Pada akhinya, aku melakukan riset data-data untuk mempersiapkan SBMPTN. Aku memutuskan untuk mengambil SOSHUM, dan bagaimana caranya aku ngejar materi TPS dan TPA dalam waktu 1 tahun. Berbagai tryout dari kampus mana pun aku ikuti, menonton video-video youtube, dan pastinya belajar sharing dengan teman.Â
Oh iya, SBMPTN di tahun 2020 itu tahun pertama di mana perubahan bagi siswanya untuk memilih terlebih dahulu jurusan dan kampus yang ingin ditempuh lalu baru mengikuti tesnya. Jadi setiap tahunnya pasti ada perubahan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk mencari jumlah nilai dengan kemampuan aku nantinya.Â
Aku memutuskan untuk mengambil Ilmu Politik - UIN Bandung di urutan pertama. Padahal sebelumnya aku ingin sekali masuk ke Broadcasting/Jurnalistik UNPAD, dan mengambil jurusan Ekonomi di PTN mana pun.Â
Kemudian, ada di titik aku jenuh untuk belajar terus-terusan dan tidak terbiasa, ya karena saat SMK lebih banyak praktik dibandingkan teori. Tetapi karena dukungan dari keluarga dan teman yang selalu kasih semangat penuh untuk aku, jadi aku nggak gampang nyerah gitu aja.Â
Kesalahan Siswa Dipengaruhi Pikiran dan Jiwa
Waktu perlahan berjalan dengan cepat, SBMPTN mulai dekat. Setiap malam tangisan dalam tahajud selalu menghantui, apakah aku bisa lolos di negeri? Karena sebegitu besar menakutkan bagiku, lagi-lagi aku tidak mempersiapkan cadangan swasta kalau nantinya gagal.Â
Sembari mengulurkan waktu untuk tes SBMPTN, aku juga ikut mendaftar jalur mandiri negeri di beberapa universitas. Namun sayangnya semuanya gagal, tangisan dan kecemasan hari-harinya semakin bertambah. Aku harus apa? Aku harus bagaimana? Apakah aku bisa membuktikan kalau aku akan berhasil?Â
Pikiran kacau balau saat di umur 17 tahun yang rentan itu. Aku hanya memikirkan bagaimana cara aku masuk ke dunia negeri, tanpa memikirkan jurusan yang aku sukai. Intinya hanya negeri, tanpa melihat jurusannya. INGAT! Ini fatal banget. Nah, ini alasan aku memilih jurusan Ilmu Politik UIN Bandung, karena nilai yang kecil dan aku pikir aku mampu masuk kesitu. Jangan ditiru ya!!
Sebetulnya Apa Sih yang Dikejar?
Nah, pada saat aku belajar, beberapa temanku sudah ada yang keterima SNMPTN dan SNMPN. Kalau diingat-ingat ya dulu, mereka yang sudah keterima hidupnya merasa santai, chill, udah nggak ngapa-ngapain deh pokonya. Nah, kebetulan banget SBMPN (Seleksi Bersama Masuk Politeknik Negeri) lagi buka pendaftaran.Â
Jujur ya aku sama sekali tidak tertarik untuk daftar di Politeknik, ya karena D3 kaya mikir sayang banget kenapa ga sekalian ke S1 aja gitu?! Dulu aku mikirnya gitu, tapi pemikiran kaya gitu aku singkirkan dulu. Akhirnya coba deh nyeplung daftar di SBMPN.Â
Yap, alhasil aku kemakan omongan sendiri, hahaha. Pengumuman SBMPN tiba, jujur pada saat itu titik terberat aku sih buat mengetahui segala hal tentang kampus apakah aku lolos atau tidak. Sekitar jam 2 pagi pengumuman sudah buka, memang jam segitu jam-jamnya aku saat belajar, jadi masih bangun buat buka laman resminya. Hanya bermodal internet, laptop, doa orang tua, dan keputusan yang di atas sana, aku pasrahkan.Â
Jeng-jeng-jeng! Aku ternyata lolos di program studi D3 Jurnalistik!! Jujur waktu itu perasaan seneng banget. Tapi perasaan itu nggak sepenuhnya, ada kegelisahan jurusan yang aku tempuh itu Jurnalistik, aku mampu gak ya?! Apalagi hanya D3, kaya tanggung gitu gak sih?Â