Mohon tunggu...
Nabial C G
Nabial C G Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review "The Makanai: Cooking for the Maiko House" Banyak Pelajaran Kehidupannya

14 Januari 2023   21:40 Diperbarui: 16 Januari 2023   10:12 5061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maiko-san Chi no Makanai-san foto: Netflix

The Makanai: Cooking for the Maiko House (Maiko-san Chi no Makanai-san)  merupakan serial baru rilis di Netflix yang memiliki 9 episode.

Serial yang  diadaptasi dari manga yang berjudul sama ini awalnya akan rilis pada tanggal 15 Januari 2023 namun, sepertinya da perubahan, dan akhirnya serial ini rilis hari ini 13 Januari 2023.

Manganya sendiri sempat mendapatkan penghargaan dalam kategori Best Shounen Manga di Shogakukan Manga Award ke-65 di Januari 2020.

Manganya sendiri cukup populer di kalangan pembaca manga sempat, diadaptasi ke anime juga. Dengan jumlah 12 episode,yang dalam satu episodenya berdurasi 25 min.

Animenya sendiri tayang pada Februari 25, 2021 hingga Januari 27, 2022. Melansir dari MAL (MyAnimeList) anime
The Makanai: Cooking for the Maiko House mendapatkan skor 7.02/3164 user.

Serial ini disutradarai oleh Hirokazu Koreeda perannya dalam serial ini bukan hanya dibangku sutradara saja namun, ia juga bertanggung jawab ke penulisan naskahnya. 

Hirokazu Koreeda sendiri bukan nama baru dalam industri film Jepang. Sudah banyak karyanya yang mendapatkan apresiasi oleh pecinta film dipenjuru dunia sebut saja Like Father, Like Son (2013), dan Shoplifters (2018). 

Pemeran

Melansir dari asianwiki pemeran di serial The Makanai: Cooking for the Maiko House yakni:

  • Nana Mori - Kiyo Nozuki
  • Natsuki Deguchi - Sumire Herai
  • Aju Makita - Ryoko
  • Keiko Matsuzaka - Chiyo
  • Ai Hashimoto - Momoko
  • Mayu Matsuoka - Yoshino
  • Takako Tokiwa - Azusa
  • Kairi Jyo - Kenta Nakanowatari
  • Momoko Fukuchi - Tsurukoma
  • Kotoko Wakayanagi - Kikuno
  • Kotona Minami - Kotono
  • Lily Franky - Ren
  • Yukiya Kitamura - Takeshi Ishida
  • Toshinori Omi - Cameraman Seino
  • Kanji Furutachi - Kanjiro Furutachi
  • Keiko Toda - Kimie Sakurai
  • Kayoko Shiraishi - Kiyo Nozuki’s grandmother
  • Arata Iura - Masahiro Tanabe

Sinopsis singkat

Maiko-san Chi no Makanai-san foto: Netflix
Maiko-san Chi no Makanai-san foto: Netflix

Serial ini mengisahkan 2 orang gadis remaja yang hijrah ke Kyoto dari kampung halaman mereka Aomori untuk menjadi Maiko Sumire, dan Kiyo. 

Seorang Maiko adalah orang yang mirip Geisha di Kyoto dan Jepang Barat. Maiko bekerja untuk mementaskan lagu, tarian, dan memainkan shamisen atau alat musik Jepang tradisional lainnya kepada para pengunjung pada Ozashiki

Maiko biasanya berusia 15 sampai 20 tahun dan menjadi Geisha setelah belajar cara menari tarian tradisional, memainkan shamisen, dan mempelajari Kyō-kotoba (dialek Kyoto), tanpa memandang asal mereka.

Untuk menjadi seorang Maiko bukanlah hal mudah. Mereka harus menjalani pelatihan yang ketat, dan memulai pelatihan sedari muda. 

Sumire, dan Kiyo berangkat dari Aomori menuju Kyoto. Sesampai disana mereka disambut ibu asuh mereka. Selama pelatihan mereka dilarang keluar asrama tanpa ijin, dilarang menggunakan smartphone sehingga akses komunikasi mereka terbatas. 

Mereka hanya diizinkan untuk mengirim surat ke keluarga mereka, walaupun sebenarnya dalam asrama tersebut memiliki akses telepon rumah. 

Sumire yang masih belia namun, sudah mendapatkan apresiasi dari para pengajar ia digadang-gadang akan menjadi Maiko yang hebat dimasa depan. Berbeda dengan Kiyo yang terkesan cuek tentang menjadi Maiko

Kiyo hanya sekedar ikut-ikutan saja. Berbeda dengan dedikasi yang ditunjukkan Sumire untuk menjadi Maiko

Hal itulah yang menyebabkan Kiyo mendapatkan teguran dari pengajar. Dari yang awal teguran menjadi pemberhentian. 

Ibu asrama mengatakan kalau Kiyo sudah tidak bisa menjadi Maiko karena, tidak ada peningkatan yang baik selama pelatihannya. 

Kiyo yang mendengar hal itu terkesan biasa saja bahkan tidak ada raut kekecewaan namun, Sumire yang mengetahui hal itu sedih hingga meneteskan air mata. 

Ternyata Sumire dan Kiyo sudah mengikat janji akan menjadi Maiko bersama-sama saat masih di Aomori. 

Pada hari kepulangan Kiyo ke Aomori, yang tadinya menjadi momen perpisahan terjadi insiden dalam asrama. Para senior Maiko yang berada di Asrama mencoba memasa yang berakhir dapur terbakar. 

Hal itu dipicu karena, Makanai (Juru masak asrama) sudah tidak bekerja lagi di sana karena, kondisi kesehatan yang buruk. 

Para senior Maiko merasa kelaparan, dan bosan dengan makanan cepat saji yang mereka makan. Dari insiden itu Kiyo meminta izin pada ibu asrama untuk memasak. 

Kiyo melihat isi kulkas dan ia memasak Oyakodon. Para penghuni asrama maiko senangnya bukan main karena, bisa makan masakan rumahan. Dari sanalah Kiyo dinobatkan menjadai Makanai (juru masak asrama).

Dengan kejadian itu Kiyo masih menetap di Kyoto bersama Sumire yang berproses menjadi Maiko

Tangkapan kehidupan Jepang pada umumnya

Maiko-san Chi no Makanai-san foto: Netflix
Maiko-san Chi no Makanai-san foto: Netflix

Gambaran kehidupan yang digambarkan oleh Kore Eda sebagai sutradara benar-benar bisa menangkap kehidupan sosial Jepang yang modern tapi, masih memegang teguh budayanya. 

Maiko merupakan budaya Jepang yang berkembang dengan baik. Kebiasaan, dan aturan dalam dunia Maiko masih dipegang teguh oleh masyarakat Jepang. 

Keberadaan Maiko menjadi suatu hal yang dibanggakan oleh masyarakat Jepang. 

Dalam film ini Maiko yang bekerja sebagai penari dan menghibur tamu diapresiasi dari segi seninya, bukan suatu hal yang dieksploitasi. 

Walaupun mereka dilatih dalam usia muda yakni 15 tahun, mungkin ini perbedaan budaya yang tidak semua orang bisa memahaminya.

Dan sebenarnya dalam film ada adegan penentangan karena, usia calon Maiko terlalu muda namun terselesaikan dengan baik pada akhirnya. 

Mengenal budaya Jepang

Maiko-san Chi no Makanai-san foto: Netflix
Maiko-san Chi no Makanai-san foto: Netflix

Menonton serial The Makanai: Cooking for the Maiko House semakin lebih mengenal budaya Jepang seperti apa. Ternyata Jepang tidak sehomogen itu masyarakatnya. 

Dalam beberapa adegan Kiyo yang ditugaskan untuk memasak sering kali bingung perihal penggunaan dashi (kaldu kombu). 

Dalam masyarakat Jepang penggunaan dashi cukup umum namun, tiap daerah memiliki rasio, jenis, dan tingkat kepekatan dashi masing-masing. 

Kemudian candaann atau banyolan antar teman diperlihatkan secara natural dalam serial ini. Ada rasa seperti "ouh begini yah orang Jepang kalau ngumpul"

Interaksi antar karakter dalam serial ini cukup bisa menangkap gambaran kehidupan masyarakat Jepang. Dialognya tidak seperti Dorama Jepang yang sering kita saksikan malah terkesan cukup berbeda, dan nyata. 

Tidak meromantisasi makanan

Cuplikan trailer The Makanai: Cooking For The Maiko House. (YouTube/Netflix) 
Cuplikan trailer The Makanai: Cooking For The Maiko House. (YouTube/Netflix) 

Harapan menonton serial ini tentu ingin melihat masakannya akan tetapi, berbeda dengan serial yang sejenis di sini tidak terlalu diperlihatkan makanannya secara estetik. 

Sebut saja Little Forest: Summer/Autumn (2014) yang diperankan oleh Ai Hashimoto juga di sana tampilan memasak dan hasil masakannya menggugah selera. 

Dalam serial ini sorotan makannya tidak terlalu tersorot namun, lebih memperlihatkan ekspresi kenikmatan memakannya. 

Kiyo yang menjadi juru masak di asrama Makanai sering membuatkan masakan yang membuat para penghuni asrama kegirangan. Para penghuni asrama bersyukur dengan masakan yang dibuat oleh Kiyo. 

Terkesan biasa saja tapi, ada kelegaan yang tidak bisa terdeskripsikan saat memakannya, dan mereka selalu habis menyantapnya. 

Kiyo juga selalu perhatian kepada para penghuni asrama, menyiapkan masakan kesukaan mereka. Terutama pada Sumire teman masa kecilnya. 

Minim konflik tapi kaya makna

Cuplikan trailer The Makanai: Cooking For The Maiko House. (YouTube/Netflix) 
Cuplikan trailer The Makanai: Cooking For The Maiko House. (YouTube/Netflix) 

Selama 9 episode menonton serial ini sepertinya konflik dalam serial ini cukup minim. Tidak seperti dorama Jepang yang mendramatisasi suatu hal. 

Padahal ada beberapa elemen yang sebenarnya bisa diulik untuk lebih mendapatkan dramanya.

Akan tetapi sepertinya sang sutradara ingin mengemas serial ini menjadi drama yang menangkap kehidupa masyarakat Jepang yang apa adanya. Walaupun dalam manganya sendiri tidak ada konflik yang terlalu drama.

Proses Sumire menjadi Makanai dan proses Kiyo yang beralih jadi juru masak di sana menurutku elemen yang memberikan makna tersendiri. 

Dalam karakter Sumire kita diperlihatkan usaha, dedikasi untuk pantang menyerah untuk menggapai mimpi, dan dalam karakter Kiyo kita diperlihatkan rasa ikhlas dan menerima apa adanya. 

Walaupun Kiyo gagal menjadi Makanai ia tetap bersyukur bisa menjadi Makanai, dan juga ia menyukai apa yang ia lakukan. 

Hal itulah yang menjadikan serial ini penuh makna. Ada hikmah dan pelajaran tentang nasib, juga tentang berkehidupan. 

Tampil apa adanya

Cuplikan trailer The Makanai: Cooking For The Maiko House. (YouTube/Netflix) 
Cuplikan trailer The Makanai: Cooking For The Maiko House. (YouTube/Netflix) 

Serial The Makanai: Cooking For The Maiko House merupakan tontonan yang layak untuk direkomendasikan. Para karakter dalam serial ini tampil apa adanya. 

Mungkin beberapa orang tidak akan cocok dengan serial seperti ini. Minim konflik, tidak ada scene romantis, dan mungkin para karakter dalam serial ini minim makeup

Bisa dikatakan mereka tampil apa adanya, pakaian yang mereka kenakan kebanyakan kaos oblong, dan pakaian rumahan bukan baju yang modis atau semacamnya. 

Kecuali, adegan yang di mana para karakter sedang menjadi Makanai mereka mengenakan Kimono selebihnya mereka terlihat biasa saja. 

Tidak mau membandingkan tapi, dengan tampil apa adanya sisi humanis dan kecantikan dalam tiap karakter masih dipancarkan.

Serial The Makanai: Cooking For The Maiko House adalah karya yang epik dari Hirokazu Koreeda. Dirinya berhasil memberikan sajian masyarakat Jepang yang apa adanya. 

Tangkapan kamera dalam tiap adegan mungkin terkesan biasa saja, tapi kalau diperhatikan dengan seksama visual dalam serial ini sekelas film. 

Dengan tangkapan yang apa adanya membuat kita bisa memahami makna yang ingin disampaikan dengan baik. Serial ini bisa dinikmati dalam layanan streaming Netfix.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun