Aksi Kim Woo Bin dalam film Officer Black Belt (2024) yang tayang di Netflix patut diakui cukup menghibur dan layak untuk disimak, terutama bagi penggemar aksi laga Korea. Film ini menghadirkan premis yang cukup menarik, yaitu tentang seorang pria paruh baya yang ahli bela diri, tanpa sengaja terjebak dalam dunia kriminal dan menjadi pengawas bagi mantan narapidana.
Premis ini terdengar unik, meskipun saya pribadi tidak yakin apakah "pengawas kriminal" benar-benar ada di dunia nyata. Istilah ini merujuk pada seseorang yang mengawasi mantan narapidana yang baru dibebaskan atau yang menjalani pembebasan bersyarat. Meskipun konsep ini fiktif, film ini memiliki potensi besar untuk menghadirkan berbagai adegan seru.
Dua nama besar, yaitu Kim Woo Bin dan Kim Sung-Kyun, menjadi daya tarik utama film ini. Kim Woo Bin dikenal sebagai salah satu aktor papan atas dengan wajah tampan yang sudah pasti menarik perhatian penonton. Sementara itu, Kim Sung-Kyun, yang sebelumnya dikenal lewat perannya dalam Reply 1988, juga menambah bumbu kesuksesan film ini. Kehadiran mereka tentu saja membuat film ini terasa lebih menjual.
Dengan platform Netflix yang menjadi tempat penayangan, tidak mengherankan jika *Officer Black Belt* menarik perhatian banyak penikmat film, terutama penggemar K-Movie. Netflix sendiri telah dikenal sebagai tempat berbagai karya film dan serial Korea yang berkualitas, sehingga ekspektasi penonton terhadap film ini cukup tinggi. Namun, setelah menontonnya, saya bisa merangkum beberapa hal utama yang saya dapatkan dari film ini.
Cerita yang ringan
Film berdurasi sekitar 1 jam 48 menit ini memiliki cerita yang tergolong ringan. Tidak ada konflik yang terlalu kompleks atau membuat kepala pusing. Penonton bisa langsung memahami siapa tokoh baik dan siapa tokoh jahat sejak awal. Secara keseluruhan, plotnya terbilang lurus tanpa banyak liku-liku.
Saya sempat mengira bahwa akan ada satu atau dua tokoh kriminal yang mengalami pertobatan selama dalam pengawasan. Namun, nyatanya, film ini tidak menyajikan tema yang sedalam itu. Kompas moral dalam cerita ini sangat jelas---tokoh-tokoh baik tetap baik, dan yang jahat tetap jahat. Penonton tidak dibuat bingung atau terombang-ambing antara siapa yang benar dan siapa yang salah. Ada beberapa adegan yang sepertinya mencoba menyentuh sisi moral, tetapi sayangnya, kurang memberikan dampak emosional yang berarti.
Aksi baku pukul yang intens
Jika bicara soal aksi, Officer Black Belt tidak mengecewakan. Film ini mampu menampilkan adegan pertarungan yang cukup intens, dan hal ini mungkin menjadi daya tarik utamanya. Saya harus mengakui bahwa film ini cukup berhasil dalam menggambarkan Korea sebagai negara dengan atlet Taekwondo yang berbakat. Banyak gerakan Taekwondo yang menonjol dalam adegan-adegan perkelahian, terutama tendangan yang menjadi andalan para karakter.
Meskipun ceritanya ringan, film ini tetap menghadirkan pertumpahan darah dan aksi yang cukup brutal. Penonton yang menyukai adegan baku hantam pasti akan terhibur dengan pertempuran fisik yang dihadirkan. Para penjahat digambarkan dengan perawakan yang meyakinkan, dan kehadiran elemen dark web sebagai latar belakang menambah dimensi kekelaman yang menarik. Dalam hal ini, Officer Black Belt bisa dibilang memenuhi syarat sebagai film laga yang solid.