Mohon tunggu...
Nabial C G
Nabial C G Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang" Mendefinisikan Rasa Rumah itu Seperti Apa

13 Februari 2023   18:43 Diperbarui: 13 Februari 2023   19:30 1944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang memberikan teguran yang memecut bagi kita sebagai individu. Rasanya memang menjalani kehidupan itu tidaklah harus ideal karena, hidup adalah kumpulan duka, suka , dan duka. 

Impresi menonton film ini membuatku tertegun dengan rasa kagum. "gilaa yaa film Indonesia bisa seperti ini" ucap ku dalam hati. Adegan pembuka memperlihatkan pesawat kertas yang dibawa angin jauh pergi melintasi. 

Terlihat seperti pesan filosofis yang ingin disampaikan oleh sang sutradaranya kita ibarat pesawat kertas yang hanya bisa mengikuti angin membawa kita. Kisah film ini disuguhkan dalam 5 babak, dan disajikan tidak secara linear mungkin untuk sebagian orang akan kehilangan konteks ceritanya jika tidak fokus dalam menyimak. 

Sinematografi film besutan Visinema ini sangat berkelas, entah kenapa sebagai penonton melihat film Indonesia dengan kualitas seperti ini ada rasa kebanggaan yang ingin aku bagikan ke orang-orang. 

Indonesia bisa lohh membuat film berkelas juga. 

Cast & Staff

Foto saat konferensi pers film Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang. (KOMPAS.com/FIRDA JANATI)
Foto saat konferensi pers film Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang. (KOMPAS.com/FIRDA JANATI)
  • Sheila Dara Aisha sebagai Aurora Narendra Putri
  • Jerome Kurnia sebagai Rikitrong Wagner / Kit
  • Lutesha sebagai Ani Suryani / Honey
  • Rio Dewanto sebagai Angkasa Narendra Putra
  • Rachel Amanda sebagai Awan Narendra Putri
  • Ganindra Bimo sebagai Jem
  • Donny Damara sebagai Narendra (Ayah)

Sutradara Angga Dwimas Sasongko
Produser Tersi Eva Ranti
Penulis M. Irfan Ramli & Angga Dwimas Sasongko
Adaptasi Novel NKCTHI Marchella FP 

Sinopsis

 Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang. Foto: Instagram
 Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang. Foto: Instagram

Kota London, menjadi spesial  bagi Aurora disana ia merasa hidup juga penuh harapan  untuk wujudkan impiannya untuk menjadi seorang seniman, dirinya pun bertemu dengan sosok seniman lainnya yang menjadi tambatan hatinya. 

Aurora merasa mirip dan memiliki visi yang sejalan dengannya, sosok itu bernama Jem (Ganindra Bimo). 

Seniman berbakat yang sedang naik daun mereka bertemu di kampus tempat Aurora menimba ilmu yang dimana Jem merupakan seniornya yang juga perantau dari Indonesia. 

Keduanya dimabuk asmara karena, memiliki banyak kesamaan juga saling memahami satu sama lainnya. Hingga mereka berdua memutuskan untuk tinggal seatap demi mendukung satu sama lain dalam berkarya.  

Namun kehidupan romansa mereka berdua tidak berjalan mulus sepenuhnya. Jem yang merasa gagal dengan karyanya melampiaskan emosinya ke Aurora. Pertikaian keduanya memuncak membuat Aurora tidak nyaman tinggal bersama Jem lagi. 

Aurora tidak mendapatkan apresiasi diri dari Jem yang dimana dirinya sudah mencurahkan waktu, tenaga untuk Jem, dan karyanya. Kemudian Aurora keluar dari rumah mereka, dan pergi.

Dalam masa sulitnya tersebut, Aurora pergi ke apartemen kedua sahabatnya; yaitu Honey (Lutesha) dan Kit (Jerome Kurnia) untuk tinggal bersama di apartemen mereka. 

Pertikaian tersebut membuat Aurora harus memundurkan ujian akhirnya, yang dimana seharusnya dia sudah menyelesaikan tugas akhirnya karena, dirinya membantu Jem jadwal ujian harus dirubah kembali, dan hal itu membuat Aurora harus membayar uang kuliah kembali. 

Hal itu membuat  Aurora sulit untuk bertahan hidup dan harus membiayai kuliahnya dengan bekerja serabutan.

Hal itu membuat dirinya  putus kontak dengan keluarga di Indonesia. Dua bulan tanpa kabar membuat Angkasa (Rio Dewanto) dan Awan (Rachel Amanda) menyusul Aurora ke London untuk melihat kondisi Aurora. 

Terkejut dengan kondisi Aurora yang mengkhawatirkan, ditambah hal yang Aurora hadapi membuat Awang dan Angkasa marah. Angkasa dan Awan sepakat memaksa Aurora pulang. Aurora yang merasa rendah karena, mimpi, kuliahnya, dan kehidupan percintaan bermasalah merasa tertekan dengan kekhawatiran kakak, dan adiknya. 

Lantas solusi apa yang harus diambil Aurora?

Konflik yang tidak semua orang pahami

Foto: Instagram @jalanyangjauhjanganlupapulang
Foto: Instagram @jalanyangjauhjanganlupapulang

Konflik dalam film ini sebenarnya dekat, dan lekat dengan kehidupan semua orang. Terutama bagi para perantau yang jauh dari rumah. Kita yang merantau sudah diberikan kepercayaan untuk mandiri, disisi lain kita yang harus beradaptasi dengan semuanya membuat kita harus membuang hal-hal yang tidak perlu menjadikan diri lebih tangguh dari sebelumnya.

Dan tanpa terasa tempat kita berjuang, teman yang menemani usaha juga mendukung kita menjadi rumah, dan keluarga yang membuat kita nyaman. Kemudian kita dihadapkan pada keluarga asli kita membawa segudang pertanyaan, dan emosi. 

Bukan empati yang didapatkan malah emosi yang dibuat. Itulah yang dirasakan Aurora yang aku dapatkan dari film ini. Melihat film ini rasanya kalimat "semua bisa dibicarakan baik-baik" menjadi omong kosong. Saling memahami itu sulit, dan pelik. Bukan jarak yang memisahkan tapi, tidak ada saling percaya satu sama lain yang membuat kita terpisah. 

Tidak ada yang jahat atau baik

Walaupun dalam film ini ada hubungan yang kacau dan sosok pasangan yang diperlihatkan manipulatif tapi, jujur tidak ada yang jahat atau baik seutuhnya disini. Kisah film ini mengisahkan sisi manusia yang memang ada pada ditiap orang. Kakak yang merasa harus melindungi adik-adiknya dengan cara apapun, Adik yang selalu khawatir pada kakaknya, pasangan yang meminta dipahami, Teman yang mencaci jika kita berbuat salah, dan ya Aurora adalah refleksi kita. 

Dikala kita tertimpa masalah kita ingin semua orang memahami kita, menerima kita, dan menemani kita. Dalam film ini Kit dan Honey menjadi keluarga kedua bagi Aurora. Melihat keduanya menerima, Aurora , dan mendukungnya terasa iri bagi kita. 

Kit dan Honey menjadi wadah besar bagi Aurora untuk tumbuh, dan memahami dirinya sendiri. Dan ya melihat mereka kadang mengingatkan kita kalau sering kali kita mengabaikan kebaikan teman-teman kita. Interaksi mereka hangat dilihat namun, teguran halus untuk kita yang terkadang sering egois, dan mengabaikan teman-teman kita yang mencoba membantu. 

Belajar merelakan, dan menerima terkadang sulit dipahami

Kisah Aurora mengajarkan kita berusaha, dan berupaya itu terkadang tidak sepenuhnya menjawab. Terkadang merelakan, dan menerima nasib apa yang kita hadapi salah satu langkah terbaik untuk kebaikan diri. 

Tidak apa untuk tidak ideal, tidak apa juga kalau kita salah. Dari sana kita banyak belajar hal juga berkembang. Pulang adalah hal yang bias disaat kita sadar kalau arti rumah yang kita dambakan berbeda dengan keluarga kita. 

Film ini menyadarkan kita arti kata pulang, bagaimana jika kita saat ini sudah berada di rumah? terkadang memang pulang ke rumah bukan kembali tapi lebih tepatnya menemukan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun