Mohon tunggu...
Nabiela Fitria
Nabiela Fitria Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Sebenarnya Siapa Sih yang Salah?

2 Desember 2016   09:36 Diperbarui: 2 Desember 2016   09:58 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: onlineberita.com

Di zaman yang sudah modern ini, semuanya serba canggih, teknologi yang terus berkembang. Anak-anak zaman sekarangpun tidak ada yang tidak memegang gadget, anak kecilpun yang belum mengerti apapun pasti membawa dan mengoperasikan gadget.

Hal ini pasti sangat berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Pengaruh pada pertumbuhan anak akan cenderung akan duduk saja sambil memainkan gadgetnya, posisi ini pasti akan mempengaruhi kondisi pertumbuhannya, bisa saja anak yang aktivitasnya hanya duduk dan bermain gadget terkena obesitas karena banyaknya makan dan kurangnya bergerak.

Pengaruh pada perkembangan anak yaitu anak cenderung malas berpikir karena aktivitas otaknya hanya terpusat dengan game yang ada dalam gadgetnya. Pada perkembangan yang lain, anak akan telat dalam perkembangan motoriknya karena gerak si anak hanya terpusat pada jari-jari tangannya saja. Hal lain yang juga berpengaruh adalah kondisi matanya, jika anak sering menatap layar monitor gadget anak akan mengalami permasalahan pada matanya contohnya saja rabun jauh. Tidak heran jika saat ini kita banyak menemukan anak kecil yang sudah berkacamata.

Hal lain yang membahayakan adalah anak jadi kurang berkomunikasi dengan orang disekitarnya. Tingkat sosial anak juga berkurang, dia jadi tidak peduli dengan orang-orang disekitarnya.

Banyak orangtua mengeluh dan sudah tidak berkutik jika anaknya sudah nyandu yang satu ini. Disatu sisi orangtua juga ada enaknya, pada saat anak mereka main game mereka memilki waktu untuk diri sendiri dan seakan bisa bebas dari tugas dan rutinitas terhadap konsekuensi mengurus tugas anak. Tetapi tahukah bahwa ternyata ada banyak “alam” yang berbahaya di alam game dan itu nikmat bagi anak.

Lantas jika sudah seperti ini siapa yang salah?.

Anak merasa bukan siapa-siapa di dunia nyata, tetapi dia adalah “Raja” atau orang yang berkuasa di alam gamenya. Dan ini nikmat baginya karena penghargaan dan penerimaan benar-benar dirasakan di alam game tersebut. Sedangkan di dunia nyatanya, dia tidak dihargai dan berbagai label tentang anak yang negatif sudah menumpuk pada dirinya. Mereka yang seakan menjadi pecundang di dunia nyata dan anak yang di “sia-sia”, bisa menjadi juara sejati di alam yang berbeda. Mereka mendapatkan penghargaan dan diterima, di elu-elukan merasa dibutuhkan, diinginkan dan itu semua berbeda dengan dunia yang nyata dalam kehidupannya. Paham bukan? Kenapa anak dan remaja bisa kecanduan game?.

Sebagai orangtua atau pemerhati tumbuh kembang anak ada baiknya kita memahami hal ini dan memberikan perlakuan yang berbeda kepada anak kita, terima dia apa adanya dan bantulah agar berprestasi dan buat dia menjadi anak yang luar biasa hebat dalam bidang yang dia sukai. Jika kita tidak mengambil tanggung jawab kita, maka sudah ada yang bisa mengambil alih dan kita tahu itulah game dan berbagai media sejenis yang siap menjadi guru dan pengaruh dalam kehidupannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun