Ada yang pernah berkonsultasi dengan apoteker ? atau meluangkan waktunya untuk berdiskusi terapi obat-obatannya? pasti jarang kan?
Saya masih melihat banyak pasien yang ingin cepat mendapatkan obatnya setelah melakukan pemeriksaan, ataupun kontrol dokter kebanyakan pasien ingin buru-buru pulangÂ
Ya mungkin pemikiran seperti ini tidak dimiliki oleh kebanyakan pasien namun, dari beberapa pasien yang saya temui tipe buru-buru pulang ini lumayan banyak. Dari pengalaman saya pasien tipe ini ingin sat-set tanpa jeda.
Saya yang menyiapkan obatnya ya ketar ketir, ingin rasanya ngomong pada pasien tipe seperti ini ya mbok sabar. Dimata mereka kami apoteker berasa tukang bungkus obat tidak lebih tidak kurang.Â
Padahal ada loh beberapa layanan yang bisa kami berikan selain bungkus obat, dan secara taktis membantu masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
Pelayanan SwamedikasiÂ
Swamedikasi secara harfiah mengobati diri sendiri dengan cara sendiri. Umumnya untuk mengobati gejala penyakit tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Pemilihan dan penggunaan obat tersebut ditujukan untuk mengatasi penyakit dan gejala
penyakit ringan. Seperti demam, flu, pusing kepala, diare, dll.Â
Sebenarnya swamedikasi ini sudah sering dilakukan oleh kita-kita tanpa kita sadari. Minimal sudah tahu kalau demam minumnya paracetamol, gejala maag promag (antasida), hingga panu pun sudah tahu obatnya.Â
Hanya saja pelayanan yang kami berikan lebih mendalam. Ya enggak dalam-dalam amat sih, yang pasti pelayanan swamedikasi yang kami berikan meliputi rekomendasi obat, rekomendasi aturan minum, dan penggunaan obat yang tepat sasaran.Â
Mari saya contohkan, jika kamu mengalami sakit kepala kemudian datang ke apotek meminta rekomendasi obat, hal yang akan kami tanyakan. Sakitnya sudah berapa lama? kemudian punya sakit maag atau tidak? mungkin dua pertanyaan sederhana ini yang akan kami ajukan.Â
Durasi sakit kepala akan mempengaruhi kami merekomendasikan dosis obatnya, kemudian riwayat sakit maag akan mempengaruhi pemilihan kami untuk jenis obat yang akan diberikan.Â
Umumnya obat sakit kepala masuk kedalam obat bebas, dan ada dua jenis obat bebas yang diperuntukkan untuk sakit kepala yakni paracetamol dan ibuprofen keduanya ampuh mengatasi sakit kepala, dan demam karena, keduanya sama-sama memiliki efek terapi analgetik, dan antipiretik.Â
Nah misal kamu memiliki riwayat sakit maag kami tidak akan merekomendasikan ibuprofen, dan akan merekomendasikan paracetamol. Hal ini karena, parasetamol lebih aman untuk lambung ketimbang ibuprofen yang masuk kedalam golongan NSAID.
Pelayanan Resep
Untuk yang perlu diketahui oleh orang-orang bahwa resep obat itu bukan tulisan tangan yang rumit dari dokter ke apoteker kemudian diterjemahkan menjadi obat lalu diserahkan. Ada pelayanan yang bisa diberikan oleh apoteker untuk masyarakat perihal menebus obat resep ini.
Perihal menebus obat dengan resep tentu akan membahas masalah biaya, dosis, indikasi, dan juga berkaitan aturan minum obat. Nah dalam hal ini pasien dan apoteker bisa berdiskusi perihal biaya juga.Â
Jadi kami bisa menawarkan obat resep diambil separuh resep atau disesuaikan hari yang ingin diminum. Tidak harus semua obat diambil semua saat mau menebus obat. Hal ini akan membantu pasien yang merasa kesulitan perihal mahalnya biaya obat. Kemudian nantinya apoteker akan akan membuatkan copy resep untuk pasien untuk menebus obat sisanya di lain waktu.Â
Kemudian jika resep obat dari dokter merupakan obat-obat bermerek kami bisa mengganti obat dengan golongan obat generik tentu dengan persetujuan dokter dan atau dari pasien untuk membantu mengurangi beban biaya pasien. Nah perihal penggantian obat ini sudah tertuang dalam PMK NO. 9 tahun 2017 Tentang Apotek. Jadi itu sudah masuk ke hak pasien dalam mendapatkan obat.
Dan dari pengalaman saya sendiri  masih ada pasien yang enggan menebus obat karena, mahal padahal ada alternatif lainnya seperti yang saya sampaikan sebelumnya.Â
Pelayan Informasi dan Edukasi Obat
Untuk hal ini ada beberapa obat yang perlu diberikan informasi lebih lanjut secara cermat, cerdas, dan trengginas.Â
Saya akan mengambil contoh obat dengan penggunaan khusus yakni insulin pen. Bagi orang awam penggunaan insulin pen hanya untuk penderita diabetes dan disuntikkan ke badan tidak lebih tidak kurang.
Tidak semudah itu wahai masyarakat, banyak hal yang perlu diperhatikan untuk penggunaan obat seperti insulin pen seperti kapan waktunya mengganti jarumnya? berapa suhu terbaik penyimpanan insulin pen? bagaimana mengatur dosis untuk insulin pen? daerah tubuh mana yang optimal untuk terserap insulin?
Gimana? banyak kan hal-hal yang perlu diperhatikan bukan. Kan ada Youtube ngapain harus lama-lama mendengarkan penjelasan apoteker? ckckck sungguh pemikiran yang sangat amat teramat di luar nurul.Â
Semisal ada yang mempertanyakan hal tersebut sudah dipastikan anda masuk ke golongan orang yang merugi.Â
Apoteker akan membaca resep yang diberikan oleh dokter, dan menerjemahkannya untuk pasien. Tepat dosis, tepat penggunaan, dan guna sehingga terapi yang diberikan optimal dan tidak sia-sia. Jadinya spesifik untuk pasien tersebut.Â
Ketiga pelayanan inilah yang menurut saya sebagai apoteker perlu diketahui dan dipahami oleh orang masyarakat. Tujuannya kembali lagi membantu para pasien yang sedang mengalami masalah.Â
Dengan mengetahui pelayanan ini saya berharap para pasien bisa menggunakannya sebagai informasi tambahan sehingga mencapai kesembuhan. Dan kami para apoteker pun dengan senang hati membantu pasien karena, Â bisa ikut berkontribusi dalam kesembuhan anda-anda semua. Tanya obat tanya apotekerÂ
Gimana? sudah mulai terbuka akan kerennya profesi apoteker? Jadi nanti kalau ke apotek jangan hanya datang, beli, dan pulang akan merugi anda jika tidak berkonsultasi obat dengan kami.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H