Pernah nggak sih kalian merasa "hidup saya kok gini- gini aja ya?" kaliam merasa diri kalian ga ajek aja gitu, dari dulu sampai sekarang merasa tidak berkembang, bing juga mau mulai dari mana dan jika ditanya kedepannya mauu gimana, dan mau ngapain bingung juga.
Nah jika kalian merasakan hal- hal yang tadi, saya ingin mengatakan bahwa kalian ada di artikel yang sangat tepat, kenapa? Karena kali ini saya akan membahas bagaimana sih caranya supaya kalian bisa lancer untuk mengembangkan diri, dan kali ini saya akan membahas dari prinsip Stoicism.
Sebenarnya ada banyak sekali pendekatan yang bisa diterapkan untuk pengembangan diri dan pendekataya pun sering kali cocok- cockan dalam artian bisa saja misalnya ini cocok untuk kalian tapi tidak cocok untuk yang  lain atau sebaliknta, nah, salah satu pendekatan yang bisa kalian terapkan adalah dengan Aliran Filsafat seperti tadi yang saya katakana dan pendekatan kali ini adalah Stoicism.
Di Stoicism sendiri ada suatu konsep yang namanya adalah dikotomi control yaitu pemahaman soal kita tuh sebenarnya harus bisa membedakan mana hal yang bisa kita kontrol dan mana yang tidak dan ketika kita mencoba untuk mengendalikan hal- hal yang diluar kendali kita, yang tidak bisa kita control biasanya hasilnya tidak begitu worth it karena ini rentan membuat kita kecewa, dan kita juga tidak berimpek secara langsung, mungkin kalian pernah mengalaminya langsung ketika ingi keluar bersama teman- teman tetapi tiba- tiba hujan itu kan tidak bisa kalian control dan kalian harus neduh.
Hal itu semua memang bisa membuat kita frustasi dan biasanya membuat kita menjadi merasa kesal sendiri karena kita mencoba mengendalikan hal- hal yang tidak bisa kita control, atau tidak bisa kita control sepenuhnya. Kita memang bisa mengusahakan tetapi kita tidak bisa mengontrol sepenuhnya dan akhirnya kita menjadi merasa kesal.
Tetapi pada akhirnya sebenarnya kita tidak mampu untuk mengandalikan hal- hal seperti tadi. Ada berbagai macam faktor yang bisa membuat kita ada di kondisi saat ini dan itu biasanya diluar control kita.
Stoicism disini sebanrnya hadir untuk meminta kita untuk belajar memisahkan keduanya dan cara agar bisa menyikapinya dengan tepat. Yang tidak bisa dikendalikan yasudah terima saja dengan santuy dan ikhlaskan saja, tetapi kalian harus tetap usaha dan ikhtiar juga fokus dan usahahkan apa yang ada di dalam kendali kalian.
Balik ke contoh tadi jika kalian terjebak hujan dan kalian ingin bermain bersama teman daripada kalian mengutuk pada hujan ya kalian harus melakukan apa yang bisa kalian kendalikan, misalnya dengan kalian beri tahu teman kalian jika kalian bakal telat, atau dengan kalian membeli sebuah paying dan memakai ojek online,, atau yasudah tunggu saja sampai reda jadi seperti sebenarnya fokus saja ke hal yang bisa kalian control.
Ini jika dikaitkan dengan pengembangan diri tidak jarang jika orang sering kali jadi salah mengurusi sesuatu itu salah, jadi orang mungkin jadi kebanyakan fokus kadang- kadang ada beberapa yanglebih fokus dengan hal yang diluar kendalinya seperti keadaan bawaan lahir kalian, keadaan lingkungan kalian saat ini, sistem, pemerintahan, dan lain sebagainya masalalu kalian serta keaadaan orang lain itu kan sebenarnya tidak bisa kalian control sepenuhnya.
Akhirnya malah membuat stress, kecewa, dan malah membuat pikiran kalian negative dan kalian menjadi merasa rendah diri dan kalianmerasa kalian tidak bisa berkembang, yamg harusnya diri kalian bisa dikembangkan malah tidak terurus karena kita terlalu banyak mengurus hal- hal yang tidak bisa kita control.
Nah jika kita mebali ke stoicism, hal- hal yang bisa kita lakukan adalah terima dengan tenang jika kalian merasa kurang, jika kalian merasa, negative dan lain sebagainya. Santuy saja dan terima saja, dan santuy ini bisa kalian terjemahkan dari beberapa hal tetapi memang dari hal teori psikologi, memang perlu penerimaan, yaa kalau bahasa agamanya ikhlas bahwa kalian tidak bisa mengubah sepenuhnya hal yang tidak bisa kalian kendalikan ntah itu lingkungan kalian, sistem ekonomi, dan lain sebagainya.Â
Atau masa lalu dimana mungkin kalian menjadi korban bully nah itu tidak bisa kalian control kan sekarang? Untuk mengubahnya dan untuk sampai pada saat ini tidak semudah itu memang, tidak semudah seperti okee gua ikhlas git. Mungkin bisa menjadi sebuah perjalanan yang panjang.
Tetapi tidak apa- apa disini saya membantu kalian, jadi saran saya, kalian coba usaha aja  sih untuk mengandalikan hal yang memang kalian bisa kendalikan entah itu usahah untuk mengambangkan diri, ntah itu untuk kalian memilih apa yang mau kalian risaukan, dan juga memgembangkan kemampuan yang kalian miliki itu adalah  hal yang bisa kalian kendalikan. Sesimple karena semua hal itu berada di bawah control kalian sendiri.
Jika kalian mau berdiri ya kalian harus berdiri, ibaratnya kalian mau memilih membaca atau kalian  mau memilih untuk mengeluh yang ada dalam diri kalian, kalian mau baca buku atau mau tidur ya itu pilihan kalian sendiri.
Jadi seperti balik lagi fokus ke hal yang bisa kalian control, mungkin kalian tidak bisa ,mengendalikan lingkungan kalian tetapi kalian mempunyai pilihan lingkungan baru atau nyertain lingkungan diri yang mungkin melek kesehatan mental misalnya.
Nah terus sekarang dari beberapa konsep tadi bagaimana sih cara menerapkannya? Well ada beberapa langkah:
- Coba tentukan tujuan kalian
- Ukur modal kalian
- Kenali diri
- Kenali keadaan agar kalian tau tujuannya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H