Mohon tunggu...
Nabila Putri Balqis
Nabila Putri Balqis Mohon Tunggu... Lainnya - balqis

trying to write

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Pemukiman Kumuh dan Hubungannya dengan Perumahan di Perkotaan

2 November 2020   23:55 Diperbarui: 3 November 2020   00:01 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwasannya di wilayah perkotaan masih banyak ditemukan kawasan kumuh atau slum area. Di banyuwangi sendiri kawasan kumuh masi bisa di jumpai di daerah hilir sungai ataupun di pesisir pantai. Di kawasan perkotaan atau yang terletak pada Kecamatan Banyuwangi terdapat beberapa kelurahan yang memiliki kawasan kumuh yaitu Kelurahan Mandar, Kepatihan dan Lateng.  Semua kelurahan ini terletak pada daerah pesisir.

Jika kita berbicara mengenai slum area, yang terpikirkan saat itu juga adalah masyarakat berpenghasilan rendah dan berkaitan dengan kemiskinan. Untuk itu jika pemerintah ingin menghilangkan atau membenahi kawasan kumuh akan sama saja dengan melakukan pemberantasan kemiskinan pada kawasan tersebut.

Cara memberantas keduanya bisa dengan memberdayakan Sumber Daya Manusia nya. Pihak pemerintah juga memfasilitasi segala sesuatu. Apalagi dikawasan perkotaan telah banyak berdiri fasilitas fasilitas publik. Pemukiman kumuh juga banyak menyebabkan masalah disekitarnya, misalnya kerusakan lingkungan akibat sampah domestik. Dan membuat ketidaktertiban pembangunan.

Pemukiman kumuh juga terjadi karena adanya arus urbanisasi. Dimana orang orang berbondong bondong untuk menetap pada suatu kota dengan alasan fasilitas, pekerjaan dan lainnya dan hal tersebut menuntut mereka untuk memperoleh tempat tinggal yang layak, beberapa orang memilih perumahan, kontrakan ataupun kost. 

Bagi mereka yang tidak mempunyai kecukupan finansial dan alasan mereka melakukan urbanisasi adalah agar memiliki pekerjaan di kota dan berharap menuai pendapatan yang layak justru tidak bisa bersaing. Karena urbanisasi membuat mahalnya suatu tanah ataupun perumahan. Mau tidak mau mereka memilih tinggal dikawasan kumuh ataupun tempat yang menurut mereka murah. Seperti bagiah hilir sungai ataupun daerah pesisir. Namun hal tersebut sangat berdampak bagi lingkungan sekitar. Karena padatnya suatu pemukiman biasanya ditandai dengan kumuhnya suatu kawasan.

Di banyuwangi sendiri pada tahun 2016 diadakan program KOTAKU atau Kota Tanpa Kumuh dengan menyasar 3 kelurahan di kecamatan Banyuwangi kota yaitu Mandar, Lateng, dan Banyuwangi dengan total luas 20,63Ha. 

Overview dari ketiga kelurahan itu pada lingkungan pesisirnya adalah ketidakberaturan letak bangunannya, beberapa huniannya suda tidak layak, susahnya aksebilitasnya dan memiliki drainase yang buruk sehingga sering sekali tercium bau tidak sedap dari drainase tersebut bahkan hingga terlihat air yang menghitam pada drainasenya dan lingkungan yang tidak sehat akan berdampak juga pada kesehatan masyarakatnya.

Untuk itu pemerintah berupaya dengan melakukan pemberdayaan kepada masyarakatnya, bisa juga melalui sektor usaha informal, agar melatih skill masyarakat yang tinggal di kawasan kumuh dan masyarakatnya bisa berkembang dan mendapatkan pendapatan yang cukup. Lalu pemerintah bisa menyusun rencana pengembangan kawasan pemukiman.  

Solusi lainnya yang bisa ditawarkan adalah memindahkannya pada perumahan yang harganya bisa diajangkau rakyat miskin. Ataupun rumah susun yang harganya sangat bisa dijangkau. Hal ini bertujuan untuk menertibkan kawasan kumuh yang ada. Dan di perumahan atau pun rumah susun sudah terjamin akses sanitasi dan air bersihnya yang juga akan mempengaruhi kesehatan para penghuninya.

Kembali lagi pada perumahan, di perkotaan sendiri khususnya di banyuwangi telah banyak tersebar secara merata perumahan perumahan. Dalam hal ini pemerintah ingin memfasilitasi rakyatnya. Tidak hanya sasaran bagi masyarakat kelas menengah saja namun juga kelas kebawah juga difasilitasi oleh pemerintah. Namun terkadang penolakan datang dari masyarakatnya. Berbagai alasan telah banyak yang di tuturkan masyarakat sebagai bentuk penolakan pemindahan hunian. 

Contohnya adalah alasan transportasi. Pada pemukiman kumuh di kelurahan mandar dan di kelurahan dekat pesisir. Kebanyakan warganya bekerja sebagai nelayan dan rumah kumuh mereka dinilai strategis untuk membantunya dalam bekerja karena jaraknya yang dekat dengan sumber penghasilan mereka. 

Untuk itu perlunya diberi pengetahuan atau sosialisasi mengenai dampak slum area bagi dirinya dan bagi wilayah tempat tinggalnya. Juga diberi beberapa gambaran mengenai potensi apa saja yang bisa bibuat setelah melakukan pembenahan di sekitar wilayah pesisir dan slum area

Semestinya upaya pemerintah dalam menanggulangi kawasan kumuh dengan memindahkan ke rumah susun atau perumahan haruslah didukung. Karena tidak hanya memperindah tampilan suatu wilayah juga menjaga wilayah tersebut dari kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh limbah domestik dan yang tidak kalah penting bahwa tempat tinggal berpengaruh terhadap kesehatan penghuninya juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun