Dan tiba-tiba di pagi nan cerah dan kala aktifitas yang normal dilakukan ada panggilan telepon dari seorang produser untuk meminta Keisuke menjadi penulis dari dorama tersebut, yang disinyalir dorama tersebut belum ada naskah dan premis cerita. Hanya ada jadwal tayang dan para cast sudah tersedia.
Dorama ini secara jelas menjelaskan bahwa seorang Novelis memiliki kebebasan perihal karakter yang ia imajinasikan dan ia karang sedangkan penulis naskah harus memiliki sisi kompromi dengan para cast, sutradara, dan produser. Namun keduanya sama-sama menulis sebuah kisah dan seorang tokoh.
Dari situlah kekacauan dimulai Keisuke memerankan penulis yang selalu diteror oleh aktor, sutradara, dan produsernya untuk segera menyelesaikan naskah. Keisuke yang baru terjun kembali ke dunia penulisan harus diburu oleh deadline.
Banyak adegan satir nan lucu
Keisuke mengalami banyak tekanan mental hingga membuat ia menjadi halusinasi. Adegan ia stress tidak mengundang empati malah lucu yang didapatkan. Ya dorama ini memang masih dorama komedi.
Terlepas dari adegan komedinya, sisi ia depresi dan halusinasi tidak bisa dipungkiri mungkin bisa dialami oleh para penulis.
Writer's block dan tidak mendapatkan inspirasi menjadikan mood untuk menulis tidak hadir. Aku pribadi kerap mengalami hal itu. Ada rasa kesulitan untuk menulis, dan mengolah mood. Sebagai penonton dan penulis mula-mula rasanya cukup memahami.
Banyak hal yang aku cukup paham. Menulis itu sangat dan teramat susah, mencari ide, menyusun kata-kata. Mengontrol emosi dan mood itu sangatlah sulit. Ya walaupun aku hanya menulis untuk kesenangan dan hobby tapi, aku sangat paham rasanya kesulitan mengubah ide menjadi tulisan.
Dari sisi tontonan dorama yang satu ini tidaklah terlalu rumit hanya seputaran perjuangan Keisuke untuk menyelesaikan naskah dramanya saja. Penggambaran penulis di dorama inilah yang membuatku tertarik.
Banyak pesan moral tentang dunia penulisan
Keisuke yang merasa minder dengan prestasi istrinya yang seorang novelis terkenal merasa ingin mendapatkan pengakuan diri. Sebagai lelaki tentunya aku paham rasanya ingin bisa mendapatkan pengakuan itu. Sisi manisnya istrinya yang pengertian memberikan sentuhan hangat sebagai pasangan.