub.ac.id/id/berita/mengapa-literasi-adalah-keterampilan-kunci-untuk-masa-depan/

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/10/04/nilai-budaya-literasi-indonesia-naik-pada-2022-ini-trennya-empat-tahun-terakhir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun