Menonton film merupakan ritual yang rutin aku lakukan semenjak ada rental VCD (Video CD). Mungkin generasi sekarang sudah beralih ke streaming yang dimana hampir semua film bisa diakses melalui internet.Â
Ya untuk angkatan ku dulu untuk menonton film butuh usaha lebih. Minimal memiliki VCD player. Aku masih mengingat VCD yang aku miliki adalah film The Mummy yang diperankan oleh Brendan Fraser, dan Rachel Weisz. Film yang satu ini seseru itu untuk diulang-ulang penuh aksi dan kelucuan tersendiri.Â
Ya, karena minimnya jumlah VCD yang ku miliki,aku menonton film tersebut berulang-ulang. Alternatif dan solusi untuk mendapatkan akses film baru aku harus merogoh kocek 2500 rupiah untuk menyewa VCD di rentalan.Â
Ya kalau diingat-ingat masa-masa itu cukup seru juga. Tidak ada akses untuk trailer film atau semacamnya. Dan ternyata film-film yang ditonton di masa itu ternyata film kelas B semuanya.Â
Masuknya era internet mulailah masuk era streaming film atau download film. Sebagai anak daerah yang minim literasi hak cipta tentu kala itu aku tidak mengindahkan kegiatan itu sebagai pembajakan.Â
Rasanya sudah menjadi hal umum kala itu tukar koleksi film dengan teman-teman. Dari yang kualitas HD hingga bluray, dari yang subtitlenya bahasa Inggris hingga Indonesia, dari film Hollywood hingga Bollywood.Â
Dan akhirnya pada suatu hari ada ajakan dari seorang teman untuk menonton film Deadpool di bioskop. Nah untuk yang belum tau era ini belum ada namanya pesan tiket online. Kita harus datang ke bioskop dan mengantre.Â
Ajakan teman ini aku iyakan karena, penasaran dengan film yang satu ini. Nonton trailernya sepertinya seru. Ketimbang menunggu bajakannya yang lama akhirnya nonton juga di bioskop.Â
Harga tiketnya 35 ribu, dan bioskop yang pertama kali aku sambangi adalah bioskop Rajawali. Dan ternyata seperti itu menonton bioskop. Layarnya yang megah, suaranya yang riuh kemudian reaksi penonton yang hingar bingar menambah keseruan menonton film. Terasa memiliki kebersamaan yang dirayakan bersama-sama. Tertawa bersama-sama itu menyenangkan.Â
Dan aku baru tahu belakangan ini ternyata bioskop Rajawali itu termasuk bioskop bertuah. Salah satu bioskop tua yang masih bertahan dari gempuran bioskop yang kekinian.Â
Hal menarik dari bioskop Rajawali ialah poster-posternya yang unik. Masih bentuk lukisan tangan yang terasa otentik. Awalnya aku melihat posternya terasa aneh tapi jika ditelaah secara dalam nyatanya poster-poster di bioskop Rajawali memiliki ciri khasnya dan tidak bisa disaingi oleh bioskop lainnya. Ada nuansa lokal yang memberikan kesan emosional.Â
Dari sini aku mulai aktif menonton bioskop. Tiap film yang ingin aku tonton hampir rata-rata aku tonton pada hari pertama tayang. Minimal 2 hari setelah rilis di bioskop.Â
Suasana dan kesan keseruan menonton film di bioskop tidak bisa digantikan apalagi jika menonton bersama orang-orang yang sama-sama menikmati fimnya bukan FOMO (Fear Of Missing Out) ikutan trend.Â
Ya terlepas dari itu semuanya mari kita nonton film ditempat yang seharusnya.Â