Mohon tunggu...
Nabial C G
Nabial C G Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Hilangnya Makna Kompetisi di Acara SEA Games 2023

15 Mei 2023   19:48 Diperbarui: 15 Mei 2023   20:16 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: AFP via Getty Images/MOHD RASFAN)

Makna kompetisi sebenarnya dalam ajang olahraga adalah untuk menguji kemampuan atlet secara fair dan kompetitif. Namun, keberadaan ajang olahraga seperti SEA Games 2023 di Kamboja, menyisakan tanda tanya apakah makna kompetisi yang sebenarnya masih terjaga atau sudah hilang?

SEA Games atau Southeast Asian Games adalah ajang olahraga multi event yang diadakan setiap dua tahun sekali di negara-negara Asia Tenggara. 

Pertama kali diadakan pada tahun 1959 di Bangkok, Thailand dengan nama SEAP Games (Southeast Asian Peninsular Games). Pada tahun 1977, ajang ini diubah namanya menjadi SEA Games dan diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia. 

Asal usulnya bermula dari sebuah konferensi di Manila, Filipina pada tahun 1958 yang membahas tentang olahraga di Asia Tenggara dan mengusulkan untuk diadakan ajang olahraga yang melibatkan negara-negara di kawasan tersebut. 

Saat ini, SEA Games diikuti oleh 11 negara di Asia Tenggara dan menjadi ajang olahraga yang prestisius dan diantisipasi oleh banyak atlet di kawasan tersebut.

Kamboja sebagai tuan rumah SEA Games 2023 yang dapat merugikan Indonesia. Pertama, Kamboja dianggap kurang siap dalam hal fasilitas dan infrastruktur. 

Kedua, ada dugaan Kamboja melakukan pengaturan skor dan manipulasi wasit dalam beberapa pertandingan SEA Games sebelumnya.

Ketiga, terkait keamanan, Kamboja dinilai memiliki tingkat kriminalitas yang cukup tinggi dan banyaknya kasus perampokan terhadap atlet SEA Games sebelumnya. 

Keempat, adanya kecurangan dalam pendaftaran atlet Kamboja yang dinilai tidak memenuhi kriteria. 

Kelima, masih terdapatnya lahan tambang pasir yang menjadi sumber pencemaran air di wilayah Kamboja yang akan menjadi tempat pelaksanaan pertandingan. 

Keenam, belum adanya aturan yang jelas terkait asuransi kesehatan bagi atlet yang akan berpartisipasi dalam SEA Games. 

Ketujuh, kurangnya aksesibilitas informasi terkait SEA Games 2023, seperti ketentuan teknis dan regulasi, kepada negara-negara peserta. 

Kedelapan, belum adanya informasi mengenai persiapan Kamboja dalam mengatasi pandemi COVID-19 pada saat SEA Games. Terakhir, adanya tuduhan korupsi terkait pengelolaan keuangan SEA Games di Kamboja. Hal-hal ini dinilai dapat merugikan Indonesia dan negara-negara peserta lainnya.

Sepatutnya acara SEA Games ajang kompetisi menunjukkan kualitas olahraga bukan adu kuantitas medali. Kompetisi yang semestinya saling saing dalam permainan olahraga malah terkadang menyulut pertikaian.

Ya semoga kedepannya kita bisa dan mampu saling memahami juga menjunjung sportifitas.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun