Serial Can't Write!?: A Life Without Scenario merupakan serial dari negeri bunga Sakura. Serial yang dibintangi oleh Toma Ikuta sebagai Keisuke Yoshimaru, dan Michiko Kichise Sebagai Nami Yoshimaru ini menurutku pribadi bisa menggambarkan dunia kepenulisan dengan baik. Sedikit review dorama yang menarik dan lucu ini.Â
Serial komedi nan menghibur
Dorama yang rilis pada tahun 2021 satu ini dorama ringan bergenre komedi walaupun hanya menayangkan 8 episode cerita yang terangkum cukup solid. Kisah yang dunia penulis yang diangkat adalah seorang novelis dan penulis naskah. Keduanya memang memiliki perbedaan yang cukup kentara. Walaupun sama-sama dalam dunia penulisan.
Impressi pertama kali menonton serial ini di Netflix tentu mengharapkan kelucuan dari Toma Ikuta, memang tokoh yang satu ini kebanyolannya sudah tidak diragukan lagi. Ia bisa memerankan karakter gesrek yang menghibur para penonton. Sebut saja dorama jepang yang sempat viral dulu yaitu Hana Kimi.
Bisa melihat kelucuan Toma Ikuta lagi
Untuk Gen90an aku yakin tahu dan suka dengan dorama Hana Kimi. Aku ingat dorama tersebut pernah disiarkan di salah satu stasiun televisi nasional Indonesia. Kepopuleran dorama Hana Kimi itu sendiri sempat diadaptasi menjadi sinetron dengan premis cerita yang sama. Namun disiarkan oleh stasiun lainnya.
Serial Hana Kimi memperlihatkan kekoplakan Toma ikuta ia bisa memerankan karakter yang komikal dan mengundang tawa. Ekspresi,gesturnya sangat menghibur, dan sisi itu diperlihatkan juga dalam dorama Can’t Write ini.
Sinopsis singkat
Keisuke  dan Nami  merupakan pasangan suami istri yang memiliki dua anak dan hidup dengan bahagia selayaknya pasangan pada umumnya. Michiko selaku istri memerankan seorang novelis terkenal yang bukunya banyak digemari para pembaca. Sedang kan Keisuke memerankan suami yang menggantikan peran istri dirumah tangga.Â
Istrinya menjadi novelis terkenal membuat keuangan rumah tangga mereka aman tentram. Toma yang seorang penulis naskah selama karirnya menulis hanya berhasil mencapai asisten menulis saja. Belum ada karya dari Keisuke yang dijadikan dorama maupun film.
Dan tiba-tiba di pagi nan cerah dan kala aktifitas yang normal dilakukan ada panggilan telepon dari seorang produser untuk meminta Keisuke menjadi penulis dari dorama tersebut, yang disinyalir dorama tersebut belum ada naskah dan premis cerita. Hanya ada jadwal tayang dan para cast sudah tersedia.
Dorama ini secara jelas menjelaskan bahwa seorang Novelis memiliki kebebasan perihal karakter yang ia imajinasikan dan ia karang sedangkan penulis naskah harus memiliki sisi kompromi dengan para cast, sutradara, dan produser. Namun keduanya sama-sama menulis sebuah kisah dan seorang tokoh.
Dari situlah kekacauan dimulai Keisuke memerankan penulis yang selalu diteror oleh aktor, sutradara, dan produsernya untuk segera menyelesaikan naskah. Keisuke yang baru terjun kembali ke dunia penulisan harus diburu oleh deadline.
Banyak adegan satir nan lucu
Keisuke mengalami banyak tekanan mental hingga membuat ia menjadi halusinasi. Adegan ia stress tidak mengundang empati malah lucu yang didapatkan. Ya dorama ini memang masih dorama komedi.
Terlepas dari adegan komedinya, sisi ia depresi dan halusinasi tidak bisa dipungkiri mungkin bisa dialami oleh para penulis.
Writer's block dan tidak mendapatkan inspirasi menjadikan mood untuk menulis tidak hadir. Aku pribadi kerap mengalami hal itu. Ada rasa kesulitan untuk menulis, dan mengolah mood. Sebagai penonton dan penulis mula-mula rasanya cukup memahami.
Banyak hal yang aku cukup paham. Menulis itu sangat dan teramat susah, mencari ide, menyusun kata-kata. Mengontrol emosi dan mood itu sangatlah sulit. Ya walaupun aku hanya menulis untuk kesenangan dan hobby tapi, aku sangat paham rasanya kesulitan mengubah ide menjadi tulisan.
Dari sisi tontonan dorama yang satu ini tidaklah terlalu rumit hanya seputaran perjuangan Keisuke untuk menyelesaikan naskah dramanya saja. Penggambaran penulis di dorama inilah yang membuatku tertarik.
Banyak pesan moral tentang dunia penulisan
Keisuke yang merasa minder dengan prestasi istrinya yang seorang novelis terkenal merasa ingin mendapatkan pengakuan diri. Sebagai lelaki tentunya aku paham rasanya ingin bisa mendapatkan pengakuan itu. Sisi manisnya istrinya yang pengertian memberikan sentuhan hangat sebagai pasangan.
Keisuke yang merasa minder dan tidak percaya diri karena sudah lama tidak menggeluti bidang penulisan mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya. Beberapa adegan dalam dorama pun memperlihatkan sisi manis anak-anaknya yang begitu pengertian dan mendukung penuh Keisuke untuk menjadi penulis.
Hal itulah yang membuat dorama ini cukup seru untuk diikuti. Walaupun secara esensial dorama ini berisi keluh kesah menjadi seorang penulis namun, dorama ini menyajikannya secara guyon dan terkadang menyelipkan pesan moral yang membuatku berdecak kagum.
Dorama ini bisa disaksikan di layanan streaming Netflix menurutku dorama ini cocok untuk ditonton sebagai tontonan ringan nan seru. Bisa ditonton untuk mengisi waktu luang. Plot ceritanya tidaklah terlalu ribet untuk diikuti.
Penasaran? silahkan tonton dan nikmati kekoplakannya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H