Mohon tunggu...
Si Penonton Layar
Si Penonton Layar Mohon Tunggu... Apoteker - Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Sweta Kartika di JAFF 2022 Kemarin (17th Jogja-NETPAC Asian Film Festival)

11 Desember 2022   11:56 Diperbarui: 11 Desember 2022   22:31 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
JAFF filmfest Talks Dare to be a webtoonist by kwikku

Dia adalah Penasihat Indonesia (2016-2017) untuk perusahaan teknologi hiburan Asia Pasifik, Weying, unicorn dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah Tiongkok yang didukung oleh Tencent, Wanda, dan China Media Capital, untuk berinvestasi di Indonesia. Pada tahun 2017-2022 ia menjabat sebagai Ketua Bidang Promosi Lokasi Badan Perfilman Indonesia yang berhasil membentuk 5 komisi film daerah di Indonesia. Sejak tahun 2020, ia menjabat sebagai Ketua Umum Perkumpulan Semesta Daya Mada (Salaka Credu), organisasi yang memusatkan perhatian pada kewirausahaan perfilman. serta bidang seni, budaya, dan ekonomi kreatif lain.

Selama berlangsungnya acara tersebut mas Sweta Kartika berbagi pengalaman perjalanan ia sebagai kartunis di Indonesia. Dari menjual karyanya, membuat karyanya, dan bagaimana kehidupannya sebagai komikus. Ia juga menyempatkan membahas platform Kwikku  juga. Aplikasi baru untuk kreator seperti penulis novel, webtoonist, pembuat naskah film, dan berbagai macam lainnya. Bagi yang suka dan gemar untuk menulis kisah aplikasi kwikku bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengembangkan karir termasuk menjual karya. Dalam aplikasi kwikku sudah ada monetisasi karya yang bisa menjadi tempat pencarian dana.

Logo KWIKKU via kwikku.com
Logo KWIKKU via kwikku.com

Saat masuk sesi tanya jawab dipersilahkan 3 penanya. Aku memberanikan diri untuk bertanya karena, ada beberapa pertanyaan yang membuat penasaran. Pertanyaan ku berasal dari sudut pandang para penggemar. Jujur ada rasa tegang dan malu untuk bertanya tapi, tidak ingin melewatkan kesempatan tersebut. Ada dua pertanyaan yang aku ajukan kepada mas Sweta Kartika.

1. Apakah ada nama panggilan komik karya dari kreator komik Indonesia seperti Jepang ada Manga, Korea ada Manhwa, dan China ada Manhua?

2. Visual art, komik apakah harus berwarna?

Kurang lebih pertanyaan ini yang membuatku penasaran sebagai pembaca komik. Dari 2 pertanyaan ini Mas Sweta Kartika menjawabnya sangat gamblang , Ia memberikan gambaran terkait webtoon dan komik di Indonesia.

Untuk sebutannya ini sebenarnya sudah ada pembahasan. Mas Sweta memberi tahu kalau sempat ada agenda dan pembahasan untuk penyebutan nama panggilan tersebut mengganti kata komik menjadi cergam (cerita bergambar).

Namun, Mas Sweta memaparkan kalau hal itu bukan hal yang penting. Karena, memang sebutan tersebut dalam dunia kreator tidak menjadi hal urgensi. Sebutan tersebut akan selalu berubah tergantung medianya. Dalam bentuk buku bisa menjadi komik, dan dalam bentuk web bisa menjadi sebutannya Webtoon.

Semua akan menyesuaikan dan selalu ada perubahan dalam tiap eranya. Hal menarik juga disampaikan bahwa Webtoon sudah menjadi haki dari perusahaan Line.

Ternyata era sekarang sudah masuk era komik berwarna. Mas Sweta menjelaskan bahkan komik hitam putih sudah tidak dilirik lagi. Dengan adanya perubahan selera pasar ini Mas Sweta berpesan untuk memaklumi dan untuk para kreator memang mau tidak mau harus beradaptasi dengan hal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun