Mohon tunggu...
Nabila Aurellia
Nabila Aurellia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya seorang mahasiswa perguruan tinggi di bandung,Hobby saya membaca,menulis artikel dan masih banyak lagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayang Malam di Bandung

30 Januari 2024   12:20 Diperbarui: 30 Januari 2024   12:25 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar : canva

Bab 1: Siapa, Dimana, Masalah

(Adegan 1: Terlihat Bandung malam hari, dengan lampu-lampu kota yang bersinar di kejauhan. Di tengah-tengahnya, ada seorang pria bernama Ardi, berdiri di salah satu taman kota yang teduh. Ia terlihat bingung dan penuh pertanyaan dalam pikirannya.)

Ardi: (monolog) Bandung, kota yang selalu menyimpan rahasia malam yang dalam. Kota ini penuh dengan cerita-cerita yang belum terungkap. Dan malam ini, aku sendiri di sini, mencari jawaban atas pertanyaan yang membelenggu pikiranku.

(Adegan 2: Tiba-tiba, datanglah seorang wanita muda bernama Maya, dengan senyum tulus di wajahnya. Dia menghampiri Ardi dengan lembut.)

Maya: (sambil tersenyum) Apa yang membuatmu begitu dalam berpikir, Ardi?

Ardi: (tersenyum) Maya, aku tidak tahu. Kadang-kadang, malam ini seperti bayang-bayang yang selalu menghantui pikiranku.

Maya: (menatap langit) Malam ini memang memiliki daya tarik yang luar biasa. Terkadang, kita bisa menemukan jawaban-jawaban yang kita cari di bawah cahaya bulan dan bintang.

(Adegan 3: Mereka berdua duduk di bangku taman, melihat langit yang penuh bintang. Terlihat ada keraguan dalam mata Ardi, sementara Maya tampak tenang.)

Ardi: (dalam hati) Maya, aku tahu ada sesuatu yang harus aku selesaikan, tapi aku tidak tahu bagaimana caranya.

Maya: (menggenggam tangan Ardi) Katakan padaku, Ardi. Apa yang sedang mengganggu pikiranmu?

Ardi: (berbisik) Aku belum pernah memberitahumu tentang masa laluku yang kelam. Ada sesuatu yang aku sembunyikan darimu.

Maya: (dengan penuh perhatian) Ceritakanlah padaku, Ardi. Aku akan mendengarkan.

(Adegan 4: Ardi mulai menceritakan masa lalunya yang kelam kepada Maya. Dia bercerita tentang kehilangan yang pernah dia alami, dan bagaimana itu telah mempengaruhi hidupnya.)

Bab 2: Konflik

(Adegan 1: Setelah mendengarkan cerita Ardi, Maya merasa terkejut dan sedih. Dia tidak tahu harus berkata apa.)

Maya: (dengan mata berkaca-kaca) Ardi, itu adalah beban yang berat untuk kau pikul sendiri. Mengapa kau tidak pernah berbicara padaku sebelumnya?

Ardi: (menyesal) Aku takut, Maya. Takut kau akan menjauhiku jika tahu masa laluku.

Maya: (mengelus wajah Ardi) Ardi, aku mencintaimu bukan karena masa lalumu. Aku mencintaimu karena siapa dirimu sekarang, karena kebaikan dan kelembutan hatimu.

(Adegan 2: Ardi dan Maya berdua saling mendekatkan diri, sambil berbicara tentang masa depan mereka bersama.)

Ardi: (penuh harap) Maya, apa yang harus kita lakukan sekarang?

Maya: (tersenyum) Kita akan menghadapinya bersama-sama, Ardi. Kita akan mengatasi segala konflik dan rintangan yang datang. Bersama-sama, kita akan menjadi lebih kuat.

(Adegan 3: Mereka berdua berdiri di bawah langit malam yang cerah. Ardi dan Maya memandang satu sama lain dengan penuh cinta dan tekad.)

Bab 3: Finishing

(Adegan 1: Beberapa bulan berlalu, Ardi dan Maya telah menghadapi berbagai konflik bersama-sama. Mereka telah tumbuh lebih kuat dan lebih dekat.)

Ardi: (tersenyum) Terimakasih, Maya. Kau telah mengubah hidupku. Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan menemukan cinta sejati dan mendapatkan kesempatan kedua seperti ini.

Maya: (bahagia) Ardi, kita selalu memiliki kesempatan untuk memulai ulang dan membuat masa depan yang lebih baik bersama-sama. Cinta kita adalah cahaya yang akan terus membimbing kita melalui setiap malam yang gelap.

(Adegan 2: Mereka berdua berjalan bersama di bawah bintang-bintang, menuju masa depan yang cerah dan penuh harapan.)

Ardi: (tersenyum, sambil memandang langit) Seperti bintang-bintang yang selalu bersinar meski dalam kegelapan, cinta kita juga akan terus bersinar dalam setiap keadaan.

Maya: (menggenggam tangan Ardi erat-erat) Kita telah belajar bahwa cinta adalah kekuatan yang bisa mengatasi segala konflik. Dalam setiap malam yang gelap, kita akan menciptakan cahaya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun