Mohon tunggu...
Nabiilah
Nabiilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Masih menjalankan kewajibannya dalam memenuhi strata 1 dan suka untuk belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bullying: Wabah Mengerikan yang Masih Eksis

20 Februari 2024   13:51 Diperbarui: 21 Februari 2024   10:01 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Faktor Hadirnya Perundungan

Seorang psikolog berkata bahwa kasus perundungan kerap terjadi karena adanya keinginan pelaku untuk mendapatkan validasi atas dirinya di lingkungan sekolah. 

Intan Erlita, seorang psikolog yang diwawancarai kompas.tv berkata bahwa mereka, yang di usia remaja kerap mencari indentitas dirinya untuk menunjukkan kontrol atau kuasa atas lingkungannya. 

Psikolog kelahiran Jakarta tersebut juga menambahkan bahwa peran sekolah seharusnya lebih menaruh perhatian dalam pembentukan karakter pada siswa-siswanya.

Selain mencari identitas dan validasi atas diri pelaku, perundungan bisa terjadi karena adanya pengaruh dari perilaku seseorang terhadap pelaku. Pengaruh tersebut dapat datang dari mana saja, indvidu lain, media massa (media sosial, telivisi, dsb), masyarakat, bahkan dari lingkungan sekolah itu sendiri. 

Kerap kali perundungan dilakukan oleh kelompok dan satu korban, seperti kasus Binus School anggota geng yang melakukan perundungan tersebut, sehingga siswa lain bisa saja terpengaruh dari perilaku geng-geng seperti itu.. 

Orientasi Bahaya Bullying di Sekolah

Kasus perundungan tidak memandang bulu, apalagi di sekolah, siswa manapun bisa saja menjadi sasaran untuk dijadikan korban perundungan. 

Maka dari itu, sekolah wajib melakukan orientasi dini terhadap bahaya bullying oleh siswa-siswanya, menjadi rumah kedua oleh para siswa sekolah wajib memberikan pendidikan sedini mungkin mengenai bahaya perundungan. 

Tidak hanya pendidikannya, wajib juga untuk sekolah menyediakan layanan konseling mengenai bullying. Mereka yang menjadi korban biasanya tidak bisa bersuara untuk mendapatkan perlindungan, pun yang menjadi pelaku kerap tidak sadar ia melakukan perundungan.

Perundungan bukan lagi soal 'bercanda', 'namanya juga anak-anak', 'main-main aja' dan kata-kata memaklumi lainnya, perundungan adalah soal hidup dan mati seseorang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun