Mohon tunggu...
Nabial C G
Nabial C G Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kasus Rabies Tidak Boleh Diabaikan

17 Mei 2023   15:51 Diperbarui: 17 Mei 2023   16:13 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabies merupakan suatu infeksi virus yang menyerang otak dan sistem saraf. Biasanya, virus penyebab rabies ditularkan kepada manusia melalui gigitan hewan. Jika tidak segera ditangani, rabies dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian. 

Baru-baru ini sempat  tersiar video kabar korban gigitan anjing liar. Kabarnya anak kecil yang ada dalam video tersebut terlihat  tampak ketakutan dan gemetaran di rumah sakit di Maumere, Nusa Tenggara Timur. Dalam video tersebut, ibu anak tersebut mencoba menenangkannya sementara seorang dokter berada di dekatnya dan mencoba menanyakan apa yang dirasakan oleh anak tersebut dengan menggerakan sesuatu untuk melihat reaksinya.

Ternyata, anak tersebut telah digigit oleh anjing yang terinfeksi rabies di bagian sisi wajahnya pada bulan April sebelumnya. Wajahnya tampak sedikit bengkak. Jika dilihat dari lukanya, gigitan itu terlihat kecil di sebelah sisi pelipis dan berdekatan dengan matanya.

Namun, efek yang ditunjukkan oleh anak tersebut sangat menakutkan, termasuk ketakutan terhadap air (hidrofobia), ketakutan terhadap gerakan, dan cahaya. Beberapa hari setelah kejadian, berita tersebar bahwa anak tersebut telah meninggal dunia.

Angka Kejadian Rabies Masih Tinggi.

Melansir dari Kementerian Kesehatan Indonesia jumlah kematian akibat Rabies di Indonesia masih tinggi, sekitar 100-156 kematian per tahun, dengan tingkat kematian hampir 100 persen. 

Hal ini menunjukkan bahwa Rabies masih merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Dari segi statistik, sekitar 98% kasus Rabies ditularkan melalui gigitan anjing, sedangkan 2% sisanya ditularkan melalui kucing dan kera. 

Salah satu tantangan yang dihadapi saat ini adalah masih ada provinsi di Indonesia yang belum terbebas dari Rabies. Dari 34 provinsi, hanya 8 provinsi yang dinyatakan bebas Rabies, sementara 26 provinsi lainnya masih mengalami endemik Rabies. 

Secara historis, 8 provinsi yang bebas Rabies adalah Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Papua, Papua Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2015-2019), terdapat 404.306 kasus gigitan hewan penular Rabies yang dilaporkan, dengan 544 kematian. 

Pada periode tersebut, terdapat 5 provinsi dengan jumlah kematian tertinggi, yaitu Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Terakhir, pada tahun 2019, dilaporkan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) Rabies di Nusa Tenggara Barat.

Pemerintah NTT Menetapkan KLB Rabies.

Melansir dari Kompas Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, di Nusa Tenggara Timur (NTT), telah menyatakan status kejadian luar biasa (KLB) rabies karena adanya peningkatan kasus gigitan anjing yang terinfeksi rabies di daerah tersebut. Menurut data yang disediakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, sejak Januari hingga Mei 2023, terdapat 518 kasus gigitan anjing. Dari 17 spesimen otak anjing yang diperiksa, 10 di antaranya dinyatakan positif mengidap rabies.

Pencegahan yang bisa dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun