3 Benefit Konsultasi dengan Apoteker, Masyarakat Wajib Tahu!

Ada yang pernah berkonsultasi dengan apoteker ? atau meluangkan waktunya untuk berdiskusi terapi obat-obatannya? pasti jarang kan?

Saya masih melihat banyak pasien yang ingin cepat mendapatkan obatnya setelah melakukan pemeriksaan, ataupun kontrol dokter kebanyakan pasien ingin buru-buru pulang 

Ya mungkin pemikiran seperti ini tidak dimiliki oleh kebanyakan pasien namun, dari beberapa pasien yang saya temui tipe buru-buru pulang ini lumayan banyak. Dari pengalaman saya pasien tipe ini ingin sat-set tanpa jeda.

Baca juga: Keberadaan Mantri yang Solutif Namun Problematik Juga

Saya yang menyiapkan obatnya ya ketar ketir, ingin rasanya ngomong pada pasien tipe seperti ini ya mbok sabar. Dimata mereka kami apoteker berasa tukang bungkus obat tidak lebih tidak kurang. 

Padahal ada loh beberapa layanan yang bisa kami berikan selain bungkus obat, dan secara taktis membantu masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.

Pelayanan Swamedikasi 

Swamedikasi secara harfiah mengobati diri sendiri dengan cara sendiri. Umumnya untuk mengobati gejala penyakit tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Pemilihan dan penggunaan obat tersebut ditujukan untuk mengatasi penyakit dan gejala

Baca juga: Kamu Doyan Kopinya atau Manisnya? Es Kopi Terus dan Kantuk Kemudian

penyakit ringan. Seperti demam, flu, pusing kepala, diare, dll. 

Sebenarnya swamedikasi ini sudah sering dilakukan oleh kita-kita tanpa kita sadari. Minimal sudah tahu kalau demam minumnya paracetamol, gejala maag promag (antasida), hingga panu pun sudah tahu obatnya. 

Baca juga: Ketahui Kesehatan Ginjal dari Warna Urine

Hanya saja pelayanan yang kami berikan lebih mendalam. Ya enggak dalam-dalam amat sih, yang pasti pelayanan swamedikasi yang kami berikan meliputi rekomendasi obat, rekomendasi aturan minum, dan penggunaan obat yang tepat sasaran. 

Mari saya contohkan, jika kamu mengalami sakit kepala kemudian datang ke apotek meminta rekomendasi obat, hal yang akan kami tanyakan. Sakitnya sudah berapa lama? kemudian punya sakit maag atau tidak? mungkin dua pertanyaan sederhana ini yang akan kami ajukan.