Mohon tunggu...
Nabiel Fakriyah
Nabiel Fakriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nabiel

Penulis Sejarah. Mahasiswa Universitas Indonesia Jurusan Ilmu Sejarah. Spesialisasi Sejarah Perang Dingin dan Sejarah Diplomasi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Hubungan Persahabatan Soeharto-Lee-Mahathir

18 November 2021   22:23 Diperbarui: 18 November 2021   22:38 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.tribunnews.com

Sebagai negara Asia Tenggara tentunya kita memiliki tetangga yang sangat dekat yaitu negara Malaysia dan Singapura. Terlebih kedua negara tersebut merupakan negara pendiri ASEAN dan merupakan pendiri ASEAN termasuk Indonesia yang saat itu diwakili oleh Adam Malik begitupun Tun Abdul Razak dari Malaysia dan Sinnathamby Rajaratnam dari Singapura.

Ketiga negara ASEAN ini memiliki tokoh-tokoh penting yang membuat negaranya menuju modernisasi. Yaitu Presiden Soeharto sebagai Presiden Indonesia, Tun Mahathir Mohammad sebagai Perdana Menteri Malaysia, dan Lee Kuan Yew merupakan Perdana Menteri Singapura. Seperti yang kita ketahui negara Indonesia berbatasan dengan Singapura di wilayah Batam dan berbatasan laut dan darat dengan Malaysia seperti di Kalimantan Utara dan Sumatera yang berbatasan laut dengan Semenanjung Malaya.

Baik Mahathir, Lee, dan Soeharto ketiganya merupakan tokoh yang memimpin secara tegas. Mereka mengontrol politik secara ketat untuk menjaga kestabilan negara mereka. Namun, dengan ketatnya politik mereka disanalah banyak dilakukan pembangunan ekonomi yang terjadi diketiga negara tersebut. Soeharto dikenal sebagai 'Bapak Pembangunan', Lee dikenal 'Bapak Singapura Modern' dan Mahathir dikenal 'Bapak Pemodernan Malaysia'. Ketiga ini meninggalkan warisan modernisme yang dikenang.

Soeharto dan Lee Kuan Yew

Bila kita melihat kedekatan antara Soeharto dan Lee Kuan Yew tanpa ragu Lee menyebut Soeharto adalah sahabatnya. "Sepanjang Periode 1970-1980 kami bertemu setiap tahun, untuk terus membina hubungan, kami bertukar pandangan, dan mendiskusikan hal-hal penting" sebut Lee. Persahabatan keduanya semakin kuat ketika menjelang kejatuhan Orde Baru tahun 1997-1998. Lee menentang tekanan dana dari IMF yang meminta mereformasi struktural Pemerintah Indonesia.

Seperti yang kita ketahui hubungan Indonesia-Singapura sempat mengalami ketegangan pada tahun 1968. Dimana 2 anggota KKO yaitu Usman dan Harun di eksekusi mati oleh Pemerintah Singapura pada 17 Oktober 1968. Pada tahun 1971, Lee Kuan Yew mengunjungi Indonesia Soeharto memberikan syarat kepada Lee untuk menaburkan bunga pada makam Usman dan Harun. Syarat yang tidak lazim tersebut dipenuhi oleh Lee, entah apa yang menjadi pertimbangan saat itu.

Soeharto dan Mahathir Mohammad

Persahabatan antara Soeharto dengan Mahathir tidak dapat diragukan. Sejak terpilihnya Mahathir menjadi Perdana Menteri Malaysia pada 1981 sampai lengsernya Soeharto banyak hal terjadi antara mereka berdua. "Saya selalu mengikuti perkembangan berbagai kebijakan yang dijalankan pemerintah beliau. Maka kunjungan luar negeri saya yang pertama kali setelah saya dilantik (Perdana Menteri) menggantikan Datuk Hussein Onn pada 1981 adalah kepada Presiden Soeharto," tutur Mahathir yang dikutip Mahpudi dkk dalam Pak Harto: The Untold Stories.

Mahathir mengenang Soeharto sebagai tokoh yang tidak ribet dalam menyelesaikan permasalahan. Terlebih dalam masalah hubungan Indonesia-Malaysia. Mahathir sendiri mengatakan bahwa Malaysia memiliki permasalahan dengan Thailand, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, dan Indonesia, tetapi Indonesia yang paling mudah diselesaikan.

Malaysia meminta Indonesia untuk menolong dalam mengirim guru-guru ke Malaysia. Saat itu kondisi pendidikan Indonesia lebih baik daripada Malaysia. Maka dari itu Indonesia membantu dalam membangun infrastruktur pendidikan di Malaysia. Banyak pula  mahasiswa-mahasiswa Malaysia yang berkuliah di Indonesia pada 1970an-1980an.

Lee Kuan Yew dan Mahathir Mohammad

Mahathir dan Lee menjadi simbol dari dua kebijakan yang bertolak belakang. Yang pertama, yang disebut Lee sebagai "ultra Melayu," mengambil sikap keras terhadap Singapura setelah merdeka pandangan yang dia pegang hingga hari ini. Dia telah menyerukan kenaikan harga untuk air yang dipasok ke Singapura dan menuduh tetangganya mengambil keuntungan dari hubungan kedua negara untuk membangun ekonomi yang efisien.

Kritik Mahathir terhadap Singapura memuncak selama krisis keuangan Asia tahun 1997. Negara ini menjadi pasar untuk menjual mata uang dan saham Malaysia, memberikan pukulan serius bagi perekonomian negara itu. Mahathir mengecam Singapura, menyebut dana lindung nilai yang beroperasi darinya.

Keputusan Malaysia untuk meninjau kembali hubungan perdagangan pasar saham mencerminkan kenangan pahit Mahathir saat itu, kata para analis. Orang Malaysia memiliki perasaan campur aduk tentang Singapura dan pendakiannya yang cepat ke klub negara maju. Bahkan warga keturunan Tionghoa pun terpecah pandangannya. Sementara banyak yang memuji kurangnya diskriminasi etnis di Singapura, yang lain mengkritiknya sebagai tindakan terbaik untuk dirinya sendiri, kata Masashi Nakamura, seorang ahli urusan Asia Tenggara di Institut Ekonomi Berkembang.

Tetapi sementara Mahathir harus menghilangkan permusuhan yang tersisa terhadap Lee - yang dua tahun lebih tua darinya dan meninggal pada tahun 2015 - dia harus menjaga jarinya pada denyut nadi bangsa dan dinamika yang berubah di kawasan itu. Tang Siew Mung, rekan senior di Institut ISEA-Yusof Ishak, lahir di Malaysia tetapi sekarang tinggal di Singapura. Setelah tinggal di kedua negara, Tang merasa bahwa keduanya terjalin erat, dan ketergantungan mereka tidak dapat diubah.

"Terlalu banyak yang dikatakan [tentang] ketergantungan Singapura pada Malaysia untuk sumber daya air dan makanannya, sementara terlalu sedikit pengakuan [tentang] berapa banyak keuntungan Malaysia dari hubungan baik dengan tetangga selatannya," katanya, menunjukkan bahwa petani Malaysia pasar ekspor terbesar adalah Singapura.

Dan sebagai anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, dengan masing-masing memegang lokasi strategis di kawasan itu, setiap peningkatan ketegangan di antara mereka dapat secara serius mempengaruhi seluruh Asia, terutama ketika blok tersebut mulai mencari strategi Indo-Pasifiknya sendiri.

Meskipun begitu terdapat hubungan personal yang terjadi antara keduanya. Saat Mahathir melakukan operasi jantung saat tahun 1989 Lee membantu Mahathir untuk menerima dokter dari Singapura yang tinggal di Australia. Kisah lain juga ketika Lee sedang tidak sehat Mahathir berencana untuk mengunjunginya, tetapi ajudan Lee mengatakan kalau Lee sedang sakit dan tidak dapat dijenguk.

Daftar Pustaka :

https://www.liputan6.com/global/read/2195556/kisah-persahabatan-lee-kuan-yew-dan-soeharto

https://historia.id/politik/articles/sekelumit-kisah-mahathir-mohamad-PNa4Y/page/5

https://tirto.id/soeharto-mahathir-kemesraan-antara-indonesia-malaysia-cu4R

https://asia.nikkei.com/Spotlight/Comment/Mahathir-still-living-in-the-shadow-of-Lee-Kuan-Yew

https://dunia.tempo.co/read/653449/13-hal-dari-mahathir-tentang-lee-kuan-yew/full&view=ok

https://www.republika.co.id/berita/nnm1dl/cermin-tiga-sahabat-soeharto-lee-kuan-yew-mahathir-mohamad

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun