Selain itu, pengaruh media sosial dan lingkungan sekitar mahasiswa juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi keputusan mereka untuk terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Oleh karena itu, dalam rangka memperkuat pendidikan terintegrasi, kampus perlu bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan keluarga, untuk menciptakan ekosistem yang mendukung keberhasilan program pencegahan narkoba.
Untuk memperkuat pencegahan penyalahgunaan narkoba melalui pendidikan terintegrasi, beberapa solusi dapat diterapkan. Pertama, meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan yang berfokus pada pengembangan diri dan kesadaran sosial. Kedua, menyusun kurikulum pendidikan yang mencakup materi pencegahan narkoba secara komprehensif, tidak hanya dari segi teori, tetapi juga melalui pengalaman praktis yang relevan dengan kehidupan mahasiswa. Ketiga, memperluas peran media sosial sebagai alat untuk menyebarkan informasi dan kampanye mengenai bahaya narkoba dan pentingnya pendidikan pencegahan yang terintegrasi.
Dengan pendekatan yang lebih terstruktur dan holistik, pendidikan terintegrasi dapat menjadi salah satu solusi yang efektif dalam mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan mahasiswa. Implementasi program ini membutuhkan komitmen dari seluruh pihak yang terlibat, baik dari pihak universitas, mahasiswa, maupun masyarakat luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H